23. Amarah

4 1 0
                                    

Hei gimana kabar kalian?
Aku harap baik-baik aja<3

Tetap semangat ya, jangan sampe berpikir buat kembali tanpa seijin Tuhan.

Kalian hebat!! Proud of you:)

Oke let's the start reading my story!

Happy Reading🔥

Rasi mendatangi meja Langit dan teman-temannya dengan wajah panik sambil menyeret Elgara, membuat mereka menatap bingung padanya.

"Lo berdua pacaran?" celetuk Dimas asal nyablak

"Mana ada anjir!" sahut Elgara tak terima dan langsung melepaskan tangan Rasi yang masih memegangnya dengan pelan.

Rasi yang baru menyadari hal itu memberikan cengiran polos dan meminta maaf, dia refleks karena sedang panik.

"Eh iya liat Bulan gak?" tanya Rasi cepat dengan wajah yang kembali panik.

"Tuh Bulan," sahut Bara sambil menunjuk ke tempat dimana Bulan sedang berjalan dengan tenang menuju meja di depannya yang tinggal beberapa langkah lagi.

"Astaga! Gimana ini?!" panik Rasi sambil menggigit kuku tangannya, kebiasaannya kalau sedang panik atau gelisah.

"Lo tenang dulu, emang ada apa sih? Kenapa lo panik banget gitu?" tanya Dimas mewakili teman-temannya yang juga penasaran

"Gak bisa kita har-"

Brak!

Ucapan Rasi terhenti karena suara itu, begitu pun dengan aktifitas semua murid-murid yang sedang berada di sana. Mereka mengalihkan perhatiannya pada arah suara itu berasal, ternyata suara itu berasal dari seseorang yang menggebrak meja dengan kerasnya.

Langit kaget mendengar suara itu, tapi dia lebih kaget saat ternyata dalang dibalik itu semua adalah Bulan, seketika otaknya blank.

Oke sekarang kita ke Bulan bye!

"Apaan sih lo, datang-datang ngerusuh!" bentak salah satu dari mereka yang duduk di meja itu.

Bulan tidak mengacuhkannya dan dengan berani menunjuk seseorang yang kebetulan berada di hadapannya.

"Lo Ilham Tanubara kan?" tanya nya memastikan dengan nada rendah, terkesan menahan amarah.

Orang yang ditunjuk merasa kesal dan segera menepis tangan Bulan kasar lalu berdiri dari duduknya.

"Iya, ada masalah apa lo sama gue?" balasnya dengan tak santai

Bulan berdecih sinis lalu menatap Ilham dengan tajam, wajahnya berubah menjadi datar namun auranya tenang. Ilham meneguk ludah melihat tatapan gadis di depannya yang setajam silet, meskipun gadis itu bersikap tenang tapi dia bisa melihat kobaran api di matanya.

"Lo apa-apaan sih, ganggu banget tau gak?!" sentak salah satu teman Ilham yang bernama Wisnu

"Diem lo!" titah Bulan dengan nada yang tak ingin dibantah, sambil mengalihkan pandangan nya pada Wisnu

Wisnu langsung menutup mulutnya, dia sedikit takut mendengar nada suara Bulan.

"Dan lo minta maaf sama Rasi sekarang juga!" lanjutnya kembali memfokuskan perhatian nya pada Ilham.

REMBULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang