22. Will Reply

4 1 0
                                    

Bulan mematung ditempatnya berdiri, dia menelan ludahnya dengan susah payah.

Tidak.

Bukan karena kepala sekolah yang tiba-tiba datang atau ada orang lain yang memergokinya, tapi karena dia mendengar suara perempuan yang sedang menangis. Asal kalian tahu dia itu sangat takut pada yang namanya 'hantu' atau semacamnya.

"Ya Allah badan gue tremor," cicitnya dengan jantung yang sudah berdebar tidak karuan.

Hiks hiks

"Bunda huaa!" pekiknya refleks saat mendengar suara tangis itu semakin jelas

Huaa Mami..

Eh tunggu.

"Kok setannya manggil mami ya," bingung Bulan

"Emang setan suka gitu ya?" tanyanya pada angin yang lewat

:)

Kok dia jahat banget sih hiks...

"Lah itu mah bukan setan anjir, tapi bisa aja kan dia lagi drama biar ada manusia yang nyamperin terus nanti dia cekik deh," opininya ngawur

Otak penulis nya selalu membawanya berpikir sampai ke hal yang tidak normal, membuatnya sering berpikiran negatif tentang suatu hal dan sering dikecewakan oleh ekspetasi nya yang berlebihan.

"Tapi gue penasaran, coba samperin deh kali aja bidadari, asek" ucapnya lagi sambil menertawakan dirinya sendiri yang gila ini

Akhirnya dia pun mencari asal suara tersebut tentunya dengan perasaan was-was, dibalik pohon beringin yang lumayan besar Bulan bisa melihat sedikit tubuh seorang perempuan dengan rambut hitam yang panjang. Kalau dilihat-lihat dia seperti sedang menelungkupkan kepalanya pada lipatan kakinya.

Bulan sedikit merinding apalagi dia berada dekat dengannya, namun dia juga penasaran karena perempuan tersebut berseragam sama dengannya.

Ting!

Bulan menemukan sebuah ide, dia mengambil batu kecil di sekitarnya dan langsung melemparnya ke arah perempuan itu.

"Aduh," ringis perempuan itu sambil mengusap kepalanya yang terkena lemparan Bulan

"Nah kalo gini gue yakin dia manusia," ucap Bulan bernapas lega lalu melangkah mendekati perempuan itu

"Permisi mbak, ijin bertanya" ujarnya setelah sampai di samping perempuan itu

Perempuan tersebut segera mengangkat kepalanya.

"ALLAHUAKBAR!" pekik Bulan kaget melihat penampilannya yang sudah seperti gembel

"HUA BULAN!" perempuan itu menangis kejer sambil bangkit dari duduknya dan segera memeluk Bulan, membuat Bulan yang tidak bersiap hampir terjungkal.

"Muka lo kenapa jadi mirip monyet gitu Rasi ya ampun."

Perempuan itu adalah Rasi, sahabat Bulan yang tadi pamit ingin menemui pacarnya.

"Gue lagi sedih malah lo hina!" cibir Rasi yang sekarang sudah melepaskan pelukannya dan sedang merapikan penampilannya.

"Lo kenapa nangis kaya kunti gitu? Bukannya tadi lo seneng banget mau ketemu sama cowok lo," tanya Bulan heran

Rasi yang mendengar itu kembali menangis, membuat Bulan kelabakan. Dengan cepat dia memeluk Rasi dan mencoba menenangkan nya.

Setelah merasa tenang Rasi pun menceritakan semuanya, ternyata Ilham hanya menjadikan dia sebagai bahan taruhannya dengan teman-temannya. Ilham kalah dan harus menembak—menyatakan perasaan—pada salah satu anak SMABLAN sampai diterima, bukan hanya itu saja setelah berhasil menjadikannya pacar dia harus mencium pacarnya itu sambil memotretnya.

REMBULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang