⚠KUNCI PEMBUKA NEXT CHAPTER:
8 VOTE + 20 KOMENBismillah! Wahai para siders! Keluarlah kalian!😭🔫
🎶 Beauty and The Beast - Ariana Grande & John Legend
***
Pelataran gedung SMK Galaksi dan Andromeda telah penuh oleh lalu-lalang siswa. Entah yang hendak menyeberang jalan, membeli jajanan pada pedagang kaki lima ataupun yang tengah berusaha membelah kerumunan dengan sepeda motornya.
Wajar, bel pulang sekolah sudah dibunyikan setelah sekian lama menunggu. Dan dengan wajah kusutnya sebab berkutat dengan rangkaian alat tulis, komputer, juga alat praktik laboratorium kini wajah-wajah itu telah tergantikan dengan wajah ceria plus sorot mata berbinar.
Menunggu cukup lama, lelaki berbalut hoodie merah darahnya segera berdiri tegak dari motor sport yang dijadikannya sandaran. Pandangannya tertuju pada tiga orang gadis yang tengah berceloteh panjang-lebar. Tidak peduli meski di sekitarnya amatlah ramai. Dengan langkah panjang, lelaki itu menuntun kakinya untuk membelah kerumunan. Menghampiri ketiga gadis tersebut yang tidak menyadari kehadirannya.
"Di mana Rasa?" Langsung saja ia bertanya. Sontak menghentikan celotehan ketiga gadis di hadapannya.
Menetralkan raut wajahnya yang sempat terkejut, Zela maju selangkah dan menatap sinis pada lawan bicara.
"Peduli apa kamu, hah?!" Nada bicaranya sama sekali tidak bersahabat. Terselip pengusiran yang tersirat.
"Gue serius! Di mana Rasa?"
Zela tergelak.
"Pikir pakai otak!" Nada Zela kian meninggi. "Setelah kamu biarin dia nunggu sampai hujan-hujanan. Menurutmu, apa yang terjadi?!"
Maudy mendekat. Menarik tangan Zela lembut. "Kita pergi aja, Zel," lerainya sebelum menatap Aksa sebal.
"Dia ... sakit?"
Pertanyaan tersebut kembali menghentikan langkah ketiga gadis itu yang hendak menjauh. Berbalik badan, Zela kembali menghampiri Aksa.
"Dia memang suka hujan. Sangat suka malah. Sayangnya, tubuhnya enggak sekuat baja untuk menghadapi suhu dingin yang menyandera." Zela menatap Aksa intens. "Dia ... memiliki alergi dingin, Aksa," imbuhnya.
Spontan Aksa membeku. Langkahnya mulai goyah untuk sekadar menapak di atas tanah.
***
Malam sudah mulai larut. Dingin pun semakin menusuk kulit. Di jam-jam seperti ini, seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk merehatkan badan. Tidur dan melanglang buana ke alam mimpi. Sayangnya, kondisi Rasa yang masih kurang sehat sebab alerginya yang kembali kambuh, membuat gadis itu justru terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alter Ego Boyfriend | End
Teen Fiction[SCHOOL | ROMANCE | SLICE OF LIFE | FAMILY] Bahasa: Indonesia Baku dan Non-Baku, Bahasa Jepang, dan Bahasa Jawa Ngapak Rate: (13+) # 1 in Half Fiction # 7 in Masa SMK # 3 in Matematika # 1 in Akuntansi "Tanganku begitu kasar hingga aku tidak bisa me...