| BAB 32
BAGIAN SATU[Ikannya jelek]
Balasan tersebut terkirim sempurna tanpa susah sinyal. Protes Rasa dilancarkan sebab Arta baru saja mengirimkan sebuah stiker bergerak dari aplikasi Telegram. Ikan bergigi taring nan tajam tengah memeluk bintang laut yang lucu.
[Iya, seperti kamu]
[Gapapa jelek, yang penting kamu suka]
[Aku bintang lautnya. Jadi, aku dipeluk orang jelek]
[Iish, jahat!]
Rasa merengut. Di mana-mana, lelaki akan memuji kekasihnya cantik, bukan jelek seperti yang Arta lakukan. Dan, seharusnya, Arta bisa menjadi sosok romantis yang mau menjadi ikan bergigi taring, yang akan melindungi bintang laut kesayangannya dari makhluk jahat.
Tapi, kok, ini nggak ada romantis-romantisnya coba?
[Aku baik__-]
[Kamu yang jelek. Itu kamu ikan, aku bintang laut]
Idih, bisa-bisanya Arta tidak mau mengalah. Tahu begini, lama-lama Rasa kirimkan santet online saking geregetnya.
[Ada apa, Manisku? Kenapa kesel gitu?]
Tanpa harus diberitahu, Rasa sadar lawan chat-nya telah berubah. Dua bulan lebih menghabiskan waktu bersama, Rasa kian mudah membedakan Asta dan Arta.
Sebab, keduanya, juga sama-sama memiliki panggilan kesayangan sendiri untuknya. Keduanya pun sama-sama memiliki sikap dan kegemaran yang berbeda.
Dari sosial media, baik Rasa maupun kekasihnya tidak pernah menyingkat kalimat satu sama lain. Namun, ada perbedaan di antara mereka yang mampu membuat Rasa dengan mudah mengenali.
Asta tipe lelaki yang mampu menuliskan kalimat panjang lebar, menyelipkan beberapa emoticon dengan berbagai ekspresi untuk menunjukkan perasaan. Sementara Arta, lelaki itu malah cosplay jadi Nissa Sabyan yang mengalunkan "Hm, Hm, Hm". Lengkap dengan stiker beruang kutub dalam animasi We Bear Bears.
Dari sikap secara face to face, Asta bisa jadi sosok yang ceria dan gemar menggoda, tetapi juga mampu menjadi orang yang sangat bodo amat dan kasar kepada orang lain selain Rasa dan keluarga. Dan, Arta, merupakan pribadi yang masih sama datarnya seperti awal bertemu. Namun, bedanya, tatapan lelaki itu lebih hangat. Juga seringkali melindungi dari hal-hal kecil meski jarang mengakui.
Rasa memusatkan kembali pandangannya pada layar ponsel setelah sekian menit hanya cemberut. Asta menyuruhnya untuk tidur, padahal jam dinding belum menunjukkan pukul sembilan malam, sedang Arta tidak tahu ke mana. Lelaki itu malah kabur setelah membuatnya kesal bukan main.
[Enggak mau bobo]
[Terus maunya apa?]
[Mau kamu :(]
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alter Ego Boyfriend | End
Roman pour Adolescents[SCHOOL | ROMANCE | SLICE OF LIFE | FAMILY] Bahasa: Indonesia Baku dan Non-Baku, Bahasa Jepang, dan Bahasa Jawa Ngapak Rate: (13+) # 1 in Half Fiction # 7 in Masa SMK # 3 in Matematika # 1 in Akuntansi "Tanganku begitu kasar hingga aku tidak bisa me...