School

1.2K 109 2
                                    

Pagi yang begitu cerah diiringi dengan angin yang berhembus membuat wajah gadis cantik itu tertutupi oleh rambut lurusnya.

"Huh, akhirnya sekolah lagi," ucap Clara mendengus pelan.

Setelah kebosanannya di rumah akhirnya Clara bisa masuk sekolah lagi, lukanya juga tidak begitu nyeri dan setidaknya sekarang Ia sudah merasa lebih baik dari sebelumnya.

"are you okay?" tanya Barra memeluk dari belakang.

"Yes, I am fine" jawab Clara tersenyum tipis.

Barra melepas pelukannya menatap Clara beberapa menit, pagi ini rasanya Barra ingin melihat wajah Clara lebih lama, baginya wajah gadisnya lebih indah dari apapun.

"Aku mau mandi dulu," ucap Barra mengacak rambut Clara dan berjalan pergi menuju kamar mandi.

Clara kembali menatap langit, cuaca hari ini tidak begitu cerah bahkan langit terlihat gelap, membuat gadis itu termenung mengingat pertemuannya dengan Barra yang tak disangka kini menjadi begitu dekat dengannya, senyuman manis terukir indah di wajah Clara membuat aura psikopatnya tidak terlihat.

Setelah beberapa menit Barra berada di kamar mandi terdengar langkahan kaki, jelas itu suara langkah kaki Barra yang sudah selesai mandi.

Barra mengacak-acak rambutnya dengan tangannya membuat wajahnya yang tampan mengeluarkan pesona indah.

"Mandilah aku sudah selesai!" Perintah Barra sembari mencari pakaian sekolahnya di lemari.

"Pakaianmu sudah aku siapkan di tempat tidur."

Barra tersenyum tulus senyuman yang belum pernah diberikan pada perempuan mana pun, dan kini Clara lah yang mendapatkan senyuman itu.

"Kau sepertinya sudah sangat cocok menjadi istri," goda Barra.

Gadis itu tersipu malu mendengar pujian dari Barra, pipinya kini merah merona membuat dirinya terlihat sangat gemas, Clara segera berjalan cepat menuju kamar mandi menutup wajahnya karena tak ingin Barra melihatnya seperti itu.
Bakal hancur image nya sebagai gadis psikopat jika orang-orang melihat dirinya seperti sekarang.

"Hei kenapa kau menutup Wajahmu?" tanya Barra tertawa.

Clara tak menggubris Barra, segera gadis itu menutup pintu kamar mandi dan menghela nafas lega akhirnya bisa lepas dari Barra yang membuat dirinya menjadi gugup.

Selesai menggunakan pakaian sekolah, Barra segera keluar dari kamar dan menyiapkan roti bakar untuk sarapan pagi ini.

"Dia sangat lama," dercak Barra menatap jam dinding yang tak begitu jauh dari dirinya.

Sudah Sengah jam Barra duduk diruang makan menunggu Clara yang begitu lama keluar dari kamar, padahal mereka hanya ingin kesekolah bukan foto prewedding.

"Apakah dia berdandan?" tanya Barra pada diri sendiri.

"Kau kesal menungguku?" tanya Clara yang akhirinya keluar dari kamar setelah lama Barra menunggunya.

"Kau begitu lama membuatku hampir gila menunggu seperti orang bodoh," ujar Barra menatap tajam.

"Kau memang bodoh," ejek Clara.

Barra menghela nafas berat menghadapi Clara yang begitu menjengkelkan tapi terkadang menjadi imut, ah bisa-bisa Barra menjadi Gila karena Clara yang terkadang menjengkelkan dan terkadang menggemaskan.

"Ayo kita berangkat!" Barra merangkul Clara menatap sambil tersenyum, mereka melangkah bersama keluar dari rumah menuju sekolah.

Tiba-tiba saat didepan pintu rumah langkah Clara terhentikan Karena sebuah Kertas dan mawar merah.

Dᴜᴀ Psɪᴋᴏᴘᴀᴛ [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang