Si pengirim Surat

805 82 7
                                    

"Jack aku butuh bantuanmu," ucap Barra dengan wajah yang tertahan amarah.

"Apa?" tanya Jack.

"Cari orang ini," ucap Barra menunjukkan sebuah Poto seorang pria bertubuh kekar.

"Kenapa dengan dia?" tanya Jack penasaran.

"Dia sudah berani menggangguku," jawab Barra mengepalkan tangan.

Jack mengangguk dan segera mengambil lembar Poto yang ada di tangan kanan Barra.

"Kau tenang saja, tunggu disini! Aku akan segera membawa orang ini."

Barra tersenyum ramah dan segera masuk kembali ke dalam rumahnya. Barra menghela nafas kasar, saat ini kepalanya mau meledak karena pria yang menggangunya dan gadisnya.

"Clara," panggil Barra.

Tak ada jawaban dari gadis yang dipanggil olehnya, Ia berjalan menuju kamarnya menaiki setiap tangga.
Rasanya Ia sangat lelah dan ingin sekali beristirahat tapi pikirannya tidak bisa tenang jika belum menemukan pria itu.

Pria yang sudah berkhianat dan mencoba mengambil kekasihnya.

Clara sedang menonton sebuah film bergenre psikopat, Ia mengalihkan pandangannya dari tv kearah pintu kamar saat melihat kekasihnya berdiri disana menatapnya.

"Kau sedang apa?" tanya Clara.

"Melihatmu," jawab Barra tersenyum miring.

"Kemarilah!" ucap Clara menepuk kasur menyuruh Barra untuk duduk disampingnya.

"Kau sangat tenang dan bersantai sedangkan aku mati-matian memikirkan pria brengsek itu," ucap Barra dengan rahang yang mengeras.

"Sudahlah kita tunggu saja sampai orang suruhanmu itu menemukannya," jawab Clara.

"Aku ingin sekali membunuhnya," ucap Barra mengepalkan tangan.

"Aku juga ingin membunuhnya, kau tau? Dia sangat menjijikkan bagiku, bisa bisanya dia menyukaiku."

Barra tertawa kecil mendengar ucapan kekasihnya yang lucu itu, Ia dapat melihat jelas bahwa Clara juga tak menyukai pria brengsek itu dan setidaknya hatinya sedikit lega karena hal itu.

What? Bagaimana mungkin Barra memikirkan bahwa Clara akan menyukai pria itu? Itu sangat lucu.

"Kau tidak mencintainya kan?" tanya Barra memastikan.

Clara membulatkan matanya menatap intens Barra. "Ew, bahkan aku geli mendengar itu," ucap Clara dibalas tawa kecil oleh Barra.

Saat mereka berbicara tiba-tiba seorang anak kecil masuk begitu saja membuat mereka menjadi diam sejenak.

Alex, Ya anak itu sangat merindukan Clara karena sudah seharian penuh tidak menemui Clara.

"Clara aku merindukanmu," ucap Alex duduk ditengah antara Barra dan Clara.

"Kau merindukannya?" tanya Barra menaikkan alis.

"Ya, aku sangat merindukan dia."

"Hei dengar! Kau tidak boleh merindukannya, enak saja kau mengatakan bahwa kau merindukan pacarku," ucap Barra cemburu.

"Kau ini ada saja, dia masih kecil kenapa kau malah cemburu hanya karena dia merindukanku?" Clara tertawa geli tak tahan dengan tingkah Barra yang seperti bayi posesif.

"Barra, aku merindukan pacarmu karena dia sangat cantik," goda Alex.

"Hei beraninya kau.",

Alex segera memeluk erat Clara saat Barra hendak mencubitnya, mereka sudah sering seperti ini.
Barra selalu saja cemburu saat Alex bersama dengan Clara dan Alex selalu saja menggoda Barra dengan mendeketi pacarnya.

Dᴜᴀ Psɪᴋᴏᴘᴀᴛ [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang