Didalam mobil Clara terus bertanya-tanya kepada kekasihnya, pasalnya adalah Barra sudah menyetujui untuk party di rumah Arkan yang jelas jelas bukan teman dekat dari mereka.
"Kau ini bagaimana sih?" tanya Clara.
"Bagaimana apa sayang?" Barra berbalik bertanya kepada Clara dan berpura-pura tak mengerti maksud dari pertanyaan gadisnya.
"Kenapa kau menerima ajakannya?" tanya Clara kesal.
Barra tersenyum tipis, Ia sudah menduga bahwa Clara akan marah jika mengetahui hal ini.
"Tenang saja, aku hanya penasaran seperti apa kehidupannya," jawab Barra.
Clara memutar bola matanya malas, baginya ini bukan lah hal yang penting untuknya.
"Buang-buang waktuku saja," ucap Clara.
****
PartyArkan sedang menikmati kopi panas buatannya, setiap malam tiada hari tanpa kopi panas apalagi malam ini adalah malam yang spesial baginya karena kejutan akan tiba malam ini.
"Itu mereka," monolog Arkan.
Arkan segera bangkit dari duduknya untuk menghampiri sepasang kekasih yang sedang bingung melihat sekitar rumahnya.
"Hai guys," sapa Arkan dibalas senyuman dingin oleh Barra dan Clara.
"Lo bilang ada party tapi kenapa sepi begini?" tanya Barra aneh.
"Kalian datangnya kecepatan, ini masih jam 09.00 sedangkan party nya gue Adain jam 10.00."
"Lol, kenapa Lo nggak bilang?" Barra menjitak kepala Arkan.
"Awhh, bukan salah gue dong, siapa suruh waktu telponan tadi Lo main putusin telponnya padahal kan gue belum selesai bicara," ucap Arkan mencari pembelaan dirinya.
Clara hanya menyimak percakapan dua pria yang berada di dekatnya, rasanya Ia ingin sekali pulang kerumah, baginya lebih baik menonton tv daripada pergi ke acara tidak jelas.
"Kalian mau minum dulu?" tanya Arkan.
"Nggak usah kita belum haus," tolak Barra.
"Tapi gue haus," ucap Clara.
Arkan terkekeh kecil mendengar ucapan dari Clara. "Ternyata dari tadi diam karena kehausan," ucap Arkan dibalas tatapn tajam oleh Clara.
Arkan langsung pergi mengambilkan minuman untuk Clara, sedangkan Clara dan Barra masih mengamati sekitar mereka dan sedikit kagum oleh keindahan rumah Arkan.
Rumah Arkan bisa dibilang sangat indah dan elegan namun rumahnya seperti rumah kosong yang tak berpenghuni, yang benar saja dari tadi Barra dan Clara tak melihat seorang pun dirumah ini, yang ada hanya Barra, Clara, dan Arkan.
"Dia tinggal sendiri mungkin," ucap Barra.
"Mungkin," balas Clara.
Tidak lama kemudian Arkan kembali membawa secangkir minuman dingin, minuman yang sudah disiapkan olehnya.
"Guys, kenapa kalian nggak duduk sih?" ucap Arkan.
"Silahkan duduk," ucap Arkan sambil memberi secangkir minuman kepada Clara.
"Makasih," ucap Clara membuat Arkan tersenyum manis.
"Lo ngundang siapa aja?" tanya Barra penasaran.
"Teman kelas kita doang," jawab Arkan.
Barra mulai merasa bosan sebab tak ada siapapun disini, dan Arkan seperti tidak mengadakan party.
"Hai men, baru segini yang datang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dᴜᴀ Psɪᴋᴏᴘᴀᴛ [𝐄𝐧𝐝]
RomansaCerita tentang Agatha Clarabella dan Barra putra Lesmana. Dua orang dengan jiwa psikopat secara tidak sengaja dipertemukan di SMA Negeri 1 Cakrawala dan menjadi saling jatuh cinta. PERINGATAN: Didalam cerita terdapat adegan kekerasan