"Dokter gimana Pacar saya?" tanya Barra berhenti mengusap kasar wajahnya.
"Pasien Clara harus segera dioperasi," ucap dokter muda itu.
"Segera lakukan operasinya, administrasi akan segera saya urus," ucap Barra sangat khawatir.
"Baiklah kami akan lakukan operasi 2 jam lagi," ucap Dokter tersebut.
"Lakukan Sekarang!" bentak Barra membuat Dokter tersebut terkejut.
"Lakukan sekarang atau kamu akan saya bunuh," ancam Barra.
Dokter tersebut hanya mengangguk, tampak jelas diwajahnya bahwa dokter itu sangat ketakutan apalagi Barra berlumuran dengan darah, membuat dirinya tampak mengerikan.
Barra mengacak kasar rambutnya sambil mondar-mandir diruang UGD.
Dirinya sangat lemah melihat kondisi gadisnya yang kritis tersebut."Bertahanlah sayang," terdengar suara Barra yang sedikit berat.
Barra kembali mengingat mimpinya, ini seakan hampir sama seperti yang ada didalam mimpinya, namun Ia tidak ingin jika Clara meninggalkannya seperti dimimpi itu.
Barra melihat Clara dari jendela, dirinya sangat rapuh, semangatnya mulai memudar, dan air matanya terus mengalir di pipi mulusnya.
"Clara bangun dong," Monolog Barra.
****
Barra terbangun dari tidurnya, Ia langsung melihat kearah ruang UGD dan berlari mencari dokter."Dok gimana Clara?" tanya Barra.
"Operasinya lancar tapi pasien belum sadarkan diri," ucap Dokter tersebut kemudian meninggalkan Barra.
Barra sedikit lega mendengar bahwa operasinya berjalan dengan lancar, namun hatinya masih sakit karena gadisnya masih belum juga sadarkan diri.
Barra masuk kedalam ruang UGD dan duduk disamping tempat tidur Clara, Ia memegang tangan Clara, dan menciumnya.
"Hai bby, Wake up please!" Lirih Barra.
"Clara sayang, ayolah bangun!" Barra terus berusaha untuk membangunkan Clara.
"Apa Lo nggak mau lihat wajah Gue lagi?" tanya Barra dengan rasa sesak dihatinya.
"Gue sayang Lo," Ucap Barra tak kuasa menahan air matanya.
Namun tak ada jawaban dari gadis cantik tersebut, Ia masih tertidur pulas dan tak bangun.
Membuat Barra jadi frustasi melihat Clara yang tak kunjung bangun."Clara bangun," ucap Barra yang mulai melemas.
Sudah 2 jam Barra menunggu Clara sadar sehingga tertidur disamping Clara, Hari ini Ia benar benar sangat lelah karena tak berhenti menangis dan menahan sesak di dadanya.
"Barra?" Lirih Clara yang sudah sadar.
Clara mengusap rambut Barra dan tersenyum melihat Barra yang tertidur, Ia menatap Barra dengan tatapan sangat dalam.
"Hem, Clara kamu udah bangun?" Barra mengusap wajahnya.
"Kamu kelelahan ya?" tanya Clara dengan suara yang masih terlihat lemah.
"Enggak kok, aku cuma ngantuk aja tadi, kamu lama banget sih bangunnya," keluh Barra.
"Maafin aku ya," ucap Clara tersenyum haru.
Ia benar-benar terharu melihat Barra yang begitu peduli padanya, mungkin saat ini Barra lah yang memang selalu ada untuknya.
Clara gadis Psikopat cantik itu kini telah memberikan hatinya untuk Barra Putra Lesmana."Aku mau pulang," ucap Clara.
"Kamu masih sakit jadi harus tetap disini dulu jangan pulang dulu, aku nggak mau keadaan kamu semakin parah," ucap Barra mengusap pipi gadis miliknya.
"Tapi aku nggak suka dirumah sakit, aku mau nya pulang, please ya kita pulang," rengek Clara dengan mengerdipkan matanya.
"Yaudah kita pulang, tapi kamu harus tinggal dirumah aku untuk sementara," ucap Barra menarik pelan hidung mancung Clara.
"Tapi Pak Dion?" tanya Clara.
"Nanti aku yang akan nyuruh Pak Dion buat ke rumah aku dan tinggal juga di rumah aku," jawab Barra tersenyum kepada gadis psikopatnya.
Clara mengangguk sambil tersenyum, menuruti perkataan Barra. Ia juga ingin lebih lama bersama dengan Barra.
****
"Ayo sayang hati-hati," ucap Barra menuntun Clara berjalan.Clara menghentikan langkahnya dan berdiam diri, membuat Barra menatapnya dengan heran.
"Kenapa?"tanya Barra lembut."Gendong aku," ucap Clara dengan sangat manja.
"Sial, bisa tidak wajahmu jangan seperti itu? Sungguh menganggu diriku" ucap Barra mengendong Clara.
"Apakah kau menyukai wajahku yang seperti ini?" tanya Clara memanyunkan bibirnya sehingga wajahnya yang dingin itu tampak sangat imut menggemaskan.
"Dasar gadis nakal," ucap Barra tersenyum miring.
Clara tertawa kecil, senang?tentu saja.
Saat bersama dengan Barra Ia benar benar merasakan kesenangan tak seperti biasanya yang sunyi dan hampa, kali ini hatinya sudah terisi oleh sosok pria yang sangat menyenangkan baginya."Badanmu sangat bau," ledek Clara.
Barra menatap Clara yang berada digendongannya. "Ini bau darahmu," jawab Barra.
"Segera bersihkan," ucap Clara tersenyum tipis.
"Baiklah nyonya Clara," ucap Barra menekankan kalimat nyonya.
Clara tersipu malu dengan perlakuan yang diberikan oleh Barra, pria ini sungguh sudah membuatnya jatuh cinta, sampai-sampai membuatnya tak ingin jika berjauhan dari Barra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dᴜᴀ Psɪᴋᴏᴘᴀᴛ [𝐄𝐧𝐝]
RomanceCerita tentang Agatha Clarabella dan Barra putra Lesmana. Dua orang dengan jiwa psikopat secara tidak sengaja dipertemukan di SMA Negeri 1 Cakrawala dan menjadi saling jatuh cinta. PERINGATAN: Didalam cerita terdapat adegan kekerasan