"Anak anak hari ini kita dapat kabar duka yaitu Karin terbunuh dengan badan yang penuh dengan tusukkan," ucap kepala sekolah.
Semua murid sedang berkumpul di lapangan, mereka semakin ketakutan karena sudah dua murid yang tewas, pasalnya murid murid yang tewas adalah murid yang sebelum mati pernah menggangu Clara.
Semua murid mulai bergosip.
"Apa Clara pelakunya?"
"Ih serem banget, cantik sih tapi kok pembunuh,"
"Kita kan belum tau dia atau bukan"
"Tapi kemungkinan dia sih"
"Iya semenjak dia datang kesekolah ini sudah 2 murid yang tewas terbunuh"
Ya begitulah sekiranya gosip yang mereka bicarakan, namun hal itu tak membuat Clara merasa panik karena dia sudah membereskan masalah ini dan tak ada jejak yang tertinggal.
Clara berbisik kepada Barra. "Apa kau sudah menghapus pesanmu di ponselnya?" tanya Clara.
"Tenang, semua sudah kuhapus," jawab Barra dengan santai.
Sementara Gio? Dia tak ada habisnya terus saja menatap Clara dengan penuh rasa curiga dan takut.
Karin sudah tewas mungkin nanti gilirannya yang akan mati terbunuh oleh gadis psikopat itu.
"Aku tau itu kau," monolog Gio."Sepertinya Gio mencurigai kita," bisik Barra kepada Clara.
Clara tersenyum devil, ia sudah tau hal itu namun entah kenapa ia tidak ingin membunuh Gio terlalu cepat.
"Aku masih ingin dia hidup," ucap Clara dengan menatap kearah Gio.
"Apa kau menyukainya?" tanya Barra cemburu.
"Tentu saja tidak, aku hanya suka melihat dia merasa ketakutan dan aku ingin melihat rasa takutnya lebih lama lagi," jawab Clara membuat Barra menjadi Lega.
Entahlah rasanya Barra sangat tidak suka jika ada Pria lain yang harus mengisi hati Clara. Clara punyaku~Barra. Jika ada seseorang yang mencoba mengambil Clara darinya maka orang itu harus bersiap-siap untuk mati ditangannya.
****
Dikelas semua murid menatap Clara dan Barra yang semakin hari semakin dekat, mereka berdua menjadi couple yang sangat heboh disekolah itu.
Ada sebagian yang tidak suka dan ada sebagian yang menyukai mereka."Anak-anak hari ini pelajaran saya ya," ucap Pak Devan menatap Clara.
Clara menatap Devan dengan tatapan yang mengerikan seperti singa yang ingin menerkam mangsanya.
"Kenapa kamu menatap saya seperti itu?" tanya Pak Devan dengan nada kesal.
"Saya?" tanya Clara.
"Iya kamu, sangat tidak sopan, nanti kamu keruangan saya!" ucap Pak Devan.
"Bukannya bapak yang menatap saya terlebih dahulu?" Clara membalikkan pertanyaan kepada Pak Devan membuat siswa sedikit kaget.
"Saya tidak menatap kamu," bentak Devan.
"Hei, turunkan nada bicaramu pada pacar saya!" Bentak Barra dengan mata yang memerah.
Clara tersenyum tipis dan berdiri berjalan mendekat kearah Pak Devan, si guru muda yang sudah berani mengusik ketenangannya.
"Apa yang kau pikirkan saat kau menatapku?" tanya Clara memegang tangan Pak Devan.
Sontak semua murid kaget melihat perlakuan Clara yang seperti itu, berani sekali Clara menyentuh Guru seperti itu.
"Lepaskan tangan saya," ucap Pak Devan memalingkan wajahnya.
"Pak Devan seperti guru yang kehausan wanita," ucap Clara kembali ke tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dᴜᴀ Psɪᴋᴏᴘᴀᴛ [𝐄𝐧𝐝]
RomanceCerita tentang Agatha Clarabella dan Barra putra Lesmana. Dua orang dengan jiwa psikopat secara tidak sengaja dipertemukan di SMA Negeri 1 Cakrawala dan menjadi saling jatuh cinta. PERINGATAN: Didalam cerita terdapat adegan kekerasan