Seorang anak kecil yang berumur 6 tahun memasuki rumah Barra, rumah yang indah tapi mempunyai kenangan pembunuhan yang begitu Kejam.
"Kau suka rumah ini?" tanya Clara memegang dagu anak tersebut yang dibalas dengan anggukan.
"Baiklah sekarang ini akan menjadi rumahmu," ucap Clara mengusap kepala anak tersebut.
"Benarkah ini rumahku?" tanya Anak tersebut tidak percaya.
"Iya, kau bisa tinggal disini," jawab Clara memberikan sedikit senyuman.
"Clara apa kau serius?" tanya Liora menaikkan satu alisnya.
"Dia tidak pernah berbohong," jawab Barra melipat kedua tangannya didada menatap Liora sedikit tajam.
Flasback on.
"Ku mohon aku sudah cukup tersiksa akan hal ini, jangan bunuh aku!" ucap Liora tak berhenti memohon dengan tubuhnya yang mulai gemetar ketakutan.
"Baiklah kali ini kau sangat beruntung karena aku berbesar hati untuk tidak membunuhmu, tapi aku juga tak akan membiarkanmu untuk pergi dari rumah ini," ujar Clara.
"Maksudmu?" tanya Liora kebingungan.
"Barra kita akan pergi menjemput anak Liora," ucap Clara menatap kearah Barra lalu kembali menatap Liora yang semakin bingung.
"Tolong jangan libatkan anakku!" tegas Liora.
"Tenanglah Liora, aku tak akan menyakitimu dan anakmu itu, aku ingin kau dan anakmu tinggal dirumah ini," jawab Clara berbisik ditelinga Liora.
Liora tak mengerti dengan apa yang ada dipikiran Clara saat ini, Apa mungkin dia akan membunuh Liora bersama anaknya?
Entahlah perempuan polos itu sangat tidak mengerti dengan keadaan yang seperti ini."K-kau se-serius Clara?" tanya Liora terbata-bata.
Clara tak langsung menjawab, Gadis itu menatap Liora dari atas sampai bawah dan kemudian menarik dagu Liora dengan sedikit kasar. "Aku tak pernah main-main!" tegasnya.
"Tapi kau harus ingat satu hal," ucap Clara terputus tak langsung melanjutkan ucapannya.
"Apa?" tanya Liora mengerutkan dahi.
"Jangan pernah mengganggu Barra kalau tidak mau kau dan anakmu celaka," jawab Clara membuat Liora merinding ketakutan.
"Kau mengerti itu Liora?" tanya Clara.
"Aku mengerti," jawab Liora mengangguk-angguk.
"Good, baiklah mari kita jemput anakmu!"
Clara menarik tangan Barra melangkah keluar kamar diikuti dengan Liora yang berjalan, mereka segera memasuki mobil untuk menjemput Anak Liora.
Flasback off.
"Siapa namamu, nak?" tanya Barra menangkup pipi anak tersebut.
"Alexander pramana," jawab anak tersebut.
"Alex?" tanya Barra dibalas senyuman dari anak itu.
"Oke nama yang bagus, mulai sekarang kau harus membiasakan diri tinggal di rumah ini," ucap Barra tersenyum tipis.
"Iya, aku sudah memperkenalkan namaku tapi kalian belum," ujar Alex menatap Clara dan Barra.
Barra tertawa kecil karena melihat anak Liora yang sangat pandai berbicara. "Namaku adalah Barra dan dia adalah kekasihku, namanya Clara," ucap Barra menunjuk kearah Clara yang tengah tersenyum.
"Kalian sepasang kekasih?" tanya Alex.
"Iya," jawab Barra singkat.
"Mama, kenapa kau tak punya kekasih?" tanya Alex membuat Liora sedikit kaget karena tak tau harus menjawab seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dᴜᴀ Psɪᴋᴏᴘᴀᴛ [𝐄𝐧𝐝]
RomanceCerita tentang Agatha Clarabella dan Barra putra Lesmana. Dua orang dengan jiwa psikopat secara tidak sengaja dipertemukan di SMA Negeri 1 Cakrawala dan menjadi saling jatuh cinta. PERINGATAN: Didalam cerita terdapat adegan kekerasan