Semua murid berkumpul di lapangan semua tampak ketakutan dan kebingungan, mereka tak menyangka bahwa Kenzy pergi dengan cara mengenaskan. Ada sebagian dari mereka yang memang tidak menyukai Kenzy namun sangat merasa kasihan.
Semua murid bertanya tanya siapakah pembunuhnya, Barra dan Clara mereka hanya diam menunjukkan wajah datar seakan-akan ini bukanlah hal yang penting. Namun Barra, Ia bertanya dalam hati siapakah pembunuh itu?
Barra belum sempat membunuh satu orangpun disekolah ini, apakah ada psikopat selain dirinya disekolah ini?"Letakkan tas kalian," perintah kepala sekolah.
Guru-guru mulai menggeledah satu persatu tas para murid, menatap wajah murid untuk siapakah yang pantas dicurigai.
"Apakah kalian lupa bahwa Orangtua Kenzy adalah donatur terbesar disekolah ini, mengetahui hal ini pasti akan membuat orangtuanya menarik Dana untuk sekolah ini," ucap Kepala sekolah dengan raut wajah yang memerah tampak bahwa dia sangat marah.
"Tidak ada satupun yang membawa benda tajam Pak," ucap Salah satu guru BK.
"Bagaimana mungkin, cek semua cctv Yang ada disekolah ini," perintah Kepala sekolah.
Clara tetap terlihat sangat santai dan tenang, wajahnya benar-benar datar seakan-akan tidak melakukan apa-apa.
"Pak, cctv tidak bisa diputar," ucap Pak Budi.
Semua murid kembali bertanya tanya bagaimana bisa pembunuh itu bisa secepat itu setelah membunuh langsung menyetel bagian cctv sekolah.
"Baiklah silahkan masuk kelas masing-masing!" Perintah kepala sekolah.
***
Tidak lama kemudian orangtua Kenzy segera datang kesekolah setelah mendapat telepon dari sekolah bahwa anaknya tewas terbunuh.
"Saya tidak terima," ucap ayah Kenzy menaikkan nada bicaranya.
"Mohon maaf pak, kami pun tidak tau mengapa Kenzy bisa dibunuh seperti itu," ucap Kepala sekolah.
"Saya akan menarik semua bantuan yang saya beri untuk sekolah ini," ucap Ayah Kenzy dengan wajah memerah.
Sementara ibu Kenzy hanya bisa menangis sejadi-jadinya karena anak semata wayangnya sudah tiada lagi.
"Pak tolong ini bisa dibicarakan baik-baik," ucap Kepala sekolah memohon.
Namun orang tua Kenzy tak perduli mereka segera pergi meninggalkan sekolah tersebut dengan perasaan emosi yang sangat membeludak.
***
"Sayang ya anak-anak Kenzy pergi dengan cara yang mengenaskan seperti ini," ucap guru paru baya tersebut."Iya buk, kayaknya sekarang sekolah kita harus waspada deh," ucap salah satu murid.
Gio menatap curiga kepada Clara, karena sebelumnya Clara bilang bahwa ia senang bermain-main dengan benda tajam, namun Gio tidak mempunyai bukti untuk memberi tahu kepada guru tentang kecurigaannya. Clara menoleh kearah Gio karena merasa Gio terus memperhatikannya, Gio langsung memalingkan pandangannya.
Clara yang tahu bahwa Gio mencurigainya pun hanya tersenyum tipis tanpa rasa takut bahwa Gio akan memberitahu guru.Sedangkan Barra ia masih sibuk bertengkar dengan pikirannya, Ia penasaran siapa psikopat selain dirinya. Dan memperhatikan setiap wajah murid dan saat menatap pada Clara entah mengapa Ia merasakan keanehan, sikap Clara hampir sama dengan dirinya bahkan saat yang lain tengah berbincang dan ketakutan tapi Gadis itu terlihat sangat santai seperti dirinya.
"Anak-anak jam pelajaran sudah habis, dan ini waktunya untuk pulang maka kalian harus berhati-hati terutama untuk Clara dan Barra kalian kan anak baru disekolah ini jadi ibu harap kalian lebih berhati-hati juga ya, dan mohon maaf atas perkenalan yang kurang menyenangkan," ucap guru tersebut panjang lebar.
"Iya kasihan Clara cantik baru masuk udah dikejutkan dengan berita ini," ucap salah satu laki dikelas itu.
Namun Clara hanya diam dengan wajah datarnya tanpa mau menjawab apapun.
"Lebay banget sih," ucap Karin menatap malas. Karin adalah murid yang dulunya selalu dipuja oleh laki-laki disekolah SMA Negeri 1 Cakrawala,namun menjadi terlupakan karena kedatangan Clara.
"Yaelah iri aja Lo sama Clara," ucap Rendy murid laki-laki yang kagum terhadap kecantikan Clara.
Clara menatap Karin dengan tatapan datarnya. Ia tertarik terhadap Karin sepertinya target berikutnya adalah Karin gadis cantik yang mulai redup disekolah.
***
Saat Clara hendak masuk ke dalam mobil merah miliknya, Gio tiba-tiba menarik tangan Clara dan menatap tajam kepada Clara.
"Ada apa?"tanya Clara cuek.
"Lo kan yang bunuh Kenzy dibelakang sekolah?"tanya Gio serius.
"Kenapa gue?"tanya Clara tanpa ekspresi.
"Karena Lo bilang ke gue sebelum itu kalau Lo suka main-main dengan benda tajam, dan Kenzy tewas dengan tancapan pisau di lehernya," ucap Gio sangat yakin dan tidak merasa takut berhadapan dengan Clara.
"Ck, Lo segitu seriusnya dengan apa yang gue ucap?" tanya Clara tertawa kecil.
"Iya gue sangat yakin kalau itu emang Lo," ucap Gio lalu pergi meninggalkan Clara.
Clara menatap Gio yang mulai menjauh darinya, dan tertawa tipis.
"Sepertinya Gio mangsa berikutnya," Monolog Clara.
Clara melihat Barra sedang memandangnya dan tersenyum, ternyata pria itu dari tadi mendengar percakapan antara Clara dan Gio.
"Kenapa dia menatap seperti itu?" Monolog Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dᴜᴀ Psɪᴋᴏᴘᴀᴛ [𝐄𝐧𝐝]
RomanceCerita tentang Agatha Clarabella dan Barra putra Lesmana. Dua orang dengan jiwa psikopat secara tidak sengaja dipertemukan di SMA Negeri 1 Cakrawala dan menjadi saling jatuh cinta. PERINGATAN: Didalam cerita terdapat adegan kekerasan