Chapter 12

446 62 5
                                    

Dari sekian banyak cerita yg prnah ku publish, cuman cerita ini doang yg paling aku takutin buat aku update. Padahal, keseluruhan plot dan castnya aku suka bgt (but doesn't mean aku gak suka ceritaku yg lain, ya 🤣). Entah knapa semangat bgt klo udh mau update ini. Jdi aku minta tolong, jangan patahin smngatku, ya? 🤗

.
.
.
.
.

"Jisoo-ssaem!!"

Seruan itu menghentikan langkah Jisoo, dan menemukan seseorang yang kini berlari mendekat padanya--sudah pasti pula jika ia adalah seseorang yang memanggilnya pula tadi.

"Oh, Jimin ssaem. Ada apa?"

"Ah, tak ada. Hanya ingin membicarakan sesuatu padamu."

Ngomong-ngomong, Park Jimin adalah rekan kerjanya pula di sekolah taman kanak-kanak ini. Sama seperti dirinya, Jimin adalah guru taman kanak-kanak di sekolah itu pula. Mungkin, hanya mereka berdua saja guru muda yang tersisa di sekolah itu dan yang lainnya hanyalah guru yang tentu saja sudah senior.

"Membicarakan sesuatu? Ada apa?"

Jimin tampak mengulum bibirnya sejenak. Entah mengapa ia harus beedebar saat ini. Padahal, ini semua sangat mudah. Hanya tinggal mengatakan keinginannya saja, lalu jika Jisoo setuju, semuanya akan berjalan lancar.

"Ssaem, kau baik-baik saja, bukan?" Jisoo bisa melihat bagaimana gelagat aneh yang pria itu tunjukkan di hadapannya.

"Huh? T-Tidak. Aku baik-baik saja. Hanya saja, apa malam ini kau memiliki waktu luang?"

Jisoo sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, namun akhirnya tetap menjawabnya. "Kurasa, malam ini aku tak akan kemanapun."

Jimin tak bisa menyembunyikan senyumnya ketika mendengar hal itu, "benarkah?"

Jisoo mengangguk, "tapi maaf, mengapa kau menanyakan hal itu padaku?"

"Ah, bukan apa-apa. Hanya saja...a-aku memiliki dua tiket untuk menonton malam nanti. Tadinya, aku ingin menontonnya bersama dengan teman sekamarku. Tapi, dia tiba-tiba saja membatalkannya karena memiliki urusan mendadak. Jadi, daripada terbuang, maka dari itu aku--"

"Hey, kau sudah selesai?"

Jimin menghentikan begitu saja ucapannya, melihat seseorang yang begitu asing dimatanya kini merangkul Jisoo. Sama halnya dengan Jisoo yang semakin terkejut ketika mengetahui siapa yang merangkulnya saat ini.

"Maaf, aku terlambat datang menjemputmu. Kau tak apa, bukan?" Ucapnya, diakhiri dengan memberikan sebuah kecupan di pipi Jisoo.

Dan tentu saja, hal itu membuat baik Jimin yang melihatnya dan Jisoo yang menerimanya semakin terkejut. Yang lebih menyebalkan adalah karena Jisoo bahkan tak merasa marah akan kecupan itu, malah jantungnya berdebar dengan cepat saat ini. Atau mungkin, karena Jisoo tak pernah merasakan hal ini setelah sekian lamanya. Begitu dekat dengan seorang pria dan bahkan menerima sebuah kecupan.

"Ah, maaf. Jika aku sudah melihat pada kekasihku, aku tak lagi bisa melihat ke sekitarku." Ucap Jungkook pada Jimin, sebelum kembali menatap pada Jisoo.

Jisoo tentu saja semakin terkejut di sana ketika mendengar ucapan Jungkook. Ck, apa-apaan pria itu sehingga dia berani mengucapkan kalimat itu? Kekasih katanya?

"K-Kekasih?"

"Benar. Wae?" Lalu pandangan Jungkook menatap pada Jisoo. "Kau tak mengatakan pada siapapun kekasihmu ini?"

"Huh?" Jisoo semakin dibuat bingung mendengarnya. Dan Jungkook yang mendengarnya hanya semakin melebarkan senyumnya, mencubit dengan gemas pipi Jisoo. "Kau semakin hari semakin menggemaskan saja."

love scenario ❌ namliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang