Sekiranya sudah sekitar lima-belas menit Jennie masih berada di posisinya. Seolah bertarung dengan pikirannya sendiri apakah ia harus menambah langkahnya untuk masuk ke dalam gedung di hadapannya, atau berbalik dan membuang begitu saja niatnya yang datang saat ini.
Jennie memang bodoh sekali, masih merindukan Yoongi padahal dirinya sendiri yang menyuruh pria itu untuk menjauh darinya. Bahkan menyuruhnya pula untuk tak menghubunginya dan memberikan banyak waktu untuknya. Dan disinilah dirinya sekarang, dengan sebuah kotak bekal di tangannya.
Helaan nafas itu keluar darinya, memilih untuk beranjak pergi saja. Tidak, ia tak bisa begitu saja seperti ini. Bagaimanapun, kesalahan Yoongi padanya begitu menyakitinya. Setidaknya pria itu juga harus merasakan sedikit rasa sakit yang Jennie rasakan.
Namun langkahnya yang sudah akan beranjak terhenti, menemukan sosok yang sebenarnya sangat tak ingin ia temui dan kini perlahan beranjak mendekat padanya.
Jennie berusaha untuk tak peduli, memilih untuk melewatinya saja. Namun ucapan dari sosok itu kembali menghentikan langkahnya.
"Kau menang."
Jennie berbalik, untuk menatap Sohee yang juga kini menatap padanya.
"Apa maksudmu?"
Sohee sempat berhela, kembali mengikis jarak di antara keduanya.
"Kau menang atas semua ini. Aku dan Yoongi Oppa sudah berakhir. Bukankah hal itu yang kau inginkan? Oppa bahkan seolah menganggap kehadiranku adalah angin lalu dan berusaha untuk tak bertemu tatap denganku."
Jennie sempat terdiam akan hal itu, masih tak percaya dengan apa yang ia dengar sebenarnya.
"K-Kau pikir, aku akan percaya dengan semua itu?"
Sohee kembali berhela, "jika kau tak percaya, itu terserah padamu. Sekarang yang ku punya hanya karirku, dan aku tak mau karirku pun ikut meninggalkanku. Dan yang terpenting, aku ingin meminta maaf padamu. Walaupun aku tahu aku mungkin tak akan semudah itu dimaafkan olehmu."
Jennie kembali tak percaya dengan apa yang ia dengar, berusaha untuk tak mudah begitu percaya akan ucapan Sohee. "Aku sudah cukup dengan semua omong kosongmu." Dan setelahnya, Jennie memilih untuk beranjak pergi seperti keinginannya sebelumnya.
"Setidaknya dengarkan penjelasannya mengapa dia sampai melakukan semua ini padamu."
Ucapan itu lagi-lagi menghentikan Jennie, namun kali ini tak berbalik untuk menatap pada Sohee.
"Aku tahu, sakit hati karena diduakan oleh orang yang kau cintai memang tak mudah untuk hilang dan dimaafkan. Tapi setidaknya kau harus mendengarkan Oppa, Jennie-ssi. Atau, pikirkan bagaimana dia yang selama ini menahan dirinya dan menyetujui saja ketika kau menyuruhnya untuk menjauh. Tidakkah kau merasa jika dia merasa bersalah atas semua ini?"
Jennie masih diam, dan Sohee yang melihat semua itu hanya berhela dan berusaha untuk mengerti Jennie. "Aku tak masalah jika kau tak mau memaafkanku, tapi dengarkan Oppa untuk sekali ini saja. Setelahnya, kau bisa memutuskan apapun."
Lagi, tak ada reaksi apapun dari Jennie. Melanjutkan kembali langkahnya tanpa Sohee bisa menghentikannya kali ini.
.
.
"Lisa?"
Panggilan itu mengalihkan pandangan Lisa. Raut wajahnya bahkan seketika berubah ketika mengetahui siapa yang memanggilnya tadi.
"Hey, sudah lama rasanya tak bertemu denganmu."
Lisa memasang senyum canggungnya, membalas pelukan Ibu Namjoon itu sebelum akhirnya menjauhkan dirinya dengan masih menatap Lisa dengan senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love scenario ❌ namlice
Fanfiction[18+] ✔ Kita jatuh cinta dan saling bertemu, Membuat sebuah kenangan yang tak ingin terhapus, Sebuah melodrama yang indah, Dengan akhir cerita yang indah pula, Itu semua sudah cukup, karena aku mencintaimu. ----- ©iamdhilaaa, 2020