Chapter 21

438 40 3
                                    

Chaeyoung hampir saja memekik terkejut, ketika melihat presensi seseorang yang berada di dapurnya. Bahkan kantuknya tak lagi ia rasakan karena dirinya masih diselimuti keterkejutannya.

"Kau seperti melihat hantu."

"Kau bahkan lebih menyeramkan daripada hantu." Jawab Chaeyoung lebih ketus, membuka lemari pendingin dan mengambil sebotol air seperti tujuan awalnya.

Namun Seokjin hanya tertawa pelan, melanjutkan pekerjaannya yang tengah membuat sarapan saat ini. Sementara Chaeyoung memilih untuk duduk pada salah kursi meja makan.

Ngomong-ngomong, Chaeyoung benar-benar lupa tentang Seokjin yang datang ke apartemennya semalam. Memaksa masuk dan bahkan menginap pula. Chaeyoung tak punya pilihan lain selain membiarkannya, bahkan Seokjin tak masalah jika ia harus tidur di sofa ruang tengah mengingat Chaeyoung hanya memiliki satu kamar--dan tidur bersama juga bukan pilihan yang baik bagi Chaeyoung.

Seokjin meletakkan dua piring berisi roti sandwich yang ia buat beserta dua gelas susu, masing-masing di hadapan dirinya dan Chaeyoung.

"Terima kasih."

"Sebenarnya ada yang hal yang bisa kau lakukan sebagai ucapan terima kasihmu itu."

Chaeyoung terlihat bingung, namun tetap diselimuti rasa penasarannya. "Apa maksudmu?"

"Hari ini, pergi berkencan denganku."

Beruntung sekali Chaeyoung belum memakan roti sandwich miliknya, atau tengah meminum susu dan malah tersedak karena ucapan Seokjin.

"Kau bercanda?"

"Apa aku terlihat bercanda saat ini?"

Chaeyoung menghela nafasnya, terlihat begitu lelah dengan sikap Seokjin akhir-akhir ini. "Aku benar-benar tak mengerti denganmu. Kau datang kemari dan memaksa untuk menginap. Lalu mengajakku berkencan. Memangnya, dimana kekasihmu itu? Kenapa tidak ajak saja dia?"

"Kau lihat bukan jika aku telah berpisah dengannya kemarin?"

"Ck, aku tak peduli dengan semua itu. Jadi kumohon, jangan ganggu aku lagi dengan semua tingkah anehmu itu."

Chaeyoung beranjak, sudah tak mau lagi berurusan dengan Seokjin.

Namun baru beberapa langkah ia melewati Seokjin, satu tangannya telah digenggam dan membuatnya menghentikan langkahnya kali ini. Bertemu pandang dengan Seokjin yang juga menatap padanya saat ini.

Astaga, Chaeyoung benar-benar mengutuk dirinya saat ini. Menjadi wanita paling bodoh hanya karena berdebar akan tatapan Seokjin padanya. Sudah jelas sekali pria itu menyakitinya, namun hingga saat ini Chaeyoung masih tak bisa menghilangkan perasaannya pada pria itu. Ternyata tak semudah saat ia mengucapkan akan melupakan Seokjin dan mencoba untuk tak mengingatnya lagi.

"Apa yang kau lakukan? L-Lepaskan aku."

Sialan. Suaranya terlihat sekali jika ia begitu gugup tadi. Tak mendapatkan respon apapun ataupun Seokjin yang setidaknya mengendurkan genggamannya.

Namun kejadian selanjutnya tentu saja membuatnya terkejut, ketika Seokjin menariknya mendekat dan mencium bibirnya. Kedua tangan Chaeyoung berpegang pada bahu Seokjin, masih terlalu terkejut dengan apa yang pria itu lakukan.

Chaeyoung terhenyak oleh ciuman itu. Bahkan belum membalas apapun dan masih terdiam di posisinya. Hingga akhirnya Chaeyoung mulai menyadarinya, sedikit mendorong tubuh Seokjin agar menjauh darinya. Namun tetap membiarkan pria itu memeluk tubuhnya saat ini dan membuat jarak di antara keduanya masih terlihat sangat dekat.

Hening hanya mengisi di antara keduanya, namun tak melepas pandangan satu sama lain. Ada banyak kata yang ingin di ucapkan, namun tak ada satupun yang mereka keluarkan. Kali ini membiarkan hati yang mengawali semuanya. Sehingga Chaeyoung kembali merunduk, menangkup wajah Seokjin dan memulai ciuman mereka. Tentu saja hal itu disambut oleh Seokjin, semakin menarik gadis itu mendekat padanya dan dengan mudahnya membiarkan tubuh Chaeyoung berada dalam pangkuannya.

love scenario ❌ namliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang