Chapter 14

366 42 0
                                    

Jennie mengalihkan pandangannya, ketika mendengar suara pintu yang tertutup dan dibarengi dengan kedatangan Yoongi saat itu. Membuatnya kini beranjak dari duduknya dan kini mendekat pada pria itu. Melakukan hal yang memang biasanya ia lakukan ketika sang suami telah pulang.

"Kudengar Namjoon sudah berkunjung ke rumah ibumu. Aku tak menyangka sekali jika ibumu menerimanya dengan baik."

"Bukankah itu bagus? Eomma bahkan sudah merencanakan untuk mengadakan pertemuan antara kedua keluarga."

"Kau yakin kedua keluarga akan bisa bertemu? Aku masih ragu dengan ibumu yang menerima Namjoon dengan baik."

Jennie menghentikan dirinya, menyelesaikan dengan cepat pekerjaannya saat itu.

"Luangkan waktu Oppa nanti untuk pertemuan antara keluarga."

"Aku tidak yakin."

"Oppa harus bisa." Jennie berbalik menatap pada Yoongi, setelah meletakkan mantel hangat milik pria itu. "Tidak ada pria di rumah kami. Lagipula, Oppa adalah menantu di rumah kami. Oppa tentu harus datang."

Yoongi melirik sejenak pada Jennie, hanya berhela sebelum memilih beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dan Jennie yang menatapnya hanya berusaha untuk menahan semua emosinya saat ini.

Lalu pandangan Jennie beralih, ketika ponselnya mendapatkan sebuah pesan kala itu. Dimana nama Sohee ada di sana.

Jennie sempat melirik ke arah pintu kamar mandi, sebelum akhirnya memilih untuk membuka pesan itu walaupun sebenarnya ia begitu tak ingin lagi berurusan dengan wanita itu.

Rasa-rasanya semua emosi yang sudah berkumpul di dalam diri Jennie semakin bertambah ketika membuka pesan itu, dimana Sohee mengirimkan sebuah potret padanya. Apalagi dengan pesan lain yang datang setelahnya dan tanpa sadar membuat Jennie meremat ponselnya.

"Oppa sangat suka sekali ketika aku telah selesai dari mandi. Dia menyukai dengan rambutku yang terlihat basah seperti ini."

Jennie dengan cepat memilih untuk menutup pesan itu, mendengar suara pintu yang terbuka dan pastinya itu adalah Yoongi. Memilih beranjak dengan cepat menuju kamar Jihyun dan mengunci pula pintu kamarnya. Tak peduli jika Yoongi akan marah padanya karena meninggalkan suaminya itu di kamar sendirian. Setelahnya berbaring di samping sang putra dan menutup kedua matanya, berusaha untuk melupakan semuanya walaupun tahu itu akan berakhir sia-sia.

.

.

"Oh, bibi. Kau datang kemari?"

Seokjin yang baru saja datang saat itu memasang senyumnya, mendekat pada sosok yang ia panggil dengan bibi dan tak lain adalah Ibu dari Namjoon.

Wanita itu pun membalas senyumnya, membalas pelukan yang Seokjin berikan padanya.

"Sudah lama aku tak berkunjung kemari. Jadi sekalian saja aku datang." Lalu pandangannya mengelilingi, dan Seokjin pun menyadari hal itu dan mengarahkan untuk Ibu Namjoon duduk pada salah satu tempat yang memang sudah ia siapkan jika sewaktu-waktu akan ada keluarganya yang datang.

"Sebenarnya, ada yang ingin aku bicarakan padamu."

Seokjin sempat merasa bingung, namun akhirnya mengangguk dan menarik senyumnya setelahnya. "Apa yang ingin bibi bicarakan padaku?"

"Ah, itu. Ini sebenarnya tentang keluarga Lisa."

"Keluarga Lisa?"

Ibu Namjoon sempat tertawa canggung, "kau tahu, bukan? Mereka berdua sudah berencana untuk menikah. Jadi aku hanya ingin memastikan sesuatu saja. Aku memang sudah mengenal Lisa dengan baik, dan bahkan dia sudah banyak bercerita tentang keluarganya."

love scenario ❌ namliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang