Chapter 2

1.2K 139 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Chaeyoung menghela napasnya untuk yang ke sekian kalinya, menyandarkan dirinya pada kursi penumpang dimana sebuah taksi telah ia naiki saat ini. Sementara pandangannya terarah pada jendela kaca di sampingnya, menatap keluar sana dimana jalanan tetap saja ramai walaupun tengah malam sudah menjelang.

"Anda ingin kemana, nona?"

Ah, Chaeyoung sampai lupa untuk mengatakan kemana tujuannya. Ia hanya memberhentikan sebuah taksi yang kebetulan lewat, lalu menaikinya begitu saja tanpa mengatakan apapun. Memilih untuk mengatakan tujuannya setelahnya.

Chaeyoung terlalu kesal dan juga menangis tadi, mengingat perlakuan Seokjin padanya yang menurutnya sudah sangat keterlaluan.

Iya, keterlaluan. Jika mau mundur untuk beberapa jam sebelumnya, Chaeyoung pikir ia akan memiliki malam yang indah kembali dengan sang kekasih. Menghabiskan waktu dengan saling memeluk dan menyalurkan rindu mereka dengan bercinta. Namun semua itu seolah gagal, hanya karena ia tak sengaja menjatuhkan sebuah lampu meja yang berada di ruang tengah apartement milik Seokjin.

"Maaf, Oppa. Aku akan menggantinya nanti."

Chaeyoung tentu saja merasa bersalah, apalagi ketika Seokjin menghentikan ciuman mereka dan menatap dengan begitu prihatin pecahan lampu yang telah pecah dan tercecer di lantai saat itu.

"Kalau begitu, kau bisa keluar sekarang dan ganti itu untukku. Merek yang sama bahkan hingga bentuknya."

Chaeyoung hanya tersenyum--lebih kepada senyum tak percayanya akan ucapan Seokjin sebelumnya. "Oppa serius dengan ucapan Oppa barusan? Kita akan bercinta, dan Oppa menghentikannya hanya karena lampu sialan itu?"

Seokjin mengalihkan pandangannya, memungut kembali kemejanya saat itu yang sebelumnya berada di lantai dan memakainya kembali. Memilih untuk duduk pada sofa single yang ada di sana.

love scenario ❌ namliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang