Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu itu tentunya membuat Namjoon menghentikan semua pekerjaannya. Melirik ke arah pintu yang perlahan terbuka dan menampakkan Lisa di sana.
Gadis itu tersenyum, mengangkat kotal bekal yang ia bawa sebelumnya dan membuat Namjoon yang melihat itu membalas senyuman sang kekasih.
"Sudah lama rasanya kau datang kemari dan membawakanku kotak bekal."
Lisa hanya memberengut setelah menutup pintu di belakangnya. "Oppa tengah menyindirku?"
Namjoon hanya mengendik--tak memberikan jawaban pula--dan memilih untuk menarik Lisa mendekat. Pun dengan Lisa yang kini sudah mengalungkan kedua tangannya pada Namjoon setelah meletakkan kotak bekal yang ia bawa. Dan tak butuh waktu yang lama bagi mereka untuk menyatukan belah bibir keduanya, menyampaikan rindu yang sudah tertahan selama beberapa hari ini karena tak bertatap wajah secara langsung.
Lisa menjadi yang pertama untuk menjauhkan dirinya, sedikitnya mendorong tubuh Namjoon dan membuat pria itu menghela nafasnya. Secara tak langsung pula jika Lisa tengah berusaha untuk tak membawa kegiatan mereka lebih jauh.
"Aku datang kemari hanya untuk mengantarkan makan siang ini. Setelah itu, aku harus pergi lagi. Aku juga harus menengok keadaan Chaeyoung." Ucapnya dengan pelan dan menarik senyumnya, berusaha untuk membuat Namjoon mengerti.
"Yang benar saja, Lisa? Aku bahkan baru bertemu denganmu setelah dua pekan. Saat kau bilang sibuk dengan pekerjaanmu dan juga keadaan Chaeyoung, aku bisa mengerti. Ini bahkan waktu paling lama bagi kita untuk tak bertemu. Bahkan di waktu yang paling sibuk, aku berusaha untuk terus memberikanmu kabar agar kau tak khawatir."
Lisa hanya kembali menghela nafasnya, masih berusaha untuk tersenyum dan kini menangkup wajah Namjoon. "Baiklah, aku minta maaf untuk keadaan yang baru kita alami ini. Tapi aku benar-benar sibuk. Setelah Chaeyoung keluar dari pekerjaannya, pekerjaan yang dulu dia lakukan kini harus aku yang tangani. Belum lagi dengan kejadian yang dialami Chaeyoung beberapa hari yang lalu. Dan dia membutuhkan seseorang di sampingnya saat ini."
Namjoon sempat terdiam sejenak akan semua penjelasan dari Lisa itu. Dan hanya bisa kembali menghela nafasnya, menyentuh kedua tangan Lisa yang berada di wajahnya dan menggenggamnya. "Ya, aku mengerti. Maaf, karena bersikap kekanakan seperti tadi. Hanya saja, ya, aku hanya terlalu terbiasa dengan kehadiranmu."
Lisa hanya tersenyum, memberikan satu kecupan pada pipi Namjoon. "Baiklah, mulut manis. Aku saat ini benar-benar tak punya banyak waktu. Jadi lebih baik jika Oppa menghabiskan bekal yang sudah susah payah kubuat ini."
Lisa mulai menarik Namjoon untuk duduk pada sofa yang berada di ruangan pria itu, mulai mengeluarkan satu-persatu pula kotak bekal yang ia bawa dan disusunnya di hadapan Namjoon.
"Jadi, bagaimana Chaeyoung? Dia baik-baik saja?" Tanya Namjoon, sembari menerima suapan kimbap yang Lisa sodorkan padanya.
"Tubuhnya baik-baik saja. Tapi tidak dengan pikiran dan juga mentalnya." Ucap Lisa, sembari kini menghela nafasnya kembali. "Ck, wanita bodoh itu benar-benar membuatku semakin pusing. Apa pria di dunia ini tak ada lagi sehingga dia harus sakit hanya karena berpisah dengan Seokjin Oppa?"
"Cobalah mengerti. Kau bilang jika Chaeyoung tak pernah berkencan sebelumnya. Hubungannya dengan Seokjin hyung juga tak bisa dikatakan sebentar. Sudah pasti ini berat bagi Chaeyoung."
KAMU SEDANG MEMBACA
love scenario ❌ namlice
Fanfiction[18+] ✔ Kita jatuh cinta dan saling bertemu, Membuat sebuah kenangan yang tak ingin terhapus, Sebuah melodrama yang indah, Dengan akhir cerita yang indah pula, Itu semua sudah cukup, karena aku mencintaimu. ----- ©iamdhilaaa, 2020