Chapter 10

513 58 6
                                    

Jisoo dengan cepat mengalihkan pandangannya, dan mendapati Chaeyoung yang tengah berbaring saat itu kini sudah sadar dari pingsanya sebelumnya. Membuatnya dengan cepat beranjak dan mendekat pada Chaeyoung yang akan beranjak dari berbaringnya.

"Jangan dulu bangun. Istirahatlah."

Chaeyoung saat itu tak menolak, kembali membaringkan dirinya karena ia pun masih merasakan tubuhnya begitu lemas.

"Eonni, dimana ini?"

Jisoo menghela nafasnya, "kau di rumah sakit. Aku hari ini pergi ke apartemenmu dan menemukanmu malah jatuh pingsan."

Chaeyoung merasa tak enak di sana ketika mendengar hal itu, "benarkah? Maaf, eonni. Aku jadi merepotkanmu. Terima kasih."

Jisoo hanya menggeleng, merasa tak perlu Chaeyoung mengatakan hal itu karena ia pun khawatir dengan keadaan Chaeyoung.

"Tapi, ada apa denganmu sebenarnya? Tak biasanya kau jatuh pingsan seperti tadi. Kau bahkan sangat pucat sekali ketika aku menemukanmu."

Chaeyoung sempat diam saat itu, dan Jisoo yang melihatnya tentu saja mulai berpikir jika memang ada sesuatu yang tengah Chaeyoung sembunyikan saat ini.

"Dokter bilang kau mengalami gangguan makan karena stress dan terlalu banyak pikiran. Maka dari itu tak ada satupun makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhmu. Itulah yang menyebabkan kau menjadi lemah dan pingsan."

Chaeyoung semakin terpojok, mulai mengingat hal terakhir sebelum ia jatuh pingsan. Dimana saat itu ia akhirnya memuntahkan air minum yang sempat ia minum. Chaeyoung juga mengingat jika akhir-akhir ini pun ia tak bernafsu hanya untuk menyuap sesendok nasi.

"Apa Seokjin Oppa juga tahu hal ini?"

Astaga, kenapa harus nama pria itu lagi yang ia dengar? Chaeyoung bahkan menutup kedua matanya, berusaha untuk tidur saja daripada harus mendengarkan nama pria itu.

Dan melihat keterdiaman Chaeyoung tentu tak bisa membuat Jisoo diam begitu saja, memaksa Chaeyoung agar menatap padanya dan memang berhasil. Berniat untuk menasehatinya kembali, namun menghentikan dirinya sendiri karena melihat Chaeyoung yang sudah menjatuhkan airmatanya lebih dulu.

Jisoo akhirnya menyerah, memilih untuk menenangkan Chaeyoung saja saat ini. Namun tangisan Chaeyoung malah semakin keras pula, dan ini pertama kali bagi Jisoo melihat sisi Chaeyoung yang rapuh seperti saat ini.

.

.

"Oh, Jisoo. Kau datang kemari? Tidak biasanya."

Sapaan dari Namjoon hanya dibalas dengan senyuman dari Jisoo, dimana gadis itu hanya mengangguk saja ketika Namjoon mengajak untuk duduk bersama.

"Aku ingin bertemu dengan Seokjin Oppa."

Namjoon semakin bingung ketika mendengar ucapan Jisoo, "Seokjin hyung? Tapi, ada apa?"

"Kau sudah datang?"

Jisoo tak sempat untuk menjawab Namjoon saat itu, mendengar suara seseorang yang begitu keduanya kenali. Pun dengan Namjoon yang memilih untuk beranjak pergi dan memberikan waktu bagi keduanya.

"Ada apa kau ingin bertemu denganku? Ini tidak biasanya."

Jisoo sempat menghela nafasnya, berusaha pula untuk tak langsung mengeluarkan emosinya atas apa yang Chaeyoung ceritakan padanya tadi di rumah sakit. Alasan itu pula yang membuatnya berani untuk mengajak Seokjin bertemu langsung  sekarang. Bahkan Jisoo tak mengatakan apapun pada Chaeyoung tentang keinginannya ini--hanya tak ingin jika Chaeyoung semakin merasa tertekan saja.

love scenario ❌ namliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang