Ketukan pada pintu ruangan ia berada saat itu membuat Lisa mengalihkan pandangannya, tersenyum dengan lebarnya dan menyambut Jihyun yang berlari padanya.
"Bibi!"
"Hey, jagoan tampan bibi sudah datang!"
"Jihyun, eomma sudah katakan jangan berlari ke bibi Lisa!"
Jennie hanya berhela saat itu, melihat putranya yang sama sekali tak mau mendengarkannya dan berlari ke arah Lisa di sana.
Sementara Lisa seolah tak masalah untuk menggendong Jihyun dan memangkunya disaat gaun yang ia kenakan sebenarnya sudah sangat merepotkan baginya.
"Bibi sangat cantik sekali hari ini."
Ucapan itu semakin menarik senyum di wajah Lisa, melirik kembali pada penampilannya lalu menatap Jihyun. "Benarkah? Ck, siapa yang mengajari keponakan bibi untuk mengatakan hal itu, hmm?"
Jihyun terkikik geli ketika Lisa menggelitiki tubuhnya saat itu--terkadang mencium dengan gemas pipi Jihyun dan semakin membuatnya tertawa.
"Selamat untukmu, Lisa."
Lisa menarik senyumnya pada ucapan selamat dari Yoongi saat itu. "Terima kasih, Oppa."
Jennie melangkah untuk mendekat pada Lisa, berhela sembari menatap pada sang adik yang begitu cantik dengan gaun pengantinnya.
"Selamat untukmu, Lisa. Dan kau benar-benar cantik hari ini."
"Terima kasih, eonni." Ucap Lisa membalas Jennie saat itu, masih dengan senyumannya.
"Aku masih tak percaya jika kau akan menikah hari ini."
Lisa semakin menarik senyumnya, "ya, aku pun juga tak percaya jika aku akhirnya akan menikah."
Jennie tak menjawab apapun, membuat Lisa menyadari sesuatu akan perubahan wajah kakaknya itu. "Ada apa?"
Merasa jika keduanya memerlukan waktu untuk bicara, Yoongi memilih untuk membawa Jihyun bersamanya pergi, dan beruntung Jihyun menuruti sang Ayah saat itu juga.
"Ada apa?" Tanya Lisa kembali setelah akhirnya hanya ada keduanya saja di ruangan itu.
Namun Jennie hanya menggeleng sembari menarik senyumnya. "Aku hanya merasa bahagia karena kau akhirnya bisa menikah dengan pujaan hatimu. Yah, walaupun harus ada lika-liku di antara hubungan kalian. Memangnya ada sebuah hubungan tanpa adanya masalah, hmm?"
Lisa tersenyum seolah menyetujuinya. "Aku mengerti. Eonni tak perlu khawatir, aku bisa menjaga diriku dengan baik."
Jennie tertegun mendengarnya, dan memang benar jika ia begitu khawatir dengan Lisa dan bagaimana kehidupan rumah tangganya nanti. Atau mungkin dirinya masih belum merelakan jika adik kesayangan itu sudah akan menjadi milik suaminya nanti. Atau mungkin juga, jika Jennie begitu takut jika Lisa tak akan bahagia dengan kehidupan pernikahannya.
"Sekarang aku mengerti mengapa Jisoo eonni selalu mengatakan eonni sangat mirip dengan eomma di antara kita bertiga."
Jennie berhela dengan kepala tertunduk, tak menyangkal pula ucapan Lisa.
"Aku belajar banyak darimu, eonni."
Ucapan itu membuat Jennie kembali menatap pada Lisa. Sementara Lisa kini mengambil satu tangan Jennie untuk digenggamnya dengan lembut.
"Jangan khawatir. Karena aku sudah belajar banyak darimu, aku sekarang tahu apa yang harus ku lakukan. Mana yang baik dan buruk bagiku kelak nanti."
Jennie tak menahan air mata yang sedari tadi ia tahan saat itu, mengangguk dan membalas genggaman Lisa padanya. "Baiklah, aku mengerti. Maaf karena membebanimu dengan segala kekhawatiranku." Dan setelahnya menghapus air matanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
love scenario ❌ namlice
Fanfiction[18+] ✔ Kita jatuh cinta dan saling bertemu, Membuat sebuah kenangan yang tak ingin terhapus, Sebuah melodrama yang indah, Dengan akhir cerita yang indah pula, Itu semua sudah cukup, karena aku mencintaimu. ----- ©iamdhilaaa, 2020