Chapter 20

446 55 0
                                    

Suara pintu yang terbuka saat itu mengalihkan pandangan keduanya, dan Seokjin yang baru saja datang saat itu hanya menghela nafasnya. Sudah tahu mengapa Ibunya saat ini berada di kediamannya.

"Apa kau gila?" Tak ada tegur sapa sama sekali setelah waktu yang lama mereka tak bertatap muka. Seokjin bahkan mengabaikan pertanyaan Ibunya, berjalan begitu saja melewatinya.

"Seokjin, apa kau bahkan mendengarkan eomma?!"

"Aku lelah. Jangan bicara padaku untuk sekarang."

"Kim Seokjin!"

"Sudah ku katakan aku lelah!"

Ibunya sempat terkejut akan suara sang putra yang ikut menyahutnya dalam nada yang keras. Pertama kali baginya melihat Seokjin yang seperti itu, dengan raut wajah keras serta tatapan yang ikut menyalang sama sepertinya.

"Apa? Apa lagi yang ingin eomma dengar dariku? Aku lelah! Aku memang gila! Aku menderita selama ini! Dan aku ingin mati rasanya saat ini!"

Lagi, ucapan itu membungkamnya. Sementara Seokjin berusaha menetralkan dirinya kembali, menghela nafas kembali dengan mata yang memanas. Entah mengapa ia tak ingin satupun mengeluarkan airmata untuk saat ini.

"Tiga-puluh-lima tahun. Apa waktu itu masih belum cukup bagiku untuk bisa melakukan dan menentukan apapun yang akan ku jalani? Atau aku harus menunggu tiga-puluh tahun lagi? Atau sampai appa dan eomma sudah menjadi abu agar aku bisa bebas dari semua yang kalian perintahkan?"

Begitu cepat tamparan itu Seokjin terima. Namun ia tak merasakan sakit sama sekali, masih dalam posisinya dan tak melirik ke arah Ibunya.

"Jaga ucapanmu itu. Kami berdua tak membesarkanmu untuk menjadi seorang pembangkang seperti ini. Besok pagi, temui Keluarga Go dan minta maaf pada mereka untuk semua foto-foto tak masuk akal yang kau kirimkan hari ini. Jangan sampai mereka membatalkan perjodohan antara kau dan Yujeong. Terserah, kau ingin bersimpuh atau bersujud di hadapan mereka sekalipun. Aku ingin mendengar berita bagus, dan itu besok hari."

Setelah memberikan semua perintah itu, Ibunya beranjak begitu saja meninggalkan Seokjin di sana yang masih terdiam di posisinya.

Sementara Jungkook yang hanya melihat sedari tadi memang tak berani untuk menginterupsi ataupun berada di tengah keduanya. Apalagi ia mengenal sekali bagaimana sifat dari Bibinya itu yang memang selalu keras.

"H-Hyung, kau baik-baik saja?" Jungkook perlahan mendekat, setidaknya memeriksa keadaan Seokjin yang sampai sekarang masih saja diam bahkan setelah kepergian Ibunya beberapa menit yang lalu.

Namun Seokjin hanya menggeleng, bahkan memberikan senyumnya pula pada Jungkook. "Aku baik-baik saja."

Tentu saja perkataan itu tak bisa dengan mudahnya Jungkook percaya. Namun dirinya tetap hanya mengangguk dan tak lagi bertanya apapun--tak ingin membuat semakin bertambah kacau.

"Maafkan aku. Aku baru saja datang dan melihat bibi sudah di sini."

"Tak apa. Kau tak tahu apapun."

"Kau ingin kemana, hyung?" Tanya Jungkook kembali, melihat Seokjin yang sudah beranjak kembali pergi.

"Keluar. Bertemu teman."

Jungkook tak menahannya, juga berpikir jika Seokjin membutuhkan seseorang saat ini. Jangan dirinya, karena dirinya sendiri pun dalam keadaan yang tak baik juga.

.

.

"Apa kau pernah dituduh berselingkuh, hyung?"

love scenario ❌ namliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang