"Selamat datang. Boleh ku ambil pesanan anda, Tuan?"
Chaeyoung mengerutkan keningnya, tak mendapatkan respon apapun dari pelanggan yang datang. Namun ketika pandangannya naik, gadis itu tak bisa menutupi rasa gugupnya. Dihadapkan dengan Seokjin yang sudah lama tak ia temui bahkan bertatap muka.
"Kau bekerja paruh waktu sekarang? Aku cukup terkejut melihat dirimu di sini."
Lalu di detik setelahnya, Chaeyoung bisa melihat seorang gadis berjalan mendekat pada Seokjin. Hatinya seolah diremas begitu si gadis melingkarkan satu tangannya pada lengan Seokjin. Dan Seokjin seolah tak terganggu dengan semua itu, menampakkan segaris senyumnya pada gadis di sampingnya.
Ah, Chaeyoung mengingatnya. Jika tak salah, namanya adalah Go Yujeong. Gadis yang katanya akan dijodohkan dengan Seokjin. Berita perjodohan mereka bahkan sudah dipublikasikan, dan tinggal menunggu saja untuk pernikahan mereka.
Oh, tentu saja. Mengapa Chaeyoung sampai melupakan siapa sebenarnya Kim Seokjin itu? Salah satu putra dari pemilik perusahaan yang namanya cukup berpengaruh di kota ini. Namun sayang saja, Seokjin memang tak pernah mau untuk berurusan dengan jabatan tinggi yang selalu Ayahnya katakan padanya. Lebih memilih untuk membangun cafe dan restorannya sendiri karena kecintaannya akan dunia memasak. Dan beruntung sekali Seokjin karena kedua orangtuanya seolah tak mempermasalahkan hal itu dan malah mendukungnya.
Tapi tetap saja, Seokjin tak mungkin bisa lepas dari predikat yaitu memegang satu-satunya pewaris dari perusahaan sang Ayah. Memperkuat kuasanya, Ayahnya mulai melakukan perjodohan dengan putri dari rekannya.
"Bisa antarkan aku ke suatu tempat? Tiba-tiba saja aku mendapatkan sebuah panggilan mendadak dan ada urusan yang harus kuurus lebih dulu."
Seokjin mengangguk, "baiklah. Kau tunggu saja di mobil. Seperti biasa, bukan?"
Yujeong mengangguk, sebelum akhirnya beranjak pergi. Membuat pandangan Seokjin kembali pada Chaeyoung sekarang. Dan hal itu membuat Chaeyoung dilanda rasa gugupnya kembali, bahkan menundukkan kepalanya.
Chaeyoung berdehem, berusaha untuk bersikap dengan baik disaat ia bekerja saat ini. "Apa yang ingin anda pesan, Tuan?"
"Kau pasti tahu apa yang ku inginkan. Dan satu latte untuk kekasihku tadi."
Chaeyoung sempat terdiam beberapa saat, berusaha untuk menahan sebuah tangis yang bisa kapan saja ia keluarkan. Mengapa disaat seperti ini ia harus bertemu lagi dengan Seokjin? Padahal Chaeyoung sudah berusaha melupakan keberadaan pria itu di dalam hidupnya.
Untuk beberapa menit berikutnya, hanya terjadi percakapan antara pelanggan dan juga pelayan antara keduanya. Tak ada satupun kalimat lain yang keduanya keluarkan, atau setidaknya menanyakan kabar satu sama lain sudah lama tak bertemu.
"Silahkan datang kembali."
"Apa aku bisa memesan lagi?"
Chaeyoung menghentikan langkahnya yang sudah akan beranjak, tak bisa berlama-lama untuk berada di sekitar Seokjin atau hatinya akan runtuh oleh pertahanannya sendiri. Namun mau bagaimanapun, Seokjin adalah pelanggan di sini, dan dia tak bisa mengabaikannya.
Menarik senyumnya sebisa mungkin, Chaeyoung kembali ke tempatnya. "Apa ada lagi yang ada butuhkan, Tuan?"
"Aku butuh waktumu. Apa aku bisa mendapatkannya?"
Chaeyoung sempat terdiam, namun kembali bisa untuk mengendalikan dirinya. "Pintu keluarnya berada di sana, Tuan. Jika tak ada yang penting, anda bisa pergi. Masih banyak pelanggan yang menunggu di belakang anda."
Chaeyoung sama sekali tak bisa membaca raut wajah Seokjin saat ini ketika kalimat itu ia lontarkan. Namun sedikitnya merasa lega karena Seokjin menuruti ucapannya dan beranjak pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
love scenario ❌ namlice
Fiksi Penggemar[18+] ✔ Kita jatuh cinta dan saling bertemu, Membuat sebuah kenangan yang tak ingin terhapus, Sebuah melodrama yang indah, Dengan akhir cerita yang indah pula, Itu semua sudah cukup, karena aku mencintaimu. ----- ©iamdhilaaa, 2020