49

1.7K 57 11
                                    

Hari kedua puasa....

Udara panas begitu menyeruak sampai ke tulang, rasanya hanya ingin menatap air dan berteduh dari sengatan matahari sepanjang waktu.

Waktu pun seolah bekerja sama dengan rasa panas nan menyakitkan ini....
Tenggorokan mulai kering, panas dalam mulai datang....sariawan lekas berkembang.

Nampaknya pemandangan semacam ini tak akan mudah di jumpai jika diluar ramadhan.
Entah mengapa hawa panas selalu mengiringi bahkan dalam beberapa menit terakhir, membuat beberapa orang memutuskan untuk berendam di kamar mandi dan berlama-lama disana.

"Hah ...panasnya"
Gerutu resya sembari terus menerus mengibaskan poninya.

"Sya, gerah banget ya ...panasnya subhanallah" Zahra nampak mendekat.

" Iya nih zah, rasanya panas banget ...gerah body deh"Balas resya.

" Panas, aku mau cuci muka ah" balas zahra sembari melenggang dari hadapan resya.


Resya menerawang sekitar, nampaknya ada gerakan sesuatu yang membuatnya menaruh rasa curiga

" Ada apaan sih, kok kaya ada yang menunju kemari" batin resya.

Hari ini tak ubahnya seperti hari pada umumnya, beberapa santri melakukan gotong royong atau yang biasa di sebut roan. Sekedar menyapu halaman, menyiram bunga dan membersihkan parkiran.

" Panas, panas"  ucap Zahra yang sedari tadi berjemur dibawah terik matahari.

" Panas zah, kesini aja...kamu nggak akan kuat, mendingan nggak usah aja" ucapan resya membuat Zahra membelalakkan matanya.

" Biasanya kalau dilan melontarkan gombalan, ujungnya tuh di kasih....biar aku aja, ini kenapa bilangnya malah nggak usah aja?" Zahra

" Hehe ,,, itu mah dilan...ini mah resya" balasan yang membuat Zahra kalah bicara dan suasana mendadak hening seketika.


Hingga hari kedua puasa ini para santri belum juga mendapat kabar kitab apa dan siapa yang akan membawakannya, tentunya harapan untuk mengaji bersama masih bersemayam dan menancap kuat dalam hatinya.

Gersang...

Apakah mungkin kegersangan yang bertengger di hatinya adalah akibat dari terlalu teriknya matahari siang ini? Ataukah ada hal lain yang benar-benar membuatnya merasa tak enak hati.

Sore merangkak, senja melambai dan berhasil loloskan kepolosan malam untuk seluruh manusia. Kami memberi salam, kedamaian akan segera tercipta dilapangan hati saat beberapa makhluk itu melintas, jujur...ini memang kebiasaan yang sangat sulit dihilangkan.

" ya Allah, waktunya taraweh" berbondong-bondong para santri menuju mushola, ada yang membawa tasbih dan sajadahnya, ada yang membawa kitab dan bolpoinnya, ada yang datang dengan tangan hampa, ada yang datang belakangan dan tanpa niatan apa-apa.

Beragam....namanya juga di pesantren, akan ada anak yang jalannya lurus, segalanya mulus dan tanjakannya mulus. Ada juga anak yang nakal, dalam bergaul kurang pandai memilih dan memilah teman, ada juga yang cuek bebek, ada yang biasa dan yang pasti ada yang teladan juga😱

akhirnya telah disiarkan sebuah keputusan dari ndalem, ngaos romadhan akan diampu oleh abah kyai dan gus akmal. seluruh santri terlebih dahulu membeli kitab di mini market pesantren, mengambil uang dan lalu membayar sebelum membawa kitab keluar dari sana. ada sekitar 170 santri yang mengantri, ada yang berasal dari kelas ibtidak yang masih muda-muda, ada yang dari kelas awal, sani maupun tsalis, faslu alfiyah dan deretan pengurus. Semua mengantri untuk jatah pembelian kitab kitab tersebut.

" bismillah...jadi, dalam kitab ini..mushonif atau pengarang kitab mengatakan" resya menyimak dengan seksama, meskipun apa yang ia harapkan terpatahkan dengan kehadiran gus akmal.

" kenapa nggak njenengan aja gus? Kenapa malah gus Akmal? Lagian kan baru sebentar kelas alfiyah selesai ngaosnya sama njenengan....kenapa langsung nggak ngaos gini gus?" resya melamun, berharap bahwa akan ada pergantian jadwal atau semacamnya yang terjadi tiba-tiba atau keajaiban apapun yang mampu menghadirkan gus achsan kembali ke hadapannya.

" dalam kitab ini dijelaskan" potongan suara gus akmal bagaikan angin berlalu, hanya lamunan yang mengiringi setiap inchi dari petuah sang gus muda.

" bosen, kira-kira boleh bilang gitu nggak ya? Soalnya beneran bosen kalau ngajinya kaya gini" gerutu resya yang sudah nampak suntuk dengan keadaan.

" hus! Jangan sok pintar kamu, ngaji jurumiyah aja kamu masih ngeluh, padahal belum paham kan? Jangan gitu dong sya, nanti kalau kena adzab baru tahu kamu" ucapan zahra tak disambut dengan antusias seperti biasanya, maklum saja...mungkin ada sesuatu yang mematahkan, bukan perginya , melainkan kehilangannya.

Ku harap, esok tak akan ada lagi rindu yang terbuang sia-sia.....
Tak akan ada lagi kangen tanpa perjumpaan
Tak ada lagi kekaguman yang bersebelahan jauh dengan takdir
Ku harap, tak akan ada lagi kunci yang bertugas membuka ruang hatimu yang lama tak terketuk
Aku masih ada, masih dengan rasa yang sama...
Terima kasih karena masih membiarkan aku menangis dengan rasa yang indah ini...

Jika ada tempat penitipan paling baik, aku akan membawa rasa ini dan menitipkannya disana. Ku rasa lama-kelamaan aku tak akan sanggup berada dalam naungan rindu tanpa temu. Tak ada kesempatan yang berpihak, hanya ada guratan rindu yang tergambar lewat sekelumit senja disetiap sorenya, terima kasih karena kau tetap kuat...

Sejak maret saat kitab alfiyah di khatamkan , saat lantunan guyonan segar itu masih jelas bersarang dalam telinga para santri. Beliau ada, berikut beserta kelebihan tentang sikap dan tutur katanya, memukau😀.....

Sejak itu juga, tak ada lagi sajak cinta yang terunduh, rasa rindu pun runtuh menimpa dasar hati yang rindu parah!!!

Posisi hanyalah kedudukan dimata manusia
Jabatan hanyalah pangkat hayalan
Kerinduan hanyalah tabir khayalan
Dan segala yang menghalangi sebuah pertemuan, itukah cobaan?
Beginilah aku
Tertimbun oleh angan sendiri
Yang terparah, mungkin kini...tengah dalam kondisi jatuh cinta sendirian...

Lama jangka waktu antara perpisahan dan pertemuan gus, setelah lama kabarmu tiada lagi pernah ku dengar. 2 tahun yang berlalu rasanya memang ingin kau tutup sesuai janjimu, bahwa kau hanya membutuhkan waktu dua tahun untuk segalanya.

*untuk kenangan mu
*untuk kehadiranmu yang tiba-tiba berbuntut rindu
* untuk kekaguman yang tak terelakkan
*untuk canda tawa dan bahagia
*untuk kebucinan dan petuahnya
*untuk pertemuan dan segalanya...
Is the best gus😇😇😇....

Padahal, jarak antara maret dan april tak sejauh jarak antara kita gus...
Tapi nyatanya tiada takdir yang mengalir ditengah kedua bulan itu, memang sudah saatnya aku berproses dan sudah saatnya juga kau menempuh masa itu.

Tak terasa mungkin sudah satu tahun lamanya semenjak alfiyah ibnu malik itu resmi khatam, kitab yang mulanya menjadi momok itu malahan sekarang menjadi primadona di pesantren. Banyak santri yang mulai menghafalkannya, mulai dari 20 bait awal hingga 500 bait dan seterusnya.
Amazing gus, ini semua mungkin juga berkat kegigihan dan semangat njenengan.

Masih ada beberapa cerita pilu saat mengingat hampanya ruangan hati gus, ketika hatimu sakit..maka yang sejatinya sakit bukan hanya satu orang. Melainkan dua orang, yaitu hatimu dan hatiku.

Tuhan terima kasih.
Karena menghalu itu masih gratis,coba kalau bayar? Udah kehabisan uang dong aku buat haluin kamu apalagi hubungan kita😆eakkk...

*Happy reading readers semua, maaf author baru aja balik nih...stay terus dan jangan lupa tinggalkan jejak, komen and vote ya...terima kasih

Gusku semangatku otw terbit ya, jadi jangan sampai ketinggalan ceritanya yang di jamin lebih seru💫

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gusku Semangatku ( Otw Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang