Kyai Hafid POV....
Aku sangat menaruh harapan besar kepada Achsan putra keduaku...
Bagiku ia adalah permata yang harus segera kuambil di dalam lautan
Ia adalah serpihan ibadah yang akan aku dan istriku panen di kemudian hari
Ia adalah ladang ilmu yang sangat subur
Achsan adalah harapanku dan juga harapan bangsa ini
Bersemangat lah nak, terimalah tantangan yang akan kau hadapi
Apapun yang Aby ajarkan tak lain hanyalah tuk mendidikmu
Maaf bila Aby terlalu keras padamu
Maaf bila Aby salah mendidikmu
Maaf bila Aby selalu membeda-bedakan kamu dengan adik dan kakakmu
Namun Aby tahu, kau mampu mengemban amanah yang tengah Aby emban saat ini
Semangat lah putraku, kau pasti bisa😁Gus Asan akhirnya berangkat ke mushola putra lagi untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah.....
Setelah sholat, tak lupa Gus Asan juga memimpin mujahadah dan dilanjutkan dengan sholat isya.
Setelah semua selesai, Lutfi mendekat kearahnya yang nampaknya hendak segera pergi dari tempat itu.
". Gus Gus, maaf ... Apa Gus gak mau ngaos bandongan seperti yang biasa Abah lakukan??". Tanya kang Lutfi yang membuat Gus Beb merasa aneh.
". Lutfi, saya itu malu kalau di suruh ngaji bandongan....apalagi suara saya pasti akan di salurkan lewat mic kan?? Nanti kalau santri putri dengar? Mau jadi apa saya?". Pertanyaan Gus Asan membuat beberapa santri yang lewat tak sengaja tersenyum.
". Kan kita laki-laki Gus". Balas kang Lutfi.
". Lalu kalau kita laki-laki apa hubungannya Lutfi? Apa karena kita laki-laki terus saya gak punya rasa malu gitu?". Celetuk Gus Asan.
". Iya Gus saya tahu, ya sudahlah terserah Gus saja". Kang Lutfi akhirnya menyerah.
Tak lama keduanya bersenda gurau dan saling soal menyoal tentang pelajaran dari fikih nahwu dan juga shorof.
Kang Lutfi menjawab satu demi satu pertanyaan dari Gus Asan, begitu juga sebaliknya.
". Fi, kalau hukumnya mencintai itu apa?". Gus Asan mulai melancarkan aksinya untuk mengajari santrinya bucin alias budak cinta.
".ha? Hukum mencintai Gus? Ya boleh kan Gus?? Selama tidak mencintai istri orang!". Balas Lutfi dengan senyum polosnya.
". Iya kamu benar, tapi hukum asalnya". Sahut Gus Asan.
". Gak tau Gus....memangnya apa Gus hukumnya mencintai??". Tanya Lutfi.". Hukumnya adalah wajib!! Coba kalau tidak wajib, pasti gak ada yang saling cinta kan di dunia ini??? Yang penting mah udah cinta...mau di balas atau ditolak itu masalah belakangan🤣". Papar Gus Asan membuat Lutfi manggut-manggut saja.
". Gus kalau hukum jadi pelakor itu gimana Gus??". Tanya yang lain.
". Kalua hukum jadi pelakor ya tetap haram lah...mana ada hukum gangguin suami orang jadi halal??".
". Berarti yang mau sama pelakor itu juga dosa ya Gus??". Gus Asan hanya mengangguk dan menghisap rokok yang ada di tangannya.". Benar Gus apa kata njenengan tadi, Gus memang kalau udah merokok kayak kereta api yah gak bisa berhenti 😁". Ucap kang Lutfi.
". Kan tadi saya udah bilang....namanya juga Achsan...".
". Namanya juga Gus". Sahut yang lain membuat Gus Asan tersenyum.
".apaan sih, saya gak pernah sombong jadi Gus, yang namanya Gus mah cuma anak kyai....nah saya?? Ngajar aja gak berani!!!apa yang mau saya banggakan?? Belum bisa ngaji juga? Apa yang mau di banggakan dari saya??".
Semua santri yang ada disana menatapnya tajam.
". Tuh dengerin, Gus Asan yang ganteng tajir pintar aja gak sombong?? Apalah daya kita yang cuma santri santuy yang hobinya tidur??". Ucap yang lain.". Gus gak mau pulang ke ndalem?? Apa mau tidur di pondok saja??". Tanya Lutfi.
". Saya mau tidur di ndalem saja, kan Aby sama Umy nyuruh saya jaga rumah, bukan jaga pondok....kalau kamu mau ikut tidur di ndalem...ayo ikut". Ucapnya seraya membuat puntung rokok yang ada ditangannya.
". Enggak ah Gus, saya gak berani". Sahut kang Lutfi.
". Ya sudah, saya pulang dulu ya". Pamitnya.
Gus Asan akhirnya terlelap dan tak sadar waktu menunjukkan pukul 03:00 wib.
". Ya Allah hamba harus sholat istikharah".
Setelah bersiap, Gus Asan segera mengambil sajadah dan tasbihnya.
Ia bermunajat dan memohon kepada Allah agar diberikan jalan yang Diridhai Allah.". Ya Allah, hamba adalah seorang makhluk yang sangat hina, kiranya Engkau hendak memberi petunjuk....maka tunjukkanlah dengan segera, kiranya Engkau akan memberi ku harapan...maka berilah hamba jalan yang lurus....mengenai permintaan Aby, hamba masih sangat malu dan hina bila harus mengajar sesuai apa yang Aby perintahkan...namun hamba juga tak ingin mengecewakan beliau ya Robbi...berilah hamba kekuatan tuk menjalani apa yang akan ada di esok hari ...kuatkan hamba dengan amanah yang akan hamba emban esok ya Robbi...maafkan bila hamba belum mampu beribadah seperti Aby yang telah taat padaMu...maafkan bila aku hanyalah seorang hamba yang dhaif dan tak berarti....ampuni aku dan dosa kedua orang tua ku dan juga dosa ustad dan guru-guru ku ya Allah....ampuni karena aku hanyalah manusia yang bodoh yang tak mau belajar akan Kalam mutiara hikmah mu yang agung dan suci...maafkan hamba ya Allah😁".
Doa itu mengalir tulus dari lubuk hatinya yang paling dalam, seraya ia meneteskan air mata kerinduan.
Setelah sholat, Gus Asan segera mengambil kitab alfiyahnya yang ada didalam lemari.
". Mantapkan hamba ya Allah". Gumamnya dan ia semakin bersemangat untuk membuka lembar demi lembar kitabnya.
Tak terasa waktu subuh telah tiba, ". Jangan-jangan sholat subuh juga harus aku yang jadi imam?".gumamnya seraya bersiap menuju kamar mandi.
Tak lama sampailah gus Asan di mushola putra, setelah jamaah dilakukan....
Gus Asan kembali kerumah dan....😁Tidur lagi😴😴😴
Satu catatan penting!!!
Gus mah bebas🤣🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusku Semangatku ( Otw Terbit)
RomanceBagaikan Bumi merindukan bulan bukannya aku tak mengaca, tapi rasa ini adalah rasa yang tak dapat aku bendung..... maafkan aku Gus.... karena aku telah menaruh rasa yang tak wajar ini, sekali lagi maaf.... Gus Asan.....