Kau adalah pembelajaran yang mahal dan berarti, maka dari itu ... Untuk bersanding denganmu pun adalah sebuah perjuangan yang penuh rintangan.
". San, Aby memanggilmu". Yang tersebut namanya seolah tak terlalu mendengarkan.
". Achsan, Umy sedang bicara... Apa kamu tidak mendengar panggilan Umy barusan?".
Dengan agak gugup ia menatap dan mendekat kearah sang ibu, menatap dan menahan Malu karena sedari tadi tak menghiraukan panggilan ibunya.". Astaghfirullah, maaf Umy....Asan ngalamun, jadi gak dengar deh Umy manggil". Ia menggaruk tengkuknya.
". Ada apa Umy? Ada yang bisa Asan bantu?". Umy nya menggeleng.
". Sebenarnya tidak, Umy hanya ingin".
". Ingin apa Umy? Tadi katanya aby yang memanggil? Mana Aby?". Jawabnya.
". Ya sudah, bicaralah dengan Aby mu saja..beliau sedang ada di ruang makan". Balas sang ibu.
". Assalamualaikum Aby, kata Umy barusan Aby mencari Asan?". Aby nya mengangguk seusai menyeruput kopi di depannya.
". Jadi bagaimana? Apakah kau masih ada niatan kesana?". Tanya Aby.
". Arah kesana Aby? Maksud Aby untuk kembali menuntut ilmu di pesantren?". Spontan Aby nya mengangguk.
". Apalagi yang akan kau cari, seusai mahir dalam hal nahwu dan Sharaf.... seharusnya kau tinggal menggunakannya pada proses hafalanmu nanti". Pernyataan Aby membuat Gus Asan gagal fokus dan kesusahan menelan salivanya.
". Bagaimana menurut Umy?". Lagi-lagi Aby menambahkan.
". Apa yang Aby katakan itu benar san, apalagi yang kau cari?". Balas Umy.
". Asan belum Mantap untuk menghafal Al-Qur'an Umy, Asan masih ragu". Balasnya seraya menundukkan pandangan dan menerawang jauh memikirkan nasib angkatan andalusi generation nya.
" Bagaimana dengan nasib anak-anak yang sekarang sedang mengaji alfiyah bersamaku Aby?". Kali ini mungkin adalah sebuah pemikiran yang matang dan cemerlang.
". Iya Aby, bagaimana nasib anak-anak yang sedang mengaji bersama Asan? Apakah ada penggantinya?". Sang Aby menggeleng, namun jelas terlihat dari sorot mata dan binar ketenangannya bahwa beliau masih menginginkan Gus Asan kembali menimba ilmu di pesantren.
". Baiklah, Aby akan pikirkan kembali". Sahut Aby yang kembali menikmati minumannya.
Ting..tong...
". Maaf buk, ada yang ingin bertemu dengan Abah ....". Terdengar suara yang menyebut nama Abah.
". Siapa? Tamu dari mana?". Gus asan menimpali sebelum Aby nya beranjak dari tempatnya.
". Ada tamu yang ingin bertemu Abah, dan ia bernama begindang Gus". Gus Asan menutup kedua mulutnya dengan sorban, tak kuat menahan tawa di depan santrinya tadi.
". Apa? Laki-laki atau perempuan?". Tanya Umy.
". Perempuan buk".
Tak berselang lama, Umy memberi tahu pada Aby bahwa ada tamu yang datang dan telah menunggu.
". Siapa yang datang pukul 12:00 begini?". Umy hanya mampu menggeleng dan menahan sedikit tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusku Semangatku ( Otw Terbit)
RomansaBagaikan Bumi merindukan bulan bukannya aku tak mengaca, tapi rasa ini adalah rasa yang tak dapat aku bendung..... maafkan aku Gus.... karena aku telah menaruh rasa yang tak wajar ini, sekali lagi maaf.... Gus Asan.....