34

1.5K 72 2
                                    

Jam telah menunjukkan pukul 09:33
Gus Asan menatap kearah matahari, nampaknya matahari sudah sangat terik, yang ada dalam pikirannya kini adalah bergegas tuk mengajar, namun disela persiapannya....sang Umy memegang pundaknya dari belakang.

". Asan, kamu pasti mau ngajar ya nak, apa kamu gak lelah setelah seharian nyetir mobil kemarin??". Ia menatap wajah teduh sang Umy....

". Asan lumayan capek sih my, tapi gak papa lah...kasihan kalau mereka udah nunggu lama....". Gus Asan masih bersiap dengan membawa kitabnya.

". Kamu gak mau sarapan dulu?? Apa kamu gak lapar??". Pertanyaan Umy sangat menarik baginya.

". Nanti saja Umy, Asan ngajar alfiyah aja, kan udah siang juga..makannya nanti aja". Balasnya seraya mengecup tangan Umy nya yang sangat beliau sayangi.

Tak lama beliau sampai di mushola putra, betul sekali dugaannya kalau para santri akan menunggunya sampai sesiang ini.....pastinya ia akan merasa sangat bersalah jika ia tak jadi mengajar.

". Bismillahirrahmanirrahim, maaf ya saya agak kesiangan, soalnya kemarin habis perjalanan jauh". Ucapannya hanya di balas dengan anggukan beberapa santri.

Sekitar 15 menit beliau lalu beranjak dari tempat mengajarnya, lalu meneruskan perjalanan menuju rumahnya tuk segera menemui sang Umy .

". Tuh kan, Gus Asan pasti ngajar...gak mungkinlah kalau beliau gak ngajar, kan beliau tahu kalau ada". Ucapan resya terhenti.

". Kalau ada apa?? Ada yang nunggu sampai ketiduran??". Balasan Zahra membuat mata resya melotot sempurna.

". Apaan sih, ya maksudnya ada yang nunggu beliau ngajar, kan santri putra juga banyak yang udah stay dari tadi". Resya berlalu dari hadapan kawannya yang bawel itu.

". Terserah kamu deh". Celetuk Zahra yang juga malas menanggapi resya yang aneh itu.

Dilain tempat, sang Gus tengah berada diruang makan, seusai makan beliau beranjak ke kamar mandi tuk mengambil harta🤣... maksudnya ambil wudhu...
Tak lama setelahnya beliau melaksanakan sholat Dhuha lalu dilanjutkan dengan bacaan surah al-waqiah....

Setelahnya, Gus kembali ke kamar dan terbaring dengan posisi yang sangat enak. Seraya rebahan beliau juga memikirkan sesuatu yang nampaknya ia lupakan, masih dengan posisi yang santai...beliau melepas pecinya...

". Hmm, ada apa ya....kok kayaknya saya agak lupa sesuatu deh". Gumamnya seraya menatap langit-langit kamar.

Tiba-tiba terbayang wajah yang sok-sokan dan banyak membuat ia sebal, wajah yang selama ini selalu memancing emosinya dan juga selalu membuatnya naik pitam, bahkan sang Gus pun tak memanggilnya mbak selayaknya santri lain...namun dengan panggilan loe dan gue.... Tapi siapa dia???

". Asan, Aby mau minta tolong nak". Panggilan Aby menyadarkannya dari lamunan yang panjang.

". Nggeh by, pripun?". Balasnya seraya mendekati Aby nya.

". Aby mau pergi habis ini, kamu bisa kan bantu Aby buat jadi imam  sholat Dzuhur?". Tak ada sepatah katapun yang keluar, karena sang Gus langsung mengangguk dan tersenyum manis kearah Aby nya.

Sang Aby lalu pergi dari kamar putranya yang manis itu, Gus Asan juga lanjut melamun dan yakin saja wajahnya nampak sangat manis dengan posisi wajah yang sedikit tertutup bantal dan kakinya menjuntai agak kelantai.

Gusku Semangatku ( Otw Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang