38

1.5K 105 1
                                    

". Umy, udah jam segini kok Asan belum juga keluar kamar?". Tanya Aby yang nampak khawatir pada putranya yang manisnya bagaikan gula itu.

". Iya by, gak biasanya dia telat makan, atau jangan-jangan dia gak bangun lagi?". Balas Umy yang coba menebak apa yang sedang dilakukan malaikat tanpa sayap itu.

". Kok Aby sama Umy gak ada yang kemari ya, gimana caranya turun kalau kayak gini". Ia menggigil dan pucat sempurna....wajah yang agak mengkhawatirkan dan juga pipi yang sangat merah, ia nampak sangat tidak nyaman dengan keadaannya kali ini.

". Biar Umy yang lihat keatas, siapa tahu aja dia masih tidur, biar Umy yang bangunin ..Aby makan duluan aja". Pinta Umy pada kyai Hafid yang sangat bersahaja dan berwibawa itu....hanya dengan anggukan dan senyuman sebagai tanda setuju.

". Assalamualaikum, Asan....Achsan sayang, apa kamu tidur lagi nak? Kok jam segini belum turun?". Suara Umy membuatnya bersemangat.

". Waalaikumsalam Umy, Asan gak tidur lagi kok....Umy kalau mau masuk, masuk aja Umy....gak di kunci kok". Sahutnya.

". Kok pintu gak di kunci tapi kamu gak bukain pintu buat Umy? Tumben?". Gus Asan masih menyembunyikan tangannya dibalik selimut tebalnya.

". Kenapa malah bengong nak? Ada yang salah?". Ia hanya menggeleng dan membuang muka.

". Kamu kok agak aneh, ada apa? Cerita sama Umy nak". Pinta sang Umy yang dengan refleks memegang puncak kepalanya dan merambat ke keningnya.

". Astaghfirullah, kamu panas nak?". Ia tak mampu menjawab lagi, serasa kali ini panas tengah menguasainya dan rasa pusing tengah menggelayut dalam benaknya.

". Maaf Umy". Hanya kata itu hanya mampu ia ucapkan sebelum akhirnya ia tak tahu lagi apa yang Umy lakukan padanya.

". Astaghfirullah, kenapa kepala saya berat sekali rasanya? Apakah ". Gumam Gus Asan yang masih baru saja sadar dari pingsannya.

". Alhamdulillah kalau kamu sudah sadar nak". Suara Aby telah mampu ia dengar dengan sempurna.

". Apakah Asan baru saja pingsan Aby? Lalu sekarang Asan dimana?".

". Kamu baru saja pingsan, Aby dan Umy membawamu ke rumah sakit nak". Nampak raut wajah cemas disana....

". Maafkan Asan Aby, Asan terlalu ceroboh hingga penyakit Asan kambuh lagi". Paparnya dengan wajah sendu ...

". Aby sama Umy yang harusnya minta maaf sama kamu nak, mungkin kami belum bisa jaga pola makan kamu.... belum bisa jaga dan ngatur hidup kamu". Papar Umy yang dengan sengaja memegangi tangan putra tercintanya.


". Tapi Asan baik-baik saja kan Aby? Gak ada masalah yang berarti kan?".

". Iya, mag kamu kambuh....makanya kamu harus makan yang banyak biar badan kamu sehat....dan juga kuat". Papar Aby sembari menatap teduh putranya.

". Asan bisa pulang sekarang kan?".

". Insyaallah bisa nak". Sahut Umy yang masih menyesal karena tak begitu peduli dengan kesehatan sang putra.

Sesampainya di ndalem.....
". Aby mau ke pondok putra dulu ya San, minta tolong Lutfi dan yang lain....biar mereka bisa nemenin kamu selama tahap minum obat, kasihan kalau Aby sama Umy pergi....nanti kamu sendirian". Titah Aby seraya terkekeh karena ulah anaknya itu.

Gusku Semangatku ( Otw Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang