Bagian 45 (END)

1.6K 68 1
                                    

Happy Reading

_____

Alkana berjalan menelusuri rak buku yang ada di perpustakaan, ia akan mencari latihan soal matematika karena sebentar lagi mereka akan ujian. Dan ia harus mendapatkan nilai terbaik seperti janjinya kepada kevin sewaktu di Swiss. Jika dirinya di izinkan kembali ke Indonesia harus di bayar menggunakan nilainya. Alkana tidak akan mengecewakan kevin teruma Andra.

Melirik sekilas ke arah arloji yang tertempel di dinding sebentar lagi akan pulang, ia harus segera keluar dari tempat ini pasti alvino menunggunya. Soal hubungan keduanya. Mereka kembali ber balikan. Alkana memberikan kesempatan terakhir untuk lelaki itu.

Setelah berhasil menemukan buku itu alkana langsung keluar dari perpustakaan, namun ketika ia melewati tangga yang mengarah ke lab komputer ia mendengar semar semar percakapan seseorang. Dan suaranya cukup familiar di telinganya. "Mereka balikan, dan artinya bakal susah buat kita cari cara untuk celekain gadis itu".

" Tapi lo tau sendirikan, dia cewe kaya apa, dia pintar dan bahkan hebat dari yang dipikiran lo"

"Bunuh dia! "

"Maksud lo? "

"Bunuh alvino! " Alkana membekap mulutnya kerena mendengar percakapan itu sontak ia mengitip untuk melihat siapa pemilik suara itu.

Bola mata alkana membulat sempurnah ketika mengetahui siapa orang orang itu. Reza tasya dan juga mawar. Bagaimana mereka bisa sedekat itu dan reza? Alkana menggelengkan kepalanya tidak percaya. Ia tidak akan membiarkan rencana jahat mereka berjalan apalagi ingin membunuh alvinoa.

Merasa ada yang mengintai mereka sontak reza menatap ke arah tangga. Namun tidak ada alkana pun langsung pergi dari tempat itu sebelum ketahuan oleh mereka. Ia masih tidak menyangka reza sejahat itu. Dan kenapa harus alvino? Bukankah tasya dan mawar memiliki dendam denganya tapi kenapa alvino harus terlibat.

Alvino mengambang senyumannya ketika melihat alkana yang berjalan ke arahnya. Sontak ia langsung berjalan mendekat ke arah gadisnya. Tapi senyuman pudar ketika melihat wajah alkana yang berbeda dari biasanya.

"Kenapa? " Tanya alvino sambil merapikan rambut alkana yang menutup mata gadis itu. Sontak alkana menggelengkan kepalanya.

"Serius? " Tanya alvino memastikan.

"Iyaa.ayo pulang" Alkana langsung berjalan mendahului alvino dan lelaki itu langsung menyusulnya .

Di dalam mobil hanya ada keheningan yang menyelimuti keduanya. Alkana sedari tadi tidak tenang. Bunuh alvino.kalimat itu sedari tadi terus berputar di otaknya. Ia melirik kilas ke arah alvino. Takut itulah yang ada di pikirannya takut jika benar benar terjadi sesuatu kepada alvino.

"Oh iya mau kepantai ngak? Liat senja? " Tawar alvino dan alkana menganggukkan kepalanya dan memeluk pinggang alvino dari samping. Alvino tersenyum tipis dan mengusap rambut alkana.

"Ada masalah? " Tanya alvino dan alkana menggelengkan kepalanya.

••••

Alkana menghembuskan nafasnya pelan ketika melihat pemandangan di hadapannya yang terbilang cukup indah. Apalagi cahaya sunset yang sebentar lagi akan tiba membuat dirinya senang.Apakah ia bisa merasakan hal seperti ini lagi? Atau mungkin tidak

Alvino menatap alkana yang memejamkan matanya, ia bahagia melihat gadis itu bahagia namun seperti ada yang janggal di hatinya ia juga tidak mengerti. Ada apa seperti sesuatu yang akan terjadi.

"Mau kemana? " Tanya alvino melihat alkana berdiri ia pun ikut berdiri menatap gadis itu.

Bukannya menjawab alkana justru mencolek es cream ke hidung alvino dan langsung berlari . Alvino sempat diam mematung melihat alkana yang tertwa ketika berlari. Untuk kali pertamanya ia melihat tawa gadis itu. Ia pun langsung mengejar alkana.

KUTUB UTARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang