Bagian 35

626 46 0
                                    



Alkana berjalan menyusuri koridor, tujuannya untuk ke kantin terhenti, ketika salah satu siswa menitipkan pesan bahwa seseorang menunggunya di kolam berenang yang ad di Sma cakrawala.

ia pun langsung melangkah kakinya kesana walaupun cukup jauh harus naik turun tangga untuk pergi area kolam berenang itu.

"Hai kak al" Sapa salah satu siswa yang melewati alkana, dan hanya dibalas dengan anggukan kecil dari alkana entahlah ia tidak tau cara menyapa seseorang kecuali diego dan sergio.

Alkana sudah sampai di kolam berenang, namun tidak ada siapapun disini. Apakah adik kelasnya tadi membodohinya? Jika ia maka tunggu saja akibatnya.

Baru saja ia akan pergi meninggalkan tempat itu tangannya sudah di cekal seseorang, hingga tubuhnya menatap seseorang itu.

"Anna" panggil alvino yang menatap alkana senduh, namun alkana hanya diam sambil menatap alvino datar, apalagi ini?, setia kali melihat alvino hatinya sesak dan bayang bayang perlakuan alvino pada hari itu tergambar di benaknya.

"Lepas!" Desis alkana dan langsung menghempaskan tangan kekar milik alvino, dan langsung melangkahkan kakinya pergi, namun lagi lagi terhenti ketika tangan alvino melingkar sempurna di pinggangnya.

"Maaf" Lirih alvino

Sedangkan alkana ia hanya diam bibirnya terasa berat untuk berkata kata lagi, hatinya sakit, dua bulan ia tidak saling sapa dengan alvino bahkan ketika diva menyuruhnya untuk ke rumah ia memberi banyak alasan, padahal itu hanya akal akalannya saja untuk menjauhi alvino.

sikap dingin sering kali ia tunjukkan ketika bertemu dengan alvino bahkan seperti orang asing, alkana benar benar melakukan perintah alvino dulu untuk menganggap mereka orang asing.

"Lepas no!" Bentak alkana dan alvino menggelengkan kepalanya alkana bisa merasakan pundaknya basah, apa ini alvino menangis?.

~•~•~•~

Keyllah berlari tanpa mempedulikan apa saja yang berada di hadapannya, bahkan sudah tujuh kali ia tersandung kakinya sendiri,

"Rian masih ngejar ngak yah?" Gumamnya sambil melirik ke arah belakang tanpa memberhentikan larinya.

Bruk!!

"Aw.." Rintihanya kesakitan karena menabrak benda yang cukup keras.

"Sakit?" Tanya seseorang sambil mengelus rambut panjang keyllah sontak ia mendongkak menatap siapa yang baru ia trubruk.

"Rian? Ko-k bisa di sini? " Bingung keyllah ketika rian berada di hadapannya padahal tadi cowok itu berada di belakang tapi sekarang?.

"Hah.. Hah... Mo kaburkan lo?, tidak semudah itu" Tuduh rian

"Dihh ngak yah, lo yang ngejar ngejar gue makanya gue lari"elak keyllah yang merasa tertangkap basah

"Hilih alasanmu banyak jubaedah"

"Jubaedah bibirmu Jamal"

"Heh Jamal nama kakek gue nyet! "

"Ohh yaudah minggir" Usir keyllah namun tidak membuat rian memberi ia jalan

"Mo ngapain lagi si lu udin?" Kesal keyllah

"Ikut gue yuk? " Ajak rian sambil tersenyum, membuat keyllah curiga

"Mau ngapain?"

"Ternak kodok" Jawab rian santai membuat keyllah naik darah.

"Mang anjing yee luu!"

KUTUB UTARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang