#43 - Rindu

461 52 11
                                    

Sunakomo angst

(Request dari haana_09)

-Selamat Membaca-

Suna sedang berdiam diri dirumahnya sambil menatap foto Komori yang terpasang rapih di bingkai foto.

Ia mengelus gambar itu dan tersenyum kecil, Sebelum akhirnya memutuskan bersiap untuk rutinitasnya setiap bulan.

Di perjalanan, Suna mampir ke toko bunga untuk membeli sebuket bunga mawar putih dan ungu kesukaan pacarnya, Komori.

"Wah, pakaianmu rapih sekali nak, mau pergi kemana?" Seorang wanita tua asing  tiba-tiba bertanya.

Suna membalas dengan senyum tipis "ada urusan penting, oba-san."

Lalu wanita tua itu tersenyum, "semoga diberkahi ya selama perjalanan."

Suna mengangguk menanggapinya.

Lanjut berjalan, hingga akhirnya Ia sampai ke lahan yang banyak huniannya. Tempat dimana orang-orang beristirahat dengan damai.

Suna mendongak keatas, terpampang tulisan 'Pemakaman Haikyuu mantap jiwa'

Dengan langkah pelan, Suna mengarah ke salah satu makam yang ada disana.

Makam dengan keramik putih dan Nama di batu nisan yang sudah tak asing terpampang disana.

Suna mengelus keramik putih itu, "sudah 4 tahun sejak insiden tabrak lari itu ne, Komori?"

Ia meletakkan buket bunga yang dibelinya diatas keramik berpadu tanah tersebut.

Tak lupa berdoa yang terbaik untuk keselamatan dirinya dan juga Komori yang sudah tenang di alam sana.

"Kapan aku bisa menyusulmu?"

"Aku rindu, sangat rindu padamu."

"Aku berharap Tuhan baik padaku agar aku bisa segera menyusulmu keatas sana.. "

Suna tak pernah tahan, setiap kali Ia meminta dan bercerita, suaranya selalu getir.

Ia merasa kesepian tanpa orang yang disayanginya disisinya.

"Andai aku bisa memutar waktu, tak akan kubiarkan saat itu kau pergi ke Jepangmaret untuk beli telor.. "

"Andai saat itu aku bisa menghentikanmu dari tabrak lari itu.. "

Suna mulai meneteskan air mata, teringat penyesalannya yang tak ada habisnya.

"Tunggu aku ya, Komori. Aku pasti akan datang lagi kesini menemanimu. Atau, aku yang akan segera menyusulmu ke atas sana."

Suna mengelus nisan bertuliskan nama Komori, enggan pergi namun harus pergi.

Memaksa Melangkahkan kakinya keluar dari pemakaman.

Rintik hujan tiba-tiba turun membuat Suna tergesa.

Tanpa melihat ketika menyebrangi zebracross, tanda orang menyebrang masih berwarna merah.

Tiba-tiba Klakson mobil dari arah belakang terdengar dengan sangat kencang, sepersekian detik Suna menoleh kearah suara, tubuhnya terpental.

Ia merasakan sakit yang luar biasa sampai akhirnya tidak merasakan apapun lagi.

Seketika Darah bersimbah di aspal jalan yang basah, tubuhnya tergeletak tak berdaya disana.

Rintik hujan yang semakin deras terasa menghujam tubuhnya bertubi-tubi.

Sebelum menutup matanya, Ia sempat melihat bayang wajah Komori tersenyum dan suara bising orang-orang disekitarnya.

Setelah itu, Suna pun ikut tersenyum dan tidak merasakan penyesalan apapun lagi.

Fin.

.

.

.

Hati2 kalo ngomong ntar jadi doa, Suna bucinnya to the bone jadinya beneran diambil nyawanya ama Tuhan.

Haikyuu! Recehin AjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang