#46 - Selamanya bersama kan?

374 51 12
                                    

Kagehina angst

-Selamat Membaca-

"Hey Kageyama, kau bilang kita akan bersama selamanya kan?"

"Mana janjimu padaku dulu?"

"Kupikir, dengan selalu berada di sampingmu aku akan selalu merasa aman."

"Nyatanya tidak."

"Kenapa kau membunuh mereka demi aku?"

"Apa segitu gilanya kau padaku?"

"Apa salah mereka sampai kau membunuh mereka semua?"

Hinata menatap nisan di depannya dengan tatapan Iba dan takut.

Kejadian beberapa tahun lalu masih menghantuinya.

Kejadian yang membuat Hinata trauma untuk jatuh cinta terlalu dalam lagi.

Flashback

(Yeen) merupakan teman sekaligus adik bagi Hinata. Mereka hampir bersama setiap waktu, ketika sekolah, latihan, dan bahkan pulang bersama.

Namun, semenjak Kageyama menembak Hinata dan mereka jadi bulol, (Yeen) mulai terlupakan.

Hinata tidak pernah menyampar ke kelas (Yeen) dan tidak pernah mengajaknya ke gym lagi. Bahkan (Yeen) harus pergi sendiri jika ingin melihat Hinata latihan.

Yang namanya (Yeen) pasti akan berusaha mendapatkan perhatian seorang Hinata Shoyo lagi, Ia pun menghalalkan segala cara agar Hinata mau mabar sama dia lagi.

Seperti menaruh tanah di loker Hinata, nyemplungin sepatunya ke comberan dan masih banyak lagi.

Hinata yang lelah pun mulai mencemooh (Yeen) agar tidak mengganggunya lagi. Yaudah (Yeen) nurut. Jadi bukan (Yeen) yang dibunuh Kageyama, ada lagi.

Suatu hari, ada siswi baru namanya Popo cantik banget pake q, dia ini orangnya ngeselin udah gayanya kayak jamet, sok kecakepan lagi.

Popo cantik banget pake q ini tertarik ternyata sama Hinata, dia suka ngedeketin Hinata padahal jelas-jelas Hinata udah punya pacar. Hinata sendiri juga ga nyaman sama Popo.

Diam-diam Kageyama juga merhatiin gerak gerik Popo, sedang mencari cara untuk menjauhkan cewe jamet tersebut dari pacarnya.

(Yeen) sih udah gak urusan soalnya udah pindah lapak ke sekolah sebelah karna pindah hati ke mas Oikawa dan mas Kuroo.

Semakin hari Popo semakin gencar mengejar Hinata, sampai melakukan sentuhan fisik seperti memegang tangan dan memeluk nya.

Kageyama yang melihat itupun jadi risih, dan disitulah dia menyadari bahwa dia sangat tidak ingin jika apa yang telah menjadi miliknya diambil orang lain.

20 Maret

Saat itu pulang sekolah, Popo sedang asik jalan sendiri sambil mengemut lolipop beli di kantin mpok sari.

Ia tak sadar bahwa ada yang mengikutinya sedari tadi.

Sampai akhirnya seseorang menepuk pundaknya, saat menoleh kebelakang, saat itu jugalah terakhir kali Popo bernyawa.

Pelaku, yang mengenakan pakaian serba hitam itu bukannya merasa bersalah malah tersenyum senang karena menurutnya korban pembuat masalah telah mati.

Entah kenapa dia merasa puas dan pasti dia akan mencari korban selanjutnya yang berani mendekati Pacarnya.

27 Maret

"Seorang wanita ditemukan tewas di gang sepi dengan leher yang tersayat, diduga ini adalah aksi pembunuhan. Namun belum diketahui pelakunya, seminggu yang lalu kejadian yang sama pun terjadi dengan luka yang sama-"

Hinata mematikan Televisinya, lalu menghela nafas, "akhir-akhir ini sepertinya banyak terjadi aksi pembunuhan ya." Ia mendesis, "mana dua orang itu kan teman kita berdua, mereka juga pernah dekat denganku. Ya kan, Kageyama?"

Kageyama yang sedang anteng mengerjakan tugas kelompok pun mengangguk kecil.

"Aku jadi takut, semoga saja pelakunya cepat tertangkap. Aku tidak ingin ada korban lagi." Ujar Hinata

'Tidak akan ada korban jika kau tidak dekat dengan mereka, Hinata.'

Kageyama memperhatikan Hinata lamat-lamat, Hinata yang tersadar pun menatapnya balik. "Ada apa?" Tanyanya.

Kageyama menggeleng, "tidak, hanya saja wajahmu terlalu manis."

Mendengar pernyataan tersebut seketika pipinya memerah seperti Kepiting rebus, "a-apasih?! Kalo muji jangan terang-terangan dong kan malu.."

"Hinata." Yang dipanggil mengangkat kepalanya.

"Jangan terlalu dekat dengan siapapun kecuali aku ya." Ujar Kageyama, menurut Hinata itu hanya rasa kecemburuan Kageyama saja, padahal sebenarnya itu adalah peringatan sekaligus ancaman baginya.

"Pfft, kau iri ya?"

"Ha? Boke Hinata boke!"

"Eh iya ampun pangeranku!"

Kageyama mengurungkan niatnya untuk menjitak Hinata, "pangeran?" Tanyanya. Hinata mengintip dari salah satu matanya yang terbuka, "hehehe, Kageyama kan pacarku sekaligus pangeranku karena kau melindungiku."

"Ah maaf, aku hanya ber-" Mata Hinata melebar ketika bibirnya dibungkam oleh sesuatu yang lembut dan lembab. Kageyama mengecup bibirnya dengan singkat.

"Jangan membuatku tambah jatuh hati padamu." Ujar Kageyama dengan intonasi berat.

"Ah, um-" Hinata memerah hingga keteliga, malu sekali rasanya. "Um, Kageyama.. Janji ya kita akan selalu bersama, selamanya."

Kageyama mengangguk. "Iya, janji."

1 April

Tepat dihari april mop semua kejahatan Kageyama terungkap. Hinata yang mengetahuinya berpikir kalau itu semua hanya preng semata, karena hari itu adalah april mop.

Semua terungkap ketika polisi menemukan bekasi sidik jari di leher korban kedua, setelah menganalisa cukup lama akhirnya keluar biodata Kageyama.

Itu cukup membuat Hinata Shock, karna selama ini orang yang dipikir paling melindunginya ternyata adalah yang paling berbahaya.

Satu hal yang diucapkan Kageyama sebelum ia di eksekusi mati adalah,

"Shoyo, maaf. Aku mencintaimu." Ia melihat Hinata Sambil tersenyum kecil, lalu dibawa oleh polisi ke ruang pengadilan untuk dijerat hukuman mati.

Flashback Off

"...."

"Aku takut jatuh cinta lagi karena kupikir, aku sudah terlalu jatuh cinta kepadamu."

"Sepertinya, aku juga sudah gila sepertimu, Kageyama. Sampai bertemu lagi diatas sana, kita pasti akan bersama selamanya kan?"

Fin.

.

.

.


Yeen tuh Y/N ya, auhtornya males ngetik pake tanda baca.

Haikyuu! Recehin AjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang