09

635 140 5
                                    

Selamat Membaca ~



"Ryujin, kenapa lo selalu nolak gue sih?" Tanya Beomgyu.

Sekarang mereka lagi ada di atap sekolah. Cuma berdua, Beomgyu yang ngajak Ryujin kesini. Dengan paksaa  tentunya, mana mau Ryujin berduaa dengan Beomgyu.

"Gue nggak suka sama lo, apa jawaban itu kurang?" Tanya Ryujin dengan nada datar.

"Gue bisa buat lo suka sama gue, alasan lo klasik."

Beomgyu udah suka sama Ryujin dari kelas 10, dan Ryujin selalu nolak Beomgyu.

"Huft, gue udah punya pacar, puas lo?"

"Lo becanda kan? Gak mempan anjir, lawak lo, hahaha."

Ryujin menatap Beomgyu datar. Seketika Beomgyu menghentikan tawanya. Ryujin punya pacar?

"Sejak kapan?"

"Udah dari kelas 10 semester 2," ucap Ryujin tenang, seakan tidak menyadari bahwa lelaki yang sedang bersamanya tengah emosi.

"Kenapa Ryu?"

"Karena gue suka dia."

"Bukan gitu anjir, kenapa lu suka sama tuh orang tapi gue nggak?" Tanya Beomgyu, sepertinya dia sudah putus asa.

"Gue juga nggak bisa nentuin mau jatuh cinta ke siapa Gyu."

Beomgyu diam. Ryujin pun sama. Beomgyu menghela nafas, beginikah nasib cintanya? Ternyata memang dia sudah ditolak mundur sedari dulu. Kenapa dia tetap berjuang?








"Denise?"

Denise menoleh, dia melihat Minju berjalan kearahnya dengan Daehwi disebelahnya.

"Kenapa Min?" Tanya Denise.

"Ngapain disini? Nggak mau makan di kantin?" Tanya Minju.

Denise menggeleng. Dia memang lebih memilih berdiam diri di perpus.

"Ada masalah?" Tanya Daehwi takut-takut. Ia takut salah bicara, Denise ini tipe orang yang jarang bicara. Ia takut Denise merasa tidak nyaman.

Denise menghela nafas, dia menatap Daehwi dan Minju yang kini duduk di depannya.

"Gue.....dulu orang yang sering di bully," ucapnya pelan. Minju dan Daehwi tentu terkejut, mereka tetap diam menunggu Denise melanjutkan ceritanya.

"Mereka bully gue karena gue nggak punya ayah."

Denise menunduk, dia tak pernah memberitahu kepada siapa pun tentang dia yang di bully. Bahkan ibunya.

"Em maaf, emang ayah lo kemana?" Tanya Minju, dia kasian dengan Denise. Pasti berat jadi dia.

"Gue nggak tau, dari kecil gue cuma dibesarin sendiri sama bunda, setiap gue tanya bunda, bunda selalu ngalihin pembicaraan," ucap Denise

Denise mulai menangis. Dia merasa sedikit lega, akhirnya ada orang yang bisa dia sebut teman, dan dia bisa bercerita dengan temannya itu.

"Mungkin belum saatnya lo tau Nis, lo tunggu aja bunda lo buat bilang semuanya, semua perlu waktu," ucap Daehwi mencoba menenangkan.

Denise hanya mengangguk, mungkin benar ibunya perlu waktu untuk memberitahu keberadaan ayahnya.



"Mashi pulang!"

"Udah pulang?" Tanya seorang lelaki paruh baya.

Mashiho menatap pria itu, kemudian tersenyum tipis. Ia menyalimi lelaki itu, atau lebih tepatnya ayahnya.

"Udah, ayah tumben dirumah?"

"Ayah udah lama nggak ketemu kamu, maaf ayah terlalu sibuk."

Mashiho hanya mengangguk, kemudian ia pamit menuju ke kamarnya. Sesampainya di dalam kamarnya dia mengambil handuk dan bersiap mandi.

Setelah menghabiskan beberapa menit dia keluar dengan pakaian santai. Dia mengusap rambut basahnya dengan handuk, dia menatap sebuah figur foto kecil.

Dalam foto tersebut terdapat sepasang suami istri dan seorang anak kecil berusia sekitar 5 tahun. Namun suami istri itu sudah tidak bersama. Mereka bercerai ketika anak tersebut berumur 9 tahun.

"Bunda ayah, kenapa kalian cerai? Kenapa bunda ninggalin Mashi sama ayah?"

Iya, itu figur keluarganya. Nggak banyak yang tau bahwa Mashiho merupakan anak broken home. Hanya Jaehyuk dan Asahi yang tau.

Mashiho sering bertanya kepada ayahnya alasan mereka bercerai. Dan ayahnya hanya menjawab bahwa mereka sudah tidak cocok, oleh karena itu mereka bercerai.

Mashiho sampai sekarang masih sering kontakan dengan sang bunda. Hubungan mereka baik, namun tak seakrab dulu lagi.

Jujur, Mashiho merindukan masa-masa ketika keluarga mereka lengkap dan tertawa bersama.

"Semoga bunda selalu bahagia ya."


Terima kasih sudah membaca ~

CLASSMATE | 01 Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang