Selamat Membaca ~
Mashiho udah pulang. Bener kata Jaehyuk dan Asahi dia nggak mungkin terus-terusan menghindar. Dia masuk ke dalem rumah.
"Ayah?"
Mashiho ngedenger langkah dari atas, ternyata ayahnya. Tapi kok muka dia keliatan panik banget?
"Ayah kenapa?"
Ayah Mashiho natap Mashiho. Dia kaget anaknya udah pulang.
"Mashi ayah mau ke rumah Denise, katanya Denise nggak mau keluar kamar dari kemaren malem, nggak papa kan?" Tanya ayahnya pelan.
"Hah?! Kok bisa, ayah kok masih disini? Kalo Denise kenapa-kenapa gimana? Ayok yah!"
Mashiho narik tangan ayahnya. Ayahnya kaget, tapi langsung nyeimbangin langkah anaknya.
"Denise ada di dalam kamarnya," ucap ibu Denise.
Ayah Mashiho dan Mashiho langsung menuju ke kamarnya.
"Nggak ada kunci cadangan?"
Ibunya Denise menggeleng pelan, dia udah khawatir. Dia udah nangis dari tadi, akhirnya dia mutusin buat nelpon ayahnya Mashiho.
"Dobrak aja yah," usul Mashiho.
Lantas dua lelaki itu mendobrak kamar tersebut. Di percobaan kedua baru berhasil.
Kamarnya gelap dan sedikit berbau amis?
Ibunya Denise menghidupkan saklar lampu di kamar Denise.
"Denise?!"
Ibunya Denise ngehampirin Denise yang udah tergeletak dengan darah yang sudah mengering. Dia panik, ayahnya Mashiho mutusin buat bawa Denise ke rumah sakit.
Sudah satu jam Denise didalam ruang UGD. Tapi dokter belum keluar juga, ibunya Denise semakin panik. Mengingat keadaan putrinya yang tidak baik-baik saja.
"Kamu kenapa? Kamu mau ninggalin bunda?" Monolog ibunya Denise.
Mashiho dan ayahnya denger itu, tapi mereka nggak bisa berbuat apa-apa. Bahkan ayahnya Mashiho juga ngerasa sedih, bagaimanapun Denise juga anak kandung dia.
Dokter keluar ruangan, dia menatap keluarga pasiennya.
"Dia kekurangan banyak darah, tapi untungnya kami punya stok darah yang sesuai dengan golongan darahnya, selain itu terdapat banyak luka di tangan dan juga kakinya, sepertinya dia melakukan self harm. Dia juga sepertinya mengalami depresi, tolong diperhatikan lagi, saya permisi."
Dokter tersebut meninggalkan mereka bertiga. Bersamaan dengan itu dua orang suster mendorong ranjang pasien. Sepertinya Denise akan dipindahkan ke ruang rawat.
"Denise jangan tinggalin bunda nak."
Ibu Denise, Mashiho, dan ayahnya udah ada di ruang rawat Denise. Ibunya sedari tadi megang tangannya Denise sambil terus ngomong. Sedangkan Mashiho dan ayahnya hanya memperhatikan dari sofa yang ada di ruangan ini.
Ayahnya Mashiho milih ruang rawat VIP. Alasannya biar lebih luas dan nyaman.
"Ayah, Denise....bakal baik-baik aja kan?" Tanya Mashiho pelan. Dia sudah mencoba menerima kehadiran Denise dalam kehidupannya. Bagaimanapun kejadian itu sudah terjadi sejak lama. Dan sudah sepatutnya dilupakan.
Ayahnya Mashiho tersenyum, "Kita berdoa yang terbaik buat kakak kamu."
Mashiho tersenyum, "Kakak?"
Benar juga, Denise lebih tua dari dia. Jadi ini rasanya jadi Asahi, memiliki seorang kakak perempuan.
Tuhan, jangan ambil kakak Mashi, Mashi janji kalo Denise udah sembuh, Mashi bakal jaga dia dengan baik batin Mashiho.
"Bun..bunda."
Denise ngebuka matanya. Semua yang ada di ruangan itu natap Denise.
Ibunya Denise senyum "Sayang, kamu udah sadar? Ada yang sakit? Atau kamu laper? Atau mau minum?"
Denise menggeleng pelan. Dia menatap ayah dan teman-temannya juga Mashiho yang tersenyum menatapnya.
"Udah berapa lama aku nggak sadar?"
"Dua hari Nis."
Denise mengangguk, namun setelahnya dia membulatkan matanya.
"APA?! DUA HARI?!"
"DENISE KIM JANGAN TERIAK INI RUMAH SAKIT!"
"BUNDA JUGA JANGAN TERIAK!"
Btw bentar lagi end guys huhu, aku seneng banget karena banyak yang baca book aku yang ini. Makasih banyak ya guys.
Terima kasih sudah membaca ~
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATE | 01 Line [END]
Fanfic[Done Revisi] Tentang teman sekelas yang isinya random semua. Hai, cerita pertamaku, semoga semuanya suka ya. Start : 5 Juni 2021 End : 24 Juni 2021