26

569 104 2
                                    

Double Up

Selamat Membaca ~










"Papa, besok pembagian raport."

Ayahnya mengangguk, "Pasti dapet peringkat 1 umum kan?"

Dengan ragu Hitomi mengangguk.

Ayahnya manggut-manggut, "Kalo sampe turun, kamu tau kan apa hukumannya?"

Hitomi mengangguk, "Nggak boleh keluar rumah sebulan dan harus belajar terus, nggak ada bantahan."

"Bagus, jangan kecewakan papa," ucap ayah Hitomi sambil pergi dari meja makan untuk bekerja.

"Aku bahkan nggak tau papa bangga apa nggak sama aku, papa nggak pernah bilang apa pun setelah pencapaian aku."

Hitomi menunduk, ayahnya selama ini tak pernah mengatakan apa yang harusnya dikatakan orang tua ketika anaknya mendapat prestasi.

Jangankan merasa bangga, dia bahkan tak pernah menanyakan kabar putrinya tersebut.

Jika saja kakaknya tidak meninggal, apa hidup Hitomi akan lebih baik?










"Kira-kira gue dapet peringkat berapa ya?"

"1 Jae."

Jaehyuk tersenyum, "Dari belakang," sambung Daehwi.

Jaehyuk langsung menghilangkan senyumnya.

Mereka sedang duduk di depan koridor ruang kelas mereka. Sedangkan para orang tua sedang mengambil raport putra putri mereka.

Nggak semua disini sih, yang nggak ada disana itu Hitomi, Nako, Yuri, dan Minju. Entah kemana mereka berempat.





"Mashi!"

Yang dipanggil Mashiho tapi semuanya yang menoleh. Ayah Mashiho menghampiri mereka, disebelahnya ada ibunya Denise.

"Selamat ya, kamu hebat, ayah bangga sama kamu."

"Selamat ya nak," ucap ibunya Denise.

Mashiho mengangguk "Emang Mashiho peringkat berapa yah?"

Ayahnya Mashiho memberikan raport tersebut pada putranya.

"Peringkat 1 dikelas dan 1 umum."

Semua terkejut, bahkan Mashiho juga begitu. Jika Mashiho peringkat satu, lalu bagaimana dengan Hitomi.

"Loh kalian kenapa?" Tanya Nako.

"Hitomi mana?!" Tanya I.N

Pasalnya hanya tiga orang yang kembali, dan Hitomi tidak ada diantara mereka.

Mereka bertiga menggeleng. I.N tanpa basa basi pergi dari sana. Yang lainnya juga menyusul I.N, mereka mencari ke beberapa sudut sekolah, tapi Hitomi tidak ada dimana-mana.

"Aduh, Hitomi kemana sih?"

Mereka lagi ngumpul di taman belakang sekolah. Setelah nggak nemu Hitomi dimana-mana mereka memutuskan buat kumpul dulu.

"Kayaknya dia udah tau kalo misalnya dia turun peringkat," ucap Asahi.

"Lo peringkat berapa sa?" Tanya Sungchan.

"Dua, bokap gue bilang Hitomi peringkat tiga."

Semua yang ada di sana terlihat panik. Mereka berharap Hitomi baik-baik saja.

"Kita cari ke tempat yang biasa Hitomi datengin, entah kenapa perasaan gue nggak enak," ucap I.N

Mereka mengangguk, setelahnya mereka semua pergi ke parkiran. Dan bergegas mencari Hitomi.









"Permisi bu, ada liat anak SMA lewat sini nggak? Seragamnya sama kayak saya, cuma lebih pendek dari saya."

Ibu tersebut menggeleng.

Winter tersenyum, kemudian meninggalkan ibu tersebut.

"Gimana?" Tanya Mashiho.

"Nggak ada yang tau Shi."

Mashiho menghela nafas, sudah 2 jam mereka mencari kesana kemari, menanyai orang-orang sekitaran sini. Tapi hasilnya nihil.

Anak-anak yang lain juga gitu, nggak ada yang bisa nemuin Hitomi. Poselnya bahkan nggak aktif.









"Ketemu?" Tanya Sungchan yang baru tiba sama Daehwi.

Mereka lagi kumpul di warung deket sekolah. Mereka semua menggeleng.

"Ayen belum balik?"

"Eh iya, kayaknya masih nyari, diantara kita kan dia yang paling panik pas Hitomi hilang," jawab Yuri.

"Kita pulang aja dulu, ganti baju, makan, abis itu baru lanjut nyari. Bila perlu bapaknya kita seret, enak aja anaknya ilang dia malah santai-santai," ucap Daehwi.

Mereka mengangguk, beberapa dari mereka memang mendatangi rumah Hitomi. Mereka melihat ayahnya dan menanyai Hitomi.

Tapi ayahnya terlihat santai dan dengan entengnya berkata bahwa Hitomi lebih baik tidak pulang. Bahkan dia menyebut Hitomi sebagai anak tidak berguna.

Benar-benar jahat sekali. Mereka jadi kasian dengan Hitomi.

Setelahnya mereka semua pulang dari sana, mereka juga perlu ganti baju dan juga makan. Orang tua mereka juga mungkin khawatir karena anaknya tak pulang-pulang.










"Lo dimana sih Mi?"

Sedari tadi I.N menanyai orang-orang sekitar tapi tak ada yang tau. Sekarang sudah malam dan Hitomi belum ketemu. Tiba-tiba dia terpikirkan satu tempat. Dia menggeleng panik.

"Enggak, semoga apa yang gue pikirin nggak terjadi, please Mi jangan lakuin hal gila."

I.N mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata-rata dia panik. Hingga sampailah dia ditempat tujuan.







"HITOMI!"


Sekitar 2 chapter lagi end guys. Sebenernya sih ini cerita emang udah end dari lama. Aku juga lagi buat cerita lain. Btw ada yang suka cerita horor? Aku lagi coba-coba buat nih. Semoga inspirasinya lancar. Biar bisa cepet up.

Itu aja dulu. See you next chapter, papay.
Terima kasih sudah membaca ~

Terima kasih sudah membaca ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Papay - Cio

CLASSMATE | 01 Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang