05

816 158 2
                                    

Selamat Membaca ~

"Ini rumah Denise?" Tanya Nako, Mashiho hanya mengangguk, ia mengikuti google maps yang sebelumnya dikirim oleh Denise, di sebelahnya ada Daehwi. Kebetulan lelaki tersebut bertetangga dengan Mashiho jadi mereka berangkat bersama.

"Ayo masuk!" ajak Daehwi.

"Masuk-masuk, udah kayak rumah sendiri, ketok dulu lah anjing!" kata Mashiho ngegas.

" Itu maksud gue anjir, yok ah!" Daehwi mendahului keduanya, solah-olah ia sudah terbiasa kemari. Nako dan Mashiho hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan Daehwi.

"PUNTEN PAKET!" Daehwi benar-benar membuat Mashiho dan Nako malu, sudah tadi berlagak seperti tuan rumah, sekarang malah bertingkah seperti tukang paket. Rasanya Mashiho dan Nako ingin pulang saja.

"Eh kalian, gue pikir paket beneran, ayo masuk!" ajak Denise, iya dia yang bukain pintu. Mereka masuk, rumahnya sepi, kayaknya cuma Denise yang tinggal di rumah ini.

"Denise, di rumah sendiri?" Tanya Nako. Denise tersenyum "Iya, bunda lagi kerja, bibi ART gue lagi pulang kampung, jadi sendiri deh di rumah. Duduk dulu anggap aja rumah sendiri, gue buatin minum dulu." Denise beranjak menuju dapur.

"Kasian juga, tinggal sendiri, nggak takut ada setan apa," kata Daehwi, merinding sendiri dia.

"Sekarang sih harusnya takut, kan disini emang ada setan," kata Mashiho, lelaki tersebut sedang memperhatikan sekitar. Kosong tak ada foto-foto satu pun yang terpajang.

"Hah? Mana Shi? Nggak usah bikin takut deh, lagi pula gue baru tau lo anak indihome," kata Daehwi, ia sedang merapatkan diri ke dekat Mashiho.

"Lah nggak nyadar? Setannya lo Daehwi, bisa-bisanya lu lupa jati diri lo yang sebenernya," ucap Mashiho tanpa dosa. Daehwi langsung memukul Mashiho dengan bantal sopa yang ada disana.

"Mashiho anjing! Gue kira beneran bangsat!" umpatnya penuh emosi. Nako yang melihatnya hanya tertawa, heran dengan tingkah dua lelaki tersebut.

"Loh, kalian kenapa? Nih di minum," ucapnya sambil meletakkan minuman dan camilan  di atas meja.

"Nggak kok, sambil buat makalah aja yok!" ajak Mashiho, akhirnya mereka menuntaskan tugas makalah tersebut, meski sesekali bercanda.

"Nako lo kok imut banget sih?" Celetuk Daehwi tiba-tiba.
"Kenapa? Iri lo karena Nako imut, sedangkan lo amit-amit?" Bukan, bukan Nako yang menjawab melainkan Mashiho.

"Sumpah anjir, ada dendam kesumat apa sih lo ma gue? Gue nanya Nako bangsat! Bukan nanya kang becak!" geram Daehwi.

"Namanya Yabuki Nako, bukan Nako bangsat, lagipula mana ada kang becak cakep macam gue," kata Mashiho.

"Idih, cakep-cakep pendek," ledek Daehwi.

"Meskipun gue pendek, tapi otak gue nggak sependek tinggi badan gue," bantah Mashiho.

"Udah-udah, kalian jangan berantem lanjut buat aja," kata Nako, jika tidak dipisahkan mungkin mereka akan tetap beradu argumen yang tidak penting tersebut. Denise memperhatikan interaksi mereka dengan senyum tipis.

"Denise, lo kenapa?" Tanya Nako, Denise terkesiap "Nggak papa, yuk lanjut!"







"BEOMGYU BANGSAT, JANGAN ELUS-ELUS KEPALA GUE ANJING!" sedari tadi kelompok ini banyak sekali teriaknya. Beomgyu yang tak henti mengganggu Ryujin dan Ryujin yang tak henti meneriaki Beomgyu.

"Udah kenapa Gyu, biar cepet lese makalahnya," lerai Sungchan, dia sudah lelah melihat keributan mereka, untungnya orang tuanya sedang ke rumah neneknya. Jadi tidak ada yang terganggu. Hm mungkin tetangga sebelah terganggu.

"Gue cuma ngelus kepalanya doang, bukan nyekek Ryujin elah, gue kan cuma pengen meluluhkan hati Ryujin," kata Beomgyu.

"Jauh-jauh lo dari gue anjing!" Ryujin nampaknya sudah sangat kesal dengan Beomgyu, ia berdiri dan duduk di sebelah Sungchan, yang berarti kini Sungchan berada di tengah mereka.

"Udah Gyu, ngalah, biar makalahnya cepet selese," ucap Chaeryeong, sejujurnya ia sudah sangat lelah.

Disaat semuanya kembali bekerja, HP Chaeryeong tiba-tiba berbunyi, ia mengangkatnya.

"Apa?! Iya gue pulang sekarang!"
Chaeryeong dengan segera merapikan buku dan memasukkannya kedalam tasnya.

"Gue pulang duluan ya, entar sisain tugas gue, pasti gue kerjain." tanpa menunggu jawaban temannya ia segera berlari keluar. Bahkan panggilan temannya tak ia hiraukan.

"Chaeryeong kenapa?" Entah kepada siapa Sungchan bertanya, Beomgyu dan Ryujin hanya menggeleng pelan. Chaeryeong terlalu misterius untuk dipahami.

Lo kenapa Chaer, lo nganggep gue teman apa nggak sih batin Ryujin.

Terima kasih sudah membaca ~

CLASSMATE | 01 Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang