Selamat Membaca ~
Hitomi masuk ke rumah dengan lesu. Dia sebenernya takut buat pulang. Tapi kalo nggak pulang dia mau kemana?
"Baru pulang? Nilai ulangannya mana?"
Baru pulang ayahnya langsung nanyain nilai ulangan. Nggak pernah sekali aja dia nanya gimana keadaan Hitomi.
Hitomi meraih kertas ulangan yang ia lipat menjadi dua bagian. Ayahnya mengambil kertas tersebut. Di meremat kertas tersebut, setelahnya menampar Hitomi hingga gadis itu terduduk di lantai.
"MATEMATIKA CUMA DAPET 85??!! KAMU BELAJAR APA ENGGAK SIH HITOMI?! BAHKAN KAKAK KAMU SAKURA BISA DAPET NILAI 100, KENAPA KAMU BODOH SEKALI HAH?! DASAR ANAK TIDAK BERGUNA!"
Lagi, Hitomi hanya bisa menangis. Sudah biasa dengan semua cacian yang diberikan oleh ayahnya.
"KAMU NIAT SEKOLAH APA NGGAK HAH?! NILAI SENI BUDAYA KAMU BAHKAN KECIL, SEKARANG ULANGAN SEPERTI INI HANYA DAPAT 85?! COBA SAJA SAKURA PASTI DIA SUDAH MENDAPAT NILAI SEMPURNA, KAMU......"
"HITOMI BUKAN KAK SAKURA, KITA BEDA PA, HITOMI EMANG NGGAK BISA SESEMPURNA KAK SAKURA. HITOMI EMANG LEBIH BODOH DARI DIA. TAPI APA PAPA BISA MANDANG HITOMI SEBAGAI HITOMI, BUKAN KAK SAKURA, BISA PA?"
Bukannya mendengar keluhan sang anak, ayah Hitomi malah kembali menampar Hitomi.
"DASAR PEMBANGKANG! BAHKAN SAKURA TIDAK PERNAH MEMOTONG BAHKAN BERTERIAK KEPADA PAPA! DASAR TIDAK BERGUNA!"
Ayah Hitomi pergi. Tanpa menghiraukan anak gadisnya yang kini berantakan dan menangis sesenggukan.
"Itu karena papa nggak pernah marahin kak Sakura."
Hitomi lelah, tapi dia tak tau harus berbuat apa. Dia bertahan karena dia masih menyayangi kedua orang tuanya. Tapi sekarang dia berpikir, apa jika dia mengakhiri hidupnya,
ayahnya akan menangis seperti ketika kakaknya meninggal?"Gimana keadaan Hitomi ya?"
Semua yang ada di sana menggeleng. Yuri, Minju, Nako, I.N, Daehwi, dan Sungchan sedang berkumpul di rumah I.N
"Emang segitunya ya bapaknya si Hitomi Yen?"
I.N yang ditanya hanya mengangguk. Yuri, Minju, dan Nako jadi merasa bersalah. Mereka bertiga yang mengajak Hitomi jalan-jalan ke mall sehingga waktu belajar Hitomi berkurang.
"Ngerasa bersalah gue," ucap Nako.
"Kalian mana tau kalo kehidupan Hitomi sekeras itu, jangan nyalahin diri kalian," ucap Sungchan, mencoba menenangkan teman-temannya.
"Kita bisa bantu apa? Gue nggak tega sama Hitomi."
Minju mengangguk setuju, "Iya, tapi kita juga gak bisa sembarangan ngambil keputusan, karena bisa aja Hitomi yng kena dampaknya."
Mereka mengangguk, lagi-lagi masalah datang. Ryujin dan Chaeryeong belum berbaikan, sekarang ditambah masalah Hitomi. Besok siapa lagi?
"Udah dari tadi?"
"Baru kok, kamu udah aku pesenin minuman juga."
"Ada masalah apa hm? Katanya kamu berantem sama Chaeryeong?" Tanya Chenle.
Chenle dan Ryujin, mereka lagi ada di cafe. Bukan cafe tempat Chaeryeong kerja kok.
"Dia bohongin aku, dia nggak pernah cerita tentang kehidupan dia atau masalah apa yang dia hadapin, aku ngerasa kayak nggak dianggap temen," ucap Ryujin.
Chenle menggenggam tangan Ryujin, diusap pelan tangan itu. "Nggak semua hal bisa dia ceritain, pasti dia punya alasan kenapa dia nggak cerita ke kamu."
"Tapi aku udah nganggep dia kayak saudara aku Le, apa nggak bisa dia bilang aja kalo dia kerja di cafe, aku nggak bakal marah kok, lagian aku temenan sama dia bukan karena uang"
"Sayang, aku kan udah bilang, Chaeryeong pasti punya alasan, jangan jauhin dia terus, kalian itu temen deket, nggak baik marahan lama-lama," ucap Chenle.
Ryujin mengangguk, mungkin besok dia akan mencoba berbaikan dengan Chaeryeong.
Tanpa mereka sadari seseorang memperhatikan mereka. Jaraknya tidak dekat juga tidak jauh, jadi dia bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi.
"Jadi ini alasan lo nolak gue Ryu, Zhong Chenle lo penghianat!"
Terima kasih sudah membaca ~
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATE | 01 Line [END]
Fanfiction[Done Revisi] Tentang teman sekelas yang isinya random semua. Hai, cerita pertamaku, semoga semuanya suka ya. Start : 5 Juni 2021 End : 24 Juni 2021