Triple update
Selamat Membaca ~
Mashiho mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia marah, marah dengan ayahnya karena telah tega mengkhianati dia dan ibunya.
Ia membayangkan betapa sakitnya ibunya harus menahan sakit beberapa tahun lalu.
Saat sedang bergelut dengan pikirannya tiba-tiba seorang wanita hendak menyebrang, Mashiho langsung banting setir. Hal itu membuat dia kehilangan keseimbangan, sehingga dia terjatuh dari motor dan tergores aspal.
Beruntungnya Mashiho tidak terluka parah, hanya saja lutut dan sikunya luka, jaket dan celana jeans yang ia kenakan robek.
Wanita tadi panik dan menghampiri Mashiho.
"Mashiho?!"
Mashiho buka helmnya dan ngeliat Winter mandang dia dengan panik.
"Mashiho lo luka parah nggak? Mana yang luka?"
"Gue nggak papa kok, lo nggak usah panik."
Winter mukul luka Mashiho yang ada di siku. Mashiho meringis kecil.
"Itu yang lo bilang nggak sakit? Gila lo, udah yuk ke rumah gue aja, deket kok dari sini, jadi kalo lo nggak sanggup bawa motor, entar gue suruh salah satu penjaga mini market buat bawain motor lo."
"Gue masih bisa bawa motor kok, makasih, gue mau ke rumah Jaehyuk aja."
Mashiho mencoba bangun dia meringis kecil. Winter megang tangan Mashiho.
"Nggak usah ngeyel, lo jatoh di aspal bukan di kasur. Asahi juga tetep temen lo, gue tau lo kecewa sama dia, tapi please lo lagi nggak baik-baik aja. Gue tau lo butuh tempat cerita."
Mashiho akhirnya mengangguk, Winter manggil salah satu penjaga minimarket yang kebetulan cowok. Dia yang bawa motornya Mashiho ke rumahnya Winter, sedangkan dua orang itu jalan kaki dengan pelan.
Ternyata rumah Winter cuma beberapa meter dari minimarket.
Sesampainya di rumah Winter, Mashiho disuruh duduk di ruang tamu. Sedangkan Winter ke dapur ngambil kotak obat.
"Kenapa lo kebut-kebutan jam 9 malem? Lo mau latihan jadi pembalap?"
Mashiho diem, tapi otaknya muter ke beberapa jam yang lalu, sebelum semua fakta ngehancurin hidup dia.
Winter yang menyadari Mashiho bengong pun nepuk pelan pundak dia.
"Eh kenapa?" Tanya Mashiho.
"Ada masalah? Lo bisa cerita sama gue."
"Gue....ternyata sodara sama Denise."
Winter kaget, dia natap Mashiho "Maksudnya kalian sodara tiri atau......"
"Saudara kandung, bokap gue selingkuh sama nyokap dia."
Winter makin kaget, dia nggak tau seberapa sedih Mashiho sekarang.
"Lo kalo mau nangis, nangis aja nggak papa, lo nangis bukan berarti lo lemah," ucap Winter pelan.
Pertahanan Mashiho runtuh. Dia nangis, dia bener-bener nggak kuat. Winter dengan ragu meluk Mashiho. Mashiho juga membalas pelukan Winter. Dia memang butuh pelukan saat ini.
"Kenapa ayah tega sama gue sama bunda? Kenapa semuanya harus terjadi di keluarga gue? Kenapa dulu gue nggak digugurin aja pas masih dikandungan," ucap Mashiho dalam pelukan Winter.
"Lo nggak boleh ngomong kayak gitu, kelahiran lo itu udah takdir. Lo nggak bisa ngelawan takdir."
Setelahnya mereka diam, Mashiho juga masih nangis dipelukan Winter. Ngomong-ngomong mereka cuma berdua di rumah Winter, Asahi lagi keluar, kayaknya ke rumah I.N, katanya mau ngambil bukunya dia yang dipinjam I.N, sedangkan orang tuanya lagi pergi ke rumah neneknya di Bandung.
Tiba-tiba Asahi dateng. Dia bingung, ngeliat Winter sama Mashiho pelukan. Apalagi Mashiho nangis dipelukan Winter.
"Kenapa?" Tanya Asahi tanpa suara.
"Ada masalah," ucapnya tanpa suara pula.
Setelahnya Asahi mengangguk dan meletakkan bukunya di meja ruang tamu. Dia beranjak menuju dapur untuk mengambil minum.
Mashiho melepas pelukannya. Dia juga udah nggak nangis lagi. Dia ngeliat pundak Winter udah basah, malu dia nangis di pundak cewek. Tapi dia lagi bener-bener butuh pelukan.
"Gue naruh obat dulu ke dapur."
Mashiho cuma mengangguk, dan memperhatikan interior rumah ini.
"Nih minum!"
Tentaranya ganteng-ganteng cuy.
Thanks for 1k readers 🎉🧡
Terima kasih sudah membaca ~
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATE | 01 Line [END]
Fanfiction[Done Revisi] Tentang teman sekelas yang isinya random semua. Hai, cerita pertamaku, semoga semuanya suka ya. Start : 5 Juni 2021 End : 24 Juni 2021