24

557 116 0
                                    

Selamat Membaca ~









"Nongkrong skuy, refreshing sebelum ujian."

Sebentar lagi ujian kenaikan kelas. Sungchan ngajak mereka buat nongkrong, jarang-jarang kan bisa nongkrong full team .

"Gas ngenggg, dimana tapi?" Tanya Jaehyuk.

"Pantai? Sungai? Danau?"

"Nggak sekalian ke samudera Pasifik aja wi?"

Daehwi nyengir, sedangkan Yuri cuma mendengus.

"Gue nggak bisa, entar harus kerja, ibu gue belum sembuh."

Mereka saling menatap, kemudian tersenyum secara bersamaan. Secara serempak menoleh ke arah Chaeryeong.

"Cafe Chaeryeong kerja, let's go!"










Disinilah mereka, di cafe tempat Chaeryeong bekerja. Masalah insiden lalu untungnya Chaeryeong nggak dipecat.

"Chaer, entar kalo udah beres kesini ngumpul bareng."

Chaeryeong mengangguk, sebenernya dia sedikit malu. Pasalnya temennya kayak orang nggak makan sebulan, makanannya banyak banget, bahkan permeja yang isinya empat sampe lima orang dimejanya hampir penuh dengan makanan.

Kalo kata mereka sih, kapan lagi morotin sultan? Iya, Chenle yang nraktir. Duitnya Chenle juga nggak akan abis ngejajanin anak-anak kelasan.

Semuanya ikut, bahkan Hitomi pun ikut, tentunya dengan paksaan. Dia kan gila belajar. Untuk masalahnya dengan Yuri, Minju, dan Nako dia sudah tidak mempermasalahkannya. Mereka sudah akrab seperti semula.

Mereka menghabiskan makanan dengan lahap, maklum jarang-jarang makan gratis. Padahal mah rata-rata dari kalangan mampu.

Chaeryeong balik kerja, cafe nggak rame banget, yang ngeramein cuma temen dia. Yang kelakuannya kayak monyet lepas kandang.

Pas lagi ngelap salah satu meja kosong, ponsel Chaeryeong bunyi. Dia ngangkat itu, dia kaget. Yang nelpon tetangganya, dia bilang kalo ibunya jatuh di kamar mandi.

Chaeryeong langsung izin ke bosnya buat pulang. Ibunya sendirian di rumah, nggak mungkin juga kan Chaeryeong minta tetangganya yang jagain ibunya?

Setelah dapet izin dia buru-buru pulang, tanpa ganti baju dulu dan juga nggak bilang sama temen-temennya.

"Lah Chaeryeong kok panik gitu? Dia mau kemana?"

Anak-anak yang lain ngeliat ke pintu keluar, tanpa banyak bicara mereka ngikutin Chaeryeong, Chaeryeong juga pulangnya naik ojek yang dia stop dijalan.

Chenle paling belakang sama Ryujin, soalnya dia harus bayar makanan anak-anak dulu. Setelahnya dia nyusul temen-temennya.













"Ibu kok bisa jatoh?"

"Licin Chaer, ibu kurang hati-hati."

Chaeryeong menghela nafas, ibunya masih muda. Tapi karena banyak beban pikiran dan lelahnya pekerjaan yang buat ibunya kelihatan lebih tua dari umurnya.

Ayah Chaeryeong sudah meninggal sejak dia kelas lima SD. Hal itulah yang membuat ibunya jadi tulang punggung keluarga.

Ngomong-ngomong, anak-anak yang lain di luar rumah. Mana muat semua anak itu masuk ke rumah Chaeryeong yang nggak terlalu besar. Mereka duduk dibawah pohon mangga. Ada kursi panjang juga disana.

"Gila adem banget disini, mangganya berbuah banyak lagi, ngerujak sabilah."

"Makan mulu lo Jae, ngidam lo pengen ngerujak?"

"Sirik aja lo Yur."

Chaeryeong menghampiri mereka dengan tangan membawa nampan yang berisi es teh.

"Maaf ya cuma ada ini."

"Santai aja Chaer," ucap Minju sambil bantuin Chaeryeong bagiin minuman.

"Btw keadaan ibu lo gimana?" Tanya Sungchan.

"Ibu gue nggak papa, untungnya nggak ada luka serius, cuma memar dikit," jawab Chaeryeong.

Mereka semua mengangguk.

"Chaer, lo nggak mau nyeritain masalah lo ke kita?"

Chaeryeong menunduk, dia memang belum menceritakan masalahnya pada teman-temannya. Bahkan dia belum berbicara dengan Ryujin.

Chaeryeong menarik nafas dan menghembuskannya pelan.

"Gue orang miskin, dari dulu selalu di bully karena gue miskin. Ayah gue udah meninggal pas gue kelas lima SD, ibu gue yang kerja buat kehidupan kita. Gue dari dulu nggak punya temen, nggak ada yang mau temenan ma gue, karena miskin. Jadi pas gue punya temen, gue milih ngerahasiain kehidupan gue, karena....gue nggak mau kehilangan temen."

Semua kaget, lagi? Salah satu teman mereka korban bully? Betapa beratnya hidup Chaeryeong.

"Beberapa bulan lalu ibu jatoh dari motor pas nganterin pesanan pelanggan, hal itu ngebuat kakinya patah dan gue yang gantiin ibu kerja. Gue nggak berani ngomong ke kalian gue takut kalian ngejauhin gue."

Chaeryeong menunduk, dia tak berani menatap teman-temannya. Ryujin maju, dia memeluk Chaeryeong.

"Kita bukan orang yang temenan mandang harta Chaer, lo temen kita, mau lo miskin atau apapun itu lo tetep temen kita."

Yang lain mengangguk membenarkan ucapan Ryujin.

"Maaf Ryu, maaf udah bohongin lo."

"Nggak usah minta maaf, sekarang kita sahabatan lagi, nggak ada yang disembunyiin."

Chaeryeong mengangguk, mereka melepas pelukannya. Chaeryeong lega, dia pikir teman-temannya akan menjauhinya. Dia beruntung karena mendapatkan teman yang baik.

"Chaer, ini pohon mangga punya lo?"

Chaeryeong mengangguk menanggapi pertanyaan Jaehyuk.

Jaehyuk tersenyum "Boleh minta nggak? ngerujak skuy!"

Memang oknum Yoon Jaehyuk tidak tau malu. Tapi pada akhirnya semua setuju. Mereka menghabiskan waktu di sore itu dengan canda dan tawa sambil ngerujak.


Terima kasih sudah membaca ~

CLASSMATE | 01 Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang