11

611 123 2
                                    

Selamat Membaca ~



"Sesuai janji minggu lalu, hari ini kita ulhar, siapkan kertas kosong dan pulpen, sisanya simpan di tas, jangan ada yang mencontek," ujar Pak Hanbin, setelahnya beliau membagikan kertas soal ulangan harian.

Hitomi menggerutu kecil, ada beberapa soal yang tidak bisa dia jawab. Jadi di coba-coba saja.

"Pst... Asa jawaban nomor 5."
Memang dasar Yoon Jaehyuk, meski sudah diperingati dia tetap berniat mencontek.

Asahi menggeser lembar jawabannya, dengan semangat Jaehyuk menyalin jawaban Asahi. Nggak semua, takut nilainya jadi sama, Jaehyuk kan nggak pinter-pinter banget.

"Waktu kalian 10 menit lagi, yang sudah bisa mengumpulkan ke depan."

Mashiho berdiri, dia mengumpulkan paling pertama disusul Asahi. Tidak heran mereka berdua merupakan siswa yang pintar.

"Lagi 5 menit!"

Beberapa siswa dan siswi mulai maju dan mengumpulkan lembar jawaban mereka. Yang paling terakhir Hitomi, dia ketar-ketir takut hasilnya tidak memuaskan.

"Hitomi, tumben paling terakhir, biasanya kamu selalu paling pertama," ucap Pak Hanbin, beliau tau seberapa pintar Hitomi.

Hitomi hanya tersenyum menanggapinya. Lalu dia kembali ke tempat duduknya.

"Pelajaran kita sampai disini, saya pastikan besok hasil ulhar akan dibagikan, ketua kelas besok ke meja saya untuk mengambil hasilnya, saya permisi, selamat siang!"

Setelahnya Pak Hanbin keluar. Hitomi masih setia duduk melamun.

"Hi, lo kenapa?" Tanya Sungchan.

Semua menatap Hitomi, Hitomi hanya menggeleng dan meninggalkan mereka semua.






"Chaer, entar nongkrong yuk, udah lama kita nggak nongkrong, entar ajak anak-anak yang lain juga," ajak Ryujin.

"Nggak bisa Ryu, entar gue mau ke rumah nenek bareng ortu gue," ujar Chaeryeong. Tentunya dia berbohong, dia harus bekerja nanti, ibunya juga belum sembuh. Mana sebentar lagi harus membayar SPP.

"Oh, ya udah entar gue ajak Winter aja."

Chaeryeong hanya mengangguk, dan kembali melahap baksonya. Dia merasa bersalah karena sudah berbohong pada Ryujin. Tapi dia tidak ingin Ryujin tau bahwa dia miskin.

Chaeryeong memang menutupi masalah kehidupannya dari semua orang. Dia takut, takut di bully seperti dulu. Dia dulu tidak punya teman, dia diasingkan, bahkan di bully. Tapi dia tidak bisa melawan, orang yang mem- bullynya. Mereka orang kaya, dan Chaeryeong orang miskin, dia bisa saja dikeluarkan dari sekolah itu.

Chaeryeong menghela nafas, mengingat kejadian dulu membuatnya frustasi. Dia beruntung ketika baru kelas 10 Ryujin mau berteman dengannya.

Tapi jika tau Chaeryeong berbohong padanya, apa Ryujin masih mau berteman dengannya?







"Papa?"

Orang yang dipanggil papa itu menoleh. Dia tersenyum menatap putrinya. Ah, bukan putri kandung, tepatnya putri tiri. Tapi dia sudah menganggap Winter seperti putri kandungnya sendiri.

"Sendiri aja? Asahi mana? Kamu nggak dianter sama Asa?" Tanya beliau beruntun.

Winter menggigit bibirnya, dia bingung harus menjawab apa.

"Dia lagi pergi sama temennya pa."

"Hm, pasti sama Mashiho sama Jaehyuk, kebiasaan. Masak putri kesayangan papa dibiarin pulang sendiri."

Ini yang Winter suka dari papa tirinya. Dia tidak pernah membedakan Asahi dan Winter. Tapi Winter tetap saja belum bisa nerima Asahi jadi saudaranya. Entahlah menurutnya semua terlalu tiba-tiba.

Waktu itu Winter masih kelas 3 SMP, ibunya tiba-tiba mengajaknya untuk makan malam bersama dengan ayah Asahi. Mereka mengatakan akan menikah, Winter awalnya menolak. Tapi melihat ibunya bersedih, akhirnya Winter setuju.

Mereka melangsungkan pernikahan saat Winter dam Asahi lulus SMP, dan mereka pindah ke rumah yang sekarang. Winter dan Asahi memang tidak satu SMP, dan sampai sekarang mereka masih canggung, hanya berbicara seperlunya.



Terima kasih sudah membaca ~

Dapet salam dari Asahi

Dapet salam dari Asahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Imut banget
Paypay

CLASSMATE | 01 Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang