Extra part (I)

2.6K 243 44
                                    

Dua bulan telah berlalu semenjak kejadian taehyung masuk rumah sakit. Dan semuanya berjalan dengan lancar. Sudah dua bulan juga semua keluarga besar baik kim, park maupun Lee mencari donor paru-paru yang tepat untuk taehyung.

Keadaan anak itu memang sudah baik. Namun jika dia kelelahan sedikit saja maka penyakitnya akan kambuh. Menghirup debu, melakukan pekerjaan yang membuat dirinya lelah, maka dengan senangnya penyakit sialannya itu akan datang menganggu.

Dan tentu, mereka semua begitu menjaga taehyung. Taehyung dijaga begitu ketat oleh mereka. Tak boleh sedikitpun melakukan hal yang membuatnya lelah.

Dan taehyung hanya dapat menghela napas kasar. Sudah berkali-kali taehyung protes dengan sifat protektif keluarganya itu, namun tidak ada yang mendengarnya. Dan berakhir dirinya pasrah.

Dirinya sudah besar. Mengapa keluarganya memperlakukannya seperti anak kecil. Bahkan seperti sibontot. Hei, sijuki wajar digituin, lah dia udah besar. Wajar taehyung kesal dan protes.

Sudahlah taehyung kembali lagi pasrah, mau protespun malah dia yang diomeli. Ya sudah diem aja, selagi dirinya belum menendang saudara-saudara serta orangtuanya kesungai han. Bodo amat taehyung dicap anak durhaka.

"KIM TAEHYUNG, KAU TAK MENDENGARKAN PENJELASANKU!" Taehyung terlonjak kaget. Dirinya menatap kearah depan, dimana berdiri seorang wanita paru baya dengan tampang begitu menakutkan.

"TAEHYUNG!" Kembali teriakan itu terdengar membuat taehyung kembali terlonjak.

"Maju dan kerjakan soal didepan" Taehyung menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Menatap sekitar, oh shit semua murid dikelas tengah menatapnya. Menatap kearah hyung kembarnya yang malah tertawa mengejeknya pun dengan sahabatnya. Dasar setan!

Taehyung menggerutu dan menghela napas kasar. Dirinya maju kedepan memperhatikan soal yang ditulis dipapan tulis.

Sial!

Mengapa soalnya begitu sulit. Ngomong-ngomong ini pelajaran matematika ilmu yang memuakkan. Siapa yang menciptakan lagu matematika yang menyenangkan itu? Kasih tau biar taehyung salim sama dia. Ya mana berani hajar, yang ada dirinya masuk penjara karena menindas seorang pencipta lagu terdakjal eh maksudnya terenak bagi seluruh murid yang kapasitas otaknya akan hilang saat pelajaran angka-angka menjengkelkan itu.

Dan taehyung salah satu dari berjuta murid didunia itu. Heol, jika disuruh menghitung uang sudah pasti dirinya tanggap, lagian siapa yang nggak bisa ngitung uang. Orang buta huruf aja bisa.

Tapi kalau disuruh menghitung angka dengan beribu rumus itu taehyung menyerah. Lebih baik dirinya membenturkan kepalanya hingga pingsan, dan pas sadar dirinya akan pintar seperti penemu rumus-rumus menjengkelkan itu. Oh god, mengapa itu orang harus membenturkan kepalanya hingga pingsan sih, coba saja jika tidak terjadi, maka rumus-rumus menjengkelkan ini juga tidak akan ada.

"Kenapa kau melamun kim, kerjakan cepat" Taehyung menggaruk kepala bagian belakangnya gatal. Iya sih beneran gatal, soalnya udah seminggu belum keramas hehehee.

"Anu saem, ii..itu sa..saya anu"

"Saya anu apa kim taehyung, bilang saja kau tidak bisa menjawab soal didepan" taehyung menyengir.

"Ah saem tau saja" ujarnya sambil nyengir gak berdosa. Guru paru baya atau song saem itu menghela napas kasar. Sudah terlampau hapal dengan sifat muridnya yang satu ini.

"Berdiri diluar sampai istirahat" Taehyung nurut aja, berjalan keluar kelas lalu berdiri dengan sebelah kaki keatas dan kedua tangannya mengapit kedua telinganya.

Semua itu tak luput dari pandangan murid dikelas. Terutama jimin, dirinya mulai khawatir dengan adik kembarnya. Bagaimana jika taehyung kelelahan? Terus kambuh. Pikiran itu terus berputar diotaknya.

kookie [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang