01 : call

2.6K 208 30
                                    

❝ takdir kita berlawanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

takdir kita berlawanan. kamu yang selalu berlalu menuju titik putih, sedangkan aku yang selalu terjatuh dalam titik hitam. kita adalah abu abu dalam suatu ikatan persaudaraan, karena sampai kapanpun kamu adalah si sempurna yang tidak akan pernah bisa aku gapai.

. . .





Our Fate







lantunan lagu milik ardhito menggiringi ramainya cafe bernuansa 90an yang sedang viral akhir akhir ini. di salah satu meja panjang menjajar yang berdekatan langsung dengan jendela diatas kaki bukit terisi oleh dua remaja yang memokuskan pandangannya pada laptop serta tumpukkan buku diatas meja mereka.

setidaknya hingga ponsel salah satu dari mereka berdering menandakan panggilan masuk.

keduanya sempat menahan nafasnya selama beberapa saat, diakibatkan jantung yang secara tiba tiba berdegup kencang tidak beraturan membuat panik semakin melanda, salah satu dari dua pemuda itu- jaydan, menatap wajah sahabatnya sekilas sebelum mengangkat panggilan diponselnya dengan ragu.

"pulang."

belum sempat mengeluarkan sepatah kata, suara penuh tekanan terdengar dari ujung sana. memerintah tanpa intonasi. seolah kata yang dikatakannya mutlak, tidak dapat dibantah.

"iya sebentar kak, jaydan lagi kerkom."

"jangan nyusahin, bunda nyuruh kamu pulang."

"iya..."

pemuda berusia 17 itu menghela nafas pelan, pandangannya menatap nanar benda persegi panjang digenggamannya yang sudah tertera tulisan panggilan telah berakhir.

oh tentu saja, apa yang ia harapkan dari kakaknya yang bahkan tidak menganggap keberadaannya sama sekali. basa basi? silahkan bermimpi.

"kakak lo, dan?"

sang pemilik nama menoleh, menatap salah stau dari lima sahabat dekatnya- naresh, yang mengintip ponsel miliknya. sudah menjadi kebiasaan bagi mereka saling mengintip ponsel satu sama lain. toh, mereka tidak punya sesuatu yang benar benar harus dirahasiakan, selama itu hanya mereka berlima ya tidak masalah.

"iya, biasalah. katanya bunda nyariin lagi." ucapnya, mulai membereskan barang barangnya yang berserakan disana sini.

naresh yang melihat itu hanya bisa membisu, jaydan memang selalu menuruti kemauan kakaknya, seolah apapun perkataan yang keluar dari bibir sang kakak setara dengan perkataan presiden, wajib dituruti dan tertanam sempurna dalam otaknya.

Our Fate || 2sungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang