2020"Apa yang akan kau lakukan dengan semua barang ini?" Tanya New menghalangi pria yang berada di hadapannya.
"Biarkan aku lewat." Serunya menyeret koper di tangan kanannya, sementara tangan kirinya tengah menghalau New.
"Apa yang akan kau lakukan?" seru New lagi. Namun ia tidak mendapatkan jawaban apapun dari pria itu.
"Tay Tawan!"
"Diamlah New!" New menatapnya dengan padangan yang sulit di artikan. Ia bahkan menahan nafasnya kuat-kuat. Mengalihkan pandangannya dari pria di hadapannya. Tay beringsut meninggalkan New yang masih berdiam pada posisinya.
"Kenapa kau lakukan ini, Tay?"
Tay tidak lantas menjawab. Ia terus membereskan barang-barangnya. Mengosongkan setengah lemari kemudian menatanya ke dalam koper besar di tangannya.
"Sudah ku bilang padamu. Jangan pernah mengharapkan apapun dari semua ini."
"Kalau begitu ceraikan saja aku. Biar impas." Mendengarnya mata Tay hampir melotot. Membalikkan badannya dan menghadap New. "Apa pikiranmu memang sependek itu? Aku tidak bisa menceraikanmu, meski aku sangat ingin melakukannya."
New hanya tersenyum miris mendengarnya. Ia kuat. Ia adalah New yang kuat. Ia masih memandang sosok yang membelakanginya itu. Menatapnya lekat-lekat. Memperhatikan sebelum akhirnya bergumam pelan, "Aku memang bodoh.."
2010
New berjalan dengan headset menggantung di kedua telinganya. Ia tengah mendengarkan lagu kesukaannya hari ini. Membangun mood yang baik sebelum akan di hancurkan oleh harinya yang sial. Karena sekarang ia bertemu Tay Tawan, pria sok tampan yang sering membawa pasukan penggemarnya di tempat New kerap tidur siang, perpustakaan. Entah darimana awalnya, terlalu banyak Tay Tawan di kehidupan New.
Sama sepertinya, Tay memasangkan headset pada kedua telinganya, dengan tangan dan mata yang terfokus pada sebuah buku. 'Bagaimana ia bisa berjalan tanpa menabrak?' pikir New. Mereka sama-sama berdiri menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi merah.
New memandang keliling ketika lampu itu hampir berubah menjadi merah. Hanya saja pandangannya berhenti pada sesosok Tay yang tiba-tiba berjalan ke depan tanpa memperhatikan lampu yang masih hijau. Ia tetap fokus pada apa yang ia baca. Sementara orang-orang memperingati tidak terdengar olehnya. Mata New membulat seketika saat sebuah mobil melaju kencang mendekati Tay.
Dengan panik New menghampiri Tay. Ia tidak boleh menyeberang.
"OOiii! Sialan! Minggir!" New meraih pundak Tay dan mendorongnya sekuat tenaga melewati garis penyeberang. Sementara dirinya tak memiliki kesempatan untuk bergerak meminggir.
Tay merasakan dirinya didorong begitu kuat. Hingga sikunya menggesek aspal. Rasanya pedih. Ia ingin mengumpat, tetapi mulutnya tertahan melihat siapa yang sudah tergeletak di sana. Di kelilingi orang-orang. Ada jaket klub renang diantara kaki mereka membuat tangan Tay gemetar.
Tay berdiri menghampirinya. Matanya melebar melihat pria berambut hitam yang ia ingat siapa.
"New." Ucapnya pelan. Sebelum ikut merosot karena kakinya lemas.
Ia menarik New pada pangkuannya. "Oi! New! Bangun bodoh! shia!" namun tak ada respon apapun dari New. Pria itu tetap diam dengan darah yang mengaliri kulit putih halusnya.
"Oi! New bangun!" Tay bergetar melihat New tak kunjung merespon.
"Panggil ambulance! Cepat!" Tay berteriak menatap berkeliling kerumunan di atas kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
Short StoryNew Thitipoom terbangun dari komanya setelah mengalami kecelakaan, seingatnya Tay Tawan hanyalah teman SMA, tapi... kenapa Tay mengatakan jika mereka sudah menikah? Amnesia New membawanya pada masa depan yang penuh kejutan, sementara masa lalunya ya...