2010
New termangu menatap jendela. Di sana ada Tay tengah berolah raga bersama teman sekelasnya. Hari ini adalah pelajaran basket. Olahraga kesukaan New. Seingatnya Tay tidak bisa bermain basket sama sekali.
Ia tersenyum saat menangkap sebuah gurat kekhawatiran pada wajah Tay. Sekarang New sedang berpikir. Bagaimana jika ia memberitahu Tay jika ia datang dari tahun 2020? Apa reaksi Tay nantinya? Jangan-jangan Tay akan menyebutnya gila.
Matanya kembali menatap lapangan. Matanya terus menatap Tay yang hendak melakukan service. Ia hampir tertawa saat bola yang di lemparkan Tay meleset terlalu jauh. Bahkan mengenai teman perempuannya dan ia mendapatkan sorakan.
"Ppftt.."
PRAK
New terlonjak kaget ketika mistar kayu 60cm menggebrak mejanya. Matanya mengerjap pelan dengan detak jantung yang cepat.
'Matilah aku.' Batin New.
Ia mendengar seruan untuk berdiri. "Kurasa kau sudah sangat pintar untuk pelajaran Sejarah Thailand sampai-sampai kau tak memperhatikanku."
Suara yang terdengar menahan amarah itu tertuju padanya. "Ma.. Maaf. Guru.. Aku.."
"Cepat keluar dan lari keliling lapangan 10 kali."
New melirik ke kanan dan kirinya. Semua mata murid kini tengah tertuju kearahnya. Yah.. Apa boleh buat.
"Baik, Guru."
New berdiri dari bangkunya dan beringsut melangkah keluar kelas. Ia memukul kepalanya frustasi. Tidak adakah hal bagus yang bisa kau lakukan New Thitipoom? Setelah sampai di tepi lapangan. New berusaha menundukkan kepalanya.
New berjongkok sebentar dan mengencangkan tali sepatunya sebelum berlari. Ia mendongak menuju ruangan kelasnya. Ia kembali menunduk takut saat tatapan Guru Sejarahnya masih mengawasinya disana. Newpun berdiri dan mulai berlari.
Belum sempat satu putaran ia berlari. Semua makhluk yang tengah menjalani jam olahragapun langsung memperhatikannya. Ada yang menatapnya dengan gelengan kepala. Ada juga yang menatapnya dengan tatapan penuh ejekan. Dan ada juga yang menyorakinya dengan penuh semangat. New sudah mau melepas sepatu dan melemparkannya kearah orang-orang tersebut.
"Kutu buku sepertinya ternyata bisa dihukum juga."
Seseorang lelaki dengan cengiran lebar berbicara dengan Tay yang nampak acuh tersebut. Ia menyikut perut Tay agar mengikutinya yang tengah memperhatikan sosok New yang nampak sedang dihukum tersebut. Tay tak membalas ucapan temannya itu. Ia hanya menoleh sejenak menatap New.
"Bodoh." Ucapnya singkat.
Teman Tay itupun menoleh kearah Tay saat mendengar kata 'Bodoh' keluar dari bibir pemuda dingin tersebut.
"Bodoh? Ya.. Tapi dia manis."
Tay yang nampak akan melakukan service tersebut seketika berhenti. Ia menoleh sedikit kearah temannya itu dengan dahi berkerut.
"Manis apanya." Sahut Tay lagi dan langsung melakukan service.
"Huaaaa! Lihat mereka!"
"Off itu serius ya dengan New?"
"Ternyata Off pantang menyerah juga!"
Tay mau tak mau menolehkan kepalanya mendengar suara-suara riuh tersebut. Lapangan itu kini nampak heboh dengan sorak-sorakan penuh nada menggoda kearah dua orang yang nampak berlari bersama tersebut.
Disana. Entah bagaimana ceritanya Off Jumpol sudah berdiri tepat di samping New dan ikut berlari dengan pemuda manis itu. New nampak makin menundukkan kepalanya menahan malu saat dirinya makin menjadi perhatian banyak orang. Sedangkan Off nampak tak terganggu sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
Short StoryNew Thitipoom terbangun dari komanya setelah mengalami kecelakaan, seingatnya Tay Tawan hanyalah teman SMA, tapi... kenapa Tay mengatakan jika mereka sudah menikah? Amnesia New membawanya pada masa depan yang penuh kejutan, sementara masa lalunya ya...