[ FLASHBACK 2019 ]
.
.
.
Tay nampak memetik senar gitarnya dan kemudian menuliskan sesuatu di suatu kertas. Pemuda itu nampak begitu berkonsentrasi dan fokusnya pada apa yang ia lakukan tiba-tiba buyar saat sebuah suara muncul dan menyebabkan kebisingan.
"Te.. Te... Teee!" Tay menghela nafas maklum mendengar suara itu. Ia kembali melanjutkan aktifitasnya dan tidak terlalu menghiraukan sosok yang baru datang tersebut.
New yang baru saja muncul dengan memegang sebuah kertas pun ikut duduk tepat disamping Tay yang masih nampak tak terganggu sama sekali. "Ayo pergi bersama.. kau mau kan?" New menunjukkan undangan yang ia bawa pada Tay. "Kau ingat Sings dan Janhae tidak? Mereka satu SMA dengan kita... dan ini undangan pernikahan mereka. Aku rasa apabila datang nanti di sana akan seperti pesta reunian SMA."
New berujar dengan sangat semangat namun saat menyadari Tay sama sekali tak meresponnya pun membuat New kesal. "Oi Te Tawan! Kau tidak mendengarkanku ya?"
"Dengar kok..." ujar Tay masih singkat. New kian sebal mendengar jawaban Tay tersebut. "Kau tidak asik sekali. Seharusnya kau pacaran saja dengan gitarmu itu dan bukannya pacaran denganku." Mendengar ucapan New, Tay pun menoleh dan mendapati wajah New yang sangat menggemaskan.
"Hin..." Panggil Tay dan membuat New ikut menoleh. "Ada apa?" Balas New ketus. Tay menggerakkan jari telunjuknya nampak sedang menyuruh New mendekat. Dan melihat Tay menyuruhnya untuk mendekat pun New menurutinya.
CUPP
New terbelalak saat Tay tiba-tiba mengecup bibirnya. Bola matanya sudah mau keluar. "ALAAIIII?" Tanya New. Tay tersenyum menatap wajah New yang sudah merah seperti kepiting rebus. "Besok aku jemput di rumahmu... ayo pergi bersama." Ucap Tay.
.
.
.
Tay duduk nyaman di sebuah sofa yang berada di dalam rumah megah milik keluarga New. Tay spontan berdiri dari duduknya saat ayah dari New yang bernama Thanaboon muncul. "Selamat malam paman." Ujar Tay membungkuk sopan. Thanaboon hanya mengangguk dan menyuruh Tay kembali duduk.
"Bagaimana kabar ayahmu?" Tanya Thanaboon. "Baik-baik saja paman." Jawab Tay. Thanaboon tersenyum simpul dan menatap Tay serius.
"Tay..."
Tay langsung mengangkat wajahya dan melihat Thanaboon. "Ya paman?" Sahut Tay. "Kau tahu kan kalau kau satu-satunya harapan paman?" Tay tidak berbicara apapun. "Paman harap kalian cepat-cepat menikah. Kalian sudah saling mengenal sejak SMA. Lagipula usia paman dan ayahmu sudah semakin tua.. dan apabila kalian sudah menikah. Paman akan merasa tenang menyerahkan perusahaan padamu."
Tay tersenyum hambar. Baik ayahnya ataupun ayah New. Keduanya sama-sama menumpukkan perusahaan padanya. Tay sebenarnya masih ingin mengejar mimpinya. Ia ingin membuktikan bahwa ia bisa sukses di dunia yang ia inginkan dan saat itu terjadi, baru dia akan menikahi New dengan hati yang bangga. Ia tidak ingin hanya berpangku tangan menerima warisan.
"Akan aku pikirkan lagi paman." Ujar Tay pelan. "Kalian sedang bicara apa? Serius sekali." New tiba-tiba datang dan membuat Thanaboon maupun Tay menatapnya bersamaan. "Apa ayah salah berbicara dengan calon menantu?" Ujar Thanaboon. New menatap sinis ayahnya dan menatap Tay. "Benar? Ayah tidak bicara macam-macam padamu?" Tay berdiri dari duduknya dan membungkuk hormat pada Thanaboon.
"Kami pergi dulu paman." Dan setelah itu Tay menggiring New untuk berjalan keluar.
"Ayahku benar-benar tidak menanyaimu macam-macam Kan?" Tay berdehem untuk menjawab pertanyaan New. Pemuda tampan itu membuka pintu mobil dan mempersilahkan New untuk segera masuk. "Apa yang kau tunggu? cepat masuk." suruh Tay.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
Short StoryNew Thitipoom terbangun dari komanya setelah mengalami kecelakaan, seingatnya Tay Tawan hanyalah teman SMA, tapi... kenapa Tay mengatakan jika mereka sudah menikah? Amnesia New membawanya pada masa depan yang penuh kejutan, sementara masa lalunya ya...