6

1.1K 142 13
                                    

2010

New menggapai pundak Tay untuk memutar menghadapnya. Peluh menutupi wajah New. Ia mengejar Tay sangat jauh. Bagaimana bisa Tay berjalan secepat itu?

"Tay Tawan!" panggil New terengah.

"Kau salah paham. Aku tidak pacaran dengan Off. Kami hanya mengobrol." Lanjut New ketika dilihatnya Tay hanya mengangkat alisnya. Ia masih mengatur nafasnya yang pendek-pendek.

Tangannya masih bertengger di pundak Tay.

"Sudah ku bilang, aku tidak peduli."

"Tidak, Tay."

Tay hendak melangkah, namun New kembali menahan, menarik lengannya. "Kau mau kemana?"

"Pulang."

"Tapi bukannya kau mau mengajarkan ku piano?"

"Tidak usah. Carilah orang lain yang bisa mengajarkanmu." Kata Tay tanpa menoleh pada New.

Tay beranjak dari sana meninggalkan New.

Tidak. Apakah kisah cintanya akan berakhir begini saja? Apakah Tay tidak akan pernah mencintainya?

Katakanlah New sangat keras kepala. Ia berjalan mengiringi Tay. Menyamakan kakinya dengan Tay, meski Tay tidak mempedulikannya.

Tapi tiba-tiba langkah Tay berhenti dan berbalik menghadap New.

"Berhenti mengikutiku." Bentak Tay. New menggigit bibir bawahnya gugup. Ia menarik nafas dalam-dalam, tidak berani menatap mata Tay. "Tapi aku sudah berjanji─"

"Pergi lah. Lupakan janji mu. Aku sudah tidak berminat." Tay kembali berbalik dan meninggalkan New. Bedanya sekarang New tidak mengikutinya. Ia menunduk di tempatnya berdiri.

"Tay Tawan berengsek!" umpat New.

Langkah Tay lagi-lagi berhenti, meski badannya tak serta merta membalik.

"Ada apa denganmu? Kau sangat berlebihan! Aku hanya bicara dengan Off dan kau bersikap seolah menyalahkanku. Padahal aku tidak sengaja melakukannya." Teriak New. Tubuhnya merosot. Kakinya yang terkilir kembali nyeri, salahkan Tay karena membuatnya berlari.

"Aku minta maaf! Aku minta maaf Tay Tawan."

Sembari menghela nafas yang panjang, Tay berbalik menghampiri New, mengulurkan tangannya.

"Jangan membuatku menunggu. Aku tak suka menunggu."

New menggapai tangan Tay, beranjak dari duduknya meringis menahan sakit di kakinya.

"Aku janji, tidak akan membuat mu menunggu."

New menatap lekat Tay, membuat Tay merasa gusar dan gelisah. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Yasudah aku pergi." namun tidak semudah itu.

Langkah Tay terhalang. Ia merasakan tangannya di tarik New.

Matanya membulat sempurna. ketika ia merasakan sesuatu menempel di bibirnya. Seketika perutnya seperti terisi ribuan kupu-kupu, waktu di sekelilingnya berhenti bergerak.

New menciumnya.

Jantungnya serasa ingin meledak. Tay masih terdiam ketika New melepaskan ciumannya perlahan.

Bola mata New bergerak acak. Ia gugup. "Ak─aku..."

New berbalik dengan cepat. Ganti ia yang meninggalkan Tay yang berdiri mematung di sana.

Tay merasa keterkejutan yang luar biasa, hingga kakinya lemas tidak mampu mengejar New dan meminta penjelasannya. Tangannya bergerak ke dada. Merasakan sebuah debaran yang kencang.

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang