2010New terduduk sendirian di bangku panjang tersebut. Pemuda itu masih nampak termangu di sana. Harus bagaimana dia sekarang? Apa dia harus bahagia atau bersedih? Bahagia karena sudah melepaskan diri dari Tay dan bersedih karena sudah melepaskan Tay.
New mendongak memandangi langit yang berada di atas kepalanya. Hujan baru saja berhenti turun. Dan sekarang langit kembali cerah. Saat ia memutuskan untuk menyerah akan Tay. Apa dia juga harus membuka hati untuk orang lain? Haruskah?
New mengernyitkan dahi saat telinganya kembali menangkap sebuah suara aneh. Ia menoleh kearah kirinya dan memiringkan kepala saat matanya tak sengaja melihat ujung sepatu yang berada di antara semak-semak. New diam sejenak untuk berpikir. Sepatu? Di semak-semak?
"Ah." New langsung menutup mulutnya agar suaranya tidak terlalu keras. Ia mengulum senyumnya dan kembali melirik kearah semak-semak itu. "Off Jumpol. Aku tahu itu kau. Jadi keluarlah." Ujar New santai.
Tidak lama dari itu seseorang benar-benar muncul dari semak-semak tersebut. Membuat New menoleh menghadap sosok itu. "Kau benar-benar payah dalam menguntit. Jadi carilah keahlian lain." Ujar New.
"Apa kau sedang mengejekku sekarang?" Rajuk Off. Pemuda tinggi itu nampak membersih-bersihkan seragamnya yang terkena kotoran karena bersembunyi barusan. Off lalu berjalan menghampiri New dan duduk tepat di samping pemuda itu. Setelah selesai membersihkan seragamnya. Off menoleh kearah New. Dengan serius ia menatap New. "Kau... Apa tidak apa-apa?"
New ikut menoleh kearah Off. "Kenapa? Apa aku terlihat tidak apa-apa saat ini?" New bertanya balik. Off menundukkan kepalanya. "Aku melihat Kau dan Tay. Maaf karena sudah melihatnya."
"Ah benarkah? Kau melihatnya? Ya sudah.. Tidak apa-apa." ujar New. Pemuda manis itu kembali menundukkan kepalanya. "Apa Kau sangat menyukainya?"
"Siapa?"
"Tay Tawan. Kau sangat menyukainya?"
New mengangkat wajahnya dan terdiam nampak berpikir. "Entahlah. Mungkin iya." New buru-buru menarik nafasnya dan melempar senyum lebar kearah Off. "Tapi Off... Ngomong-ngomong kenapa kau belum pulang?" tanya New.
"Ah itu... Aku tadinya berniat untuk mengajak Kau pulang bersama... Tapi malah... Melihat Kau sedang berbicara dengan Tay."
New mengangguk mengerti mendengar ucapan Off. "Oh iya Kau... Kau mau minum tidak?"
"Apa?"
Off tersenyum lebar dan membuka ranselnya lalu mengeluarkan dua buah kaleng soda dari sana. "Tadinya aku membelinya untuk diminum saat kita pulang. Tapi kurasa sekarang juga tepat."
Off meletakkan satu kaleng di sisinya. Dan satunya lagi coba ia buka. "Aku akan membukanya untuk Kau. Jadi tunggu sebentar ya?"
CRASSHH
"Wowww!"
Off langsung berdiri dari duduknya saat soda itu malah menyemprot ke wajahnya. Dia baru ingat. Tadi dia sempat berlari untuk mengejar New dan itu menyebabkan soda yang ia simpan di dalam ransel tergoncang.
"Hahahahaha... Ouuuuiiii Off! Lihat wajahmu?" Off langsung sadar dengan apa yang baru saja menimpanya. Suara tawa New membuatnya kembali menoleh. Off mengerjap-ngerjapkan matanya saat melihat New tertawa begitu lepas di hadapannya.
"Kemari duduk."
New dengan segera menarik tangan Off dan menyuruhnya untuk duduk. Pemuda manis itu mengeluarkan sapu tangan miliknya dan mengelap wajah Off yang basah akibat soda. Sedangkan itu Off masih nampak terdiam di posisinya. "Lihat wajahmu sekarang? Hahaha... Aku benar-benar ingin tertawa kencang melihatnya." Ucap New seraya masih membersihkan wajah Off yang basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
Short StoryNew Thitipoom terbangun dari komanya setelah mengalami kecelakaan, seingatnya Tay Tawan hanyalah teman SMA, tapi... kenapa Tay mengatakan jika mereka sudah menikah? Amnesia New membawanya pada masa depan yang penuh kejutan, sementara masa lalunya ya...