3

1.4K 140 3
                                    




2010

"Newwie!" teriak sesosok pemuda dengan tubuh jangkung. Ia berlari memasuki klinik. Memperhatikan dengan seksama sosok yang tengah terduduk di salah satu ranjang. Dengan kaki yang di balut kompres.

"Apa yang terjadi, kenapa kau begini?" ia menghampiri pemuda itu.

"Tidak apa Off. Hanya tekilir saja."

"Apa? Hanya terkilir? Kau selalu saja meremehkan sesuatu." Off berjongkok menatap kaki New yang memerah.

"Apakah sudah diobati?" New mengangguk. Ia menunjuk dua botol di belakang Off.

"Aku hanya perlu mengompresnya dengan air dingin. Jika bengkaknya bertahan sampai tiga atau empat hari. Maka aku harus ke dokter."

Off memiringkan kepalanya, "Dari mana kau mendapatkan pengetahuan semacam itu?"

"Tay."

.

.

.

2020

New tengah memperhatikan Tay yang sibuk di ruang kerjanya. Sedang ia duduk di hadapan tv tanpa ada niat menontonnya. Ia bosan. Ia tidak bisa bebas keluar. Ia rindu teman-temannya. Terutama Off. Pasti menyenangkan jika ada Off. Mereka akan bersenang-senang bersama di sekolah, lebih tepatnya membuat onar.

TING TUNG

Tay tidak bergerak dari posisinya.

TING TUNG

"Satt, ia tidak akan bergerak kah?" New berdiri hendak membuka pintu.

Mata sipit New membulat melihat siapa yang tengah berdiri disana. Ditambah reaksi spontan dari pria di hadapannya. Ia menubrukkan tubuhnya pada New. Memeluk erat New yang kebingungan.

"Off?"
.
.
.
.

2010

Off berjalan beriringan dengan New melewati koridor. Kaki New masih terasa nyeri. Tapi ia sebenarnya tidak membutuhkan bantuan dari Off untuk berjalan. Namun, Off bersikeras untuk mengantarnya.

Mereka berada di perpustakaan. New dan Off bukanlah tipe pembaca. Mereka lebih suka menonton. Berbeda dengan Tay, New kerap melihat Tay di ruang perpustakaan sebelum pulang dari sekolah. Ya, tujuan New datang kemari bukan untuk membaca. Melainkan melihat Tay.

Tay muncul ketika Off dan New mengambil tempat di meja yang kosong. Ada yang salah di situ. Tay yang tadinya hendak berjalan ke arah New tiba-tiba berbalik arah dan terjebak oleh kerumunan gadis-gadis genit itu lagi. Membuat New menghela nafas berat.

"Ada apa denganmu New?" Tanya Off menatap New yang kelihatan bingung.

"Tidak, tidak ada. Memangnya kenapa?"

"Kau sangat berbeda. Kau tampak tengah memikirkan sesuatu."

New merubah raut wajahnya, setengah tertawa. "Tidak Peun. Mungkin itu hanya perasaanmu."

Off masih memandangi New, ia sendiri tak yakin apa yang terjadi dengan New. Sementara New tak mau ambil pusing. Ia kembali memperhatikan Tay yang terperangkap di antara kerumunan.

Ada yang berbeda dari mata New. Pandangannya yang menyiratkan akan kesedihan dan kerinduan. Membuat Off merengut, ia tak pernah melihat New serapuh itu. Belum lagi mata itu seolah menyimpan sakit yang dalam. Siapa yang membuat New begini?

Off mengikuti arah pandang New yang ternyata menuju pada Tay. Orang yang bahkan tak ada dalam otak Off sebagai tersangka. Seingatnya, New tidak pernah berhubungan dengan Tay, dekat juga tidak. Lagipula mereka tidak sekelas. Tak pernah terpikir jika orang yang mungkin dikeluhkan New, adalah Tay Tawan.

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang