Jisoo terbangun dari tidurnya, badannya terasa sakit karena tertidur diatas meja. Ia lalu mengusap wajahnya, mengucek kedua matanya guna memperjelas penglihatannnya, melirik ke arah arlojinya yang menunjukkan pukul 4 pagi.
Dengan terburu-buru Jisoo mengecek ponselnya, tidak ada pesan atau panggilan apapun dari Taehyung. Kini Jisoo benar-benar cemas, ia membuka kunci pintu kamar apartementnya lalu sedikit berlari menuju kamar Taehyung.
Mengetuk berkali-kali namun tidak terlalu kencang karena takut mengganggu penghuni lain. Lalu Jisoo teringat kalau ia mengetahui password pintu kamar Taehyung, ia lalu membukanya dengan hati-hati. Berharap menemukan Taehyung yang tertidur pulas dikasurnya.
Jika memang begitu, Jisoo mungkin nantinya akan marah, tapi paling tidak Taehyungnya baik-baik saja. Namun harapannya sirna, bahkan ia membuat harapan tersebut belum sampai lima detik. Ia sudah menemukan kondisi kamar Taehyung yang kosong, tak ada seorang pun.
Jisoo menunduk pasrah, berjalan gontai untuk kembali ke unit kamarnya sambil berdoa semoga Taehyung baik-baik saja.
Tidak apa apa jerih payahnya memasak menjadi sia-sia, tidak apa apa usahanya berdandan berujung tak dilihat oleh Taehyung. Tidak apa-apa. Yang terpenting bagi Jisoo saat ini hanya kabar Taehyung.
Jisoo kembali menghubungi Taehyung yang sama sekali tak membuahkan hasil. Ia melempar ponselnya ke kasur setelah sekitar 27 kali mencoba. Ia mengacak rambutnya frustasi, apa yang bisa Jisoo lakukan? Bahkan kantor Ayah Taehyung sebagai satu-satunya petunjuk keberadaan Taehyung pun Jisoo tidak tau tempatnya.
"Apakah ia mengemudi dengan cepat? Apa terjadi sesuatu? Ah.. tolong.. Taehyung.. tolong.. beri aku kabar." Jisoo mengoceh sendiri, menggigit ibu jarinya karena merasa begitu cemas. Pikirannya kalut.
Sungguh ia akan menyalahkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada Taehyung.
Entah apa korelasinya, namun Jisoo berpikir bahwa Taehyung hilang seperti ini tepat saat Jisoo mengajaknya makan malam.
Ia lalu mendudukan diri di tepi ranjang, mulai terisak sambil memeluk kedua lututnya. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Perasaanya terasa di ombang-ambing, antara khawatir dan sedikit kecewa.
*****
Seorang perempuan dengan surai coklat sebahu kini sedang memejamkan mata, menikmati pijatan-pijatan di sekitar pucuk kepala serta lehernya. Sambil mendengarkan lagu yang mengalun di tempatnya duduk sekarang, tangannya sibuk melihat lihat unggahan teman-teman sosial medianya.
Selesai melihat-melihat timeline instagram, ia lalu melihat unggahan-unggahan cerita teman-temannya di Instagram Story. Matanya menyipit ketika menemukan sesuatu yang tak asing baginya, namun hal itu terganggu ketika layar ponselnya tiba-tiba menampilkan nama "Jichu".
"Halo Jichu?"
"Jen..? Kau dimana?"
"Aku? Aku disalon. Ada apa?"
"Apa setelahnya kau bisa ke tempatku? Aku.. a-aku.. sedang ada masalah. Aku butuh teman."
Jennie kemudian bungkam sejenak, kemudian dengan mantap ia menerima ajakan sahabatnya.
"Tentu saja, aku akan kesana secepatnya."
"Terimakasih Jen, hati-hati dijalan.."
"Siap Chuuu!"
Panggilan terputus, Jennie kemudian kembali membuka aplikasi Instagram di ponselnya dan mencari story instagram yang tadi sedang ia lihat. Mulutnya sedikit terbuka, alisnya mengerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jisoo and Her Flower
FanfictionBisakah Jisoo lupa dari masa lalunya dan menerima Taehyung menjadi masa depannya? Jisoo and Her Flowers---Februari, 2021. [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW UNTUK MEMBACA SELURUH CHAPTER] all pict are from pinterest. #4 in VSoo - 27 April #3 in VS...