side story: yunho ver.

533 162 85
                                    

"anda menderita kanker hati stadium tiga."


dunia yunho rasanya runtuh saat itu juga.

ah, mungkin ini adalah karma ya?

saat yunho masih duduk di bangku sekolah dasar, orangtuanya dibunuh oleh seorang psikopat.

sejak hari itu, yunho hidup seperti orang yang 'hidup segan mati tak mau'. ia bahkan mencoba berbagai macam minuman beralkohol yang sebenarnya belum legal dikonsumsi oleh anak seusianya waktu itu.

yunho mulai bangkit dari keterpurukan setelah ia menemukan surat peninggalan orangtuanya yang mengatakan kalau mereka ingin melihat sang anak diterima di sma wonderlandㅡsalah satu sekolah yang paling bergengsi di kota mereka.

untuk itu, yunho bekerja paruh waktu dari pagi sampai sore guna mengumpulkan biaya masuk, di samping mencukupi kebutuhan sehari-harinya. sepulang kerja ia belajar hingga tengah malam, begitu seterusnya.

benar-benar hidup yang sangat keras bagi seorang anak yang masih duduk di bangku smp sepertinya.

yunho sangat senang saat dirinya berhasil diterima di sekolah impian orangtuanya. namun, beberapa saat setelah ia masuk ke sana, ia mulai menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan sekolah itu, termasuk siswa-siswa yang hilang tanpa sebab.

yunho pun memutuskan untuk menyelidiki hal itu secara diam-diam sebelum kemudian ia mengetahui soal waktu hidupnya yang tinggal beberapa bulan lagi.

kecewa? tentu saja.

yunho ingin marah dan melampiaskan semuanya, mempertanyakan mengapa semesta begitu tidak adil padanya sejak ia masih kecil hingga sekarang.

seolah, ia tidak pernah ditakdirkan untuk hidup bahagia.

namun yunho bertekad, setidaknya ia harus menyelesaikan kasus ini sebelum dirinya pergi.


suatu hari, yunho secara tidak sengaja melihat seonghwaㅡyang sedang berubah menjadi hwaseongㅡmemasuki ruangan di belakang mading.

karena itu, yunho mulai menempelkan postcard bergambar mawar hitam di sudut mading, yang sebenarnya ingin menunjukkan bahwa di belakang madingㅡpada bagian yang sama dengan tempat ditempelnya postcard ituㅡterdapat kepingan puzzle yang menjadi kunci untuk membuka ruangan rahasia.

yunho sering kali pulang malamㅡseperti yang dikatakan mingiㅡkarena di samping pergi ke dokter untuk pemeriksaan berkala, ia juga diam-diam sering masuk ke ruang rahasia itu untuk mencari bukti.

hal ini yang membuat hongjoong sempat salah mengira kalau yunho adalah pelaku penculikan para siswa sma wonderland, hanya karena dirinya pernah melihat pemuda beraroma lavender itu menghilang begitu saja di balik madingㅡtanpa mengetahui bahwa dalang yang sesungguhnya, salah satunya adalah teman sekamarnya sendiri.

dari hasil menguping pembicaraan hwaseong dan jongho, yunho bisa mengetahui bahwa hwanwoong akan dibunuh pada jam sepuluh lewat sepuluh hari itu.

karena terburu-buru, ia hanya menuliskan '10.10' pada postcard, berharap akan ada yang mengerti maksud itu. namun sayangnya, san yang menjadi orang pertama dalam membaca postcard itu, tidak menangkap maksud yunho.

kalau ada yang bertanya-tanya mengapa yunho tidak memberi tahu yang lain ataupun menyingkirkan hwaseong dan jongho secara langsung, hal itu karena ia tidak ingin mati sia-sia di tangan psikopat semacam hwaseong.

karena yunho tahu betul, bagaimana kejamnya seorang psikopat ketika membunuh seseorang, sama seperti bagaimana ia menyaksikan saat kedua orangtuanya dibunuh secara tidak berperasaan dulu.





























































"ini buat minggu ini." pemuda berjubah putih dengan tag nama 'kim youngjo' itu mengeluarkan sesuatu dari dalam laci mejanya.

yunho mengambil botol kecil berisi obat yang diserahkan youngjo lalu tersenyum tipis pada dokter yang kedekatannya sudah seperti kakak kandungnya sendiri itu.

"makasih, bang."

karena yunho menolak melakukan pengobatan rutin di rumah sakit dan semua obat-obatan medis sudah tidak mempan, alhasil inilah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk membantunya menahan rasa sakit.


yaitu menggunakan opioid, sejenis narkotika yang biasanya digunakan untuk pasien yang sedang menjalani kemoterapi.


"gue tanya sekali lagi, lo beneran nggak mau dioperasi?" tanya youngjo.

yunho menggeleng mantap. "keputusan gue nggak bakal berubah, bang."

"kalo dipikir-pikir, gue belum pernah tanya ke lo apa alasannya."

pertanyaan youngjo barusan membuat pemuda tinggi itu terdiam sejenak. setelah beberapa saat barulah yunho menjawab,

"karena gue nggak bisa berpegang pada peluang yang bahkan nggak mencapai 50 persen itu. gue nggak mau mati sia-sia di meja operasi, bang."


"... gue masih mau hidup normal," lanjut yunho.

youngjo mengangguk-anggukkan kepalanya lalu berkata, "oke, oke, gue ngerti. gue nggak bakal maksa lagi karena ini hidup lo."

setelahnya, yunho pun beranjak dari tempatnya setelah berpamitan dengan dokter muda itu.

namun, sebelum ia membuka pintu ruangan, yunho kembali menolehkan kepalanya dan bertanya,



"bang, lo tau nggak ... apa neraka terkejam dalam kehidupan?"


"apa itu ...?"










"penyesalan."




yunho mengulas senyumnya sebelum kemudian melanjutkan kalimatnya, "dan gue nggak mau lagi hidup dalam neraka itu."
















































"jadi, alih-alih hidup dalam penyesalan, gue berharap lo juga bisa nikmatin waktu hidup lo dengan hal-hal yang bener-bener menjadi keinginan lo, bang."

side story: yunho ver. [end]

corridor | ateez [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang