side story: jongho ver.

523 149 42
                                    

bUGH!


"ayah denger nilai ujian vocal kamu nggak sempurna kemarin?!"

jongho sedikit meringis kesakitan usai darah segar keluar dari sudut bibirnya akibat bogem mentah yang diberikan oleh pria paruh baya yang tengah berdiri di hadapannya saat ini.

"kamu nggak lupa, 'kan?! apa pun yang terjadi, kamu harus memenangi kompetisi itu!" tegas sang ayah dengan penekanan yang terselip di setiap kata-katanya.

jongho mengeratkan kepalan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih, guna menahan kekesalan setiap kali pria paruh baya itu memanggilnya dan membicarakan hal yang sama berulang kali.

selalu saja soal kompetisi sekolah.

sejujurnya, jongho sudah bosan dan sangat lelah.

namun, mengingat apa yang akan dilakukan sang ayah bila ia berani menentang perkataannya, membuat jongho hanya memendam semuanya.

"baik, ayah."



karena bila ayahnya sudah benar-benar marah, bukan tinju lagi yang ia layangkan seperti hari ini, melainkan tongkat golf yang akan bersiap menyerang badan jongho.










































"seonghwa?"

suatu hari, jongho tak sengaja melihat seonghwa dengan penampilan dan aura yang jauh berbeda, tengah menghabisi seseorang di gang sempit pada malam hari.

orang itu, hwaseong, mendengus remeh. "temennya seonghwa ya? sayang sekali, lo ngeliat hal yang seharusnya nggak lo liat."

jongho melangkah mundur ketika hwaseong berjalan mendekatinya, masih dengan sebilah pisau penuh darah yang berada dalam genggamannya.

"tunggu!" seru jongho ketika hwaseong mulai mengangkat pisau itu dan bersiap menikamnya.

"lo mau bantuin gue nggak?"

dahi hwaseong sedikit berkerut. "bantuin apa? bunuh orang?"

"ehm ... nggak perlu sampe ngebunuh sih. cuma nyulik beberapa orang."

"imbalannya?"

"berapa yang lo mau?" jongho bertanya balik.

hwaseong mengukir smirk-nya. "bukan uang tunai. gimana kalo lo dapetin beberapa obat-obatan buat gue sebagai gantinya?"

tahu apa yang dimaksud 'obat' oleh pemuda di hadapannya, jongho balas tersenyum miring.


"deal!"











































"malam ini bakal ada yang mati."

ketujuh pemuda yang saat itu tengah berkumpul bersama jongho tampak terkejut mendengar perkataan pemuda choi itu.

diam-diam, sudut mata jongho melirik ke arah seonghwa, namun tentu saja pemuda itu juga berekspresi seperti orang kebingunganㅡkarena ia tidak tahu-menahu soal apa yang dilakukan jongho dengan hwaseong.

apa sebenarnya tujuan jongho memberitahukan hal itu kepada yang lain?

entahlah.

di satu sisi, masih ada rasa kasihan di dalam dirinya ketika mendengar bahwa hwaseong akan membunuh para siswa yang telah mengetahui rencana mereka ataupun tengah berusaha menyelidiki kasus penculikan sekolah ini.

padahal, awalnya jongho hanya berniat untuk menculik anak-anak vocal yang menjadi saingannya dalam memperebutkan posisi pertama agar bisa menjadi perwakilan untuk kompetisi nanti.

namun, di sisi lain, jongho juga merasakan kesenangan tersendiri ketika melihat reaksi teman-temannya yang tampak resah tiap kali dirinya berperilaku seperti seorang cenayang yang dapat memprediksi kejadian-kejadian itu.


tanpa tahu, bahwa dirinyalah salah satu pelakunya.

side story: jongho ver. [end]

corridor | ateez [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang