Anya terbangun, sinar matahari jatuh mengenai wajahnya menembus horden putih transparant milik July.
Anya beranjak duduk sambil memegang kepalanya yang terasa nyeri. Efek mabuk semalam ya gini, bangun-bangun sakit kepala.
Anya melihat sekitarnya, semua sahabatnya masih tidur, begitupun dengan Windy yang akhirnya ikutan mabuk semalam.
Menekuk kaki dan menyangga wajahnya di atas lutut, Anya menatap lurus ke arah Saga yang masih tertidur.
Bukannya Anya tidak tau kalau Saga suka sama dia. Anya hanya berpura-pura tak tau dan tidak peduli. Sudah puluhan kali Saga menyatakan perasaan suka, dan semuanya ditolak oleh Anya.
Anya tak memiliki perasaan sespesial Saga padanya. Anya memang sayang pada Saga, namun hanya sebatas sahabat. Dan perasaan itu sama seperti perasaannya pada July, Jaya dan Rafi. Hanya pada Jingga jantung Anya berdebar-debar, sudah jelas bahwa pria itu yang mampu membuatnya jatuh cinta.
Selain karena tak memiliki perasaan pada Saga, Anya juga takut jika ia dan Saga pacaran lalu putus, itu dapat merusak pertemanan mereka. Anya terlalu menyayangi mereka semua sampai takut jika suatu hari nanti mereka berpisah akan seperti apa. Ini juga yang menjadi alasan Anya takut untuk menikah.
Anya takut jika Jingga akan melarangnya pergi bermain dengan sahabat-sahabatnya. Well, Jingga itu cukup posesif. Banyak aturan yang harus Anya turuti agar ia dan Jingga tidak bertengkar. Seperti beberapa hari yang lalu, Anya terpaksa berbohong pada Jingga agar dirinya bisa pergi main bersama sahabat-sahabatnya.
Alasan Jingga melarangnya main, 'Udah di rumah aja. Mas takut kamu ikutan liar kayak sahabat-sahabatmu itu. Mereka semua itu cowok, kamu mana tau pikirannya cowok seperti apa. Bisa aja kamu dinikmatin sama mereka kan? Dicekokin minuman terus ditidurin secara bergilir.'
Saat Jingga bicara seperti itu, ingin sekali Anya menamparnya. Jingga ini orang baru, seenaknya mengejudge para sahabatnya seperti itu. Anya ini sudah bertahun-tahun kenal dan hidup bersama mereka.
Walaupun terlihat nakal, tapi mereka ini tak pakai narkoba. Nakalnya juga wajar, namanya anak muda. Toh mereka semua sudah legal untuk minum dan melakukan having seks. Yang tidak legal itu kan yang pake narkoba! Terus dimana letak salahnya sahabat-sahabat Anya ini?
Mengerjap kaget, Anya lupa sudah berapa lama ia melamun. Segera ia beranjak berdiri menuju kamar mandi. Mumpung semuanya masih tidur, Anya bisa mandi duluan tanpa harus mengantri.
Selesai mandi dan mengambil baju kaos milik July secara random, Anya menuju dapur untuk menyiapkan teh hangat dan sarapan.
Anya tuh tidak pandai dalam urusan dapur, tapi bisa dikit-dikit. Anya merebus air untuk membuat teh, selagi nunggu air mendidih, Anya mencuci beras lalu memasak nasi dalam magicom.
Menunggu nasi masak, dan air sudah mendidih, Anya langsung menyeduh teh. Setelah itu dia mengambil telur dari kulkas dan mendadarnya. Habis menggoreng telur, Anya lanjut menggoreng nugget dan sosis.
Semua selesai dan sudah tertata rapi di meja pantry. Anya berjalan menuju ruang tengah dan membangunkan semua orang.
"Widih, ada angin apa lo masak nih?" tanya Rafi dengan ekspresi kagetnya ketika melihat meja pantry penuh dengan makanan.
"Lagi rajin aja gue." jawab Anya sambil mengambil hasil masakkannya. "Yuk bantu gue bawa ke ruang tengah."
"Siap kanjeng ratu."
Makan dengan suasana penuh canda tawa, mereka semua lupa bahwa ini sudah lewat dari jam sarapan. Fyi sekarang sudah pukul sebelas siang.
Saga, Jaya dan Windy bertugas merapikan bekas makan mereka. Saga mencuci piring di dapur bersama sama Jaya, sedang Windy menyapu lantai.
![](https://img.wattpad.com/cover/272616296-288-k33207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Hi, Anya!
Romance[complete ; mature content] Kata orang hidup itu seperti roda yang berputar, kadang kita diatas dan kadang kita dibawah. Kadang kita merasa bahagia, dan kadang kita merasa sedih. Kata ibu, hidup itu dijalani dengan penuh rasa syukur. Apapun yang te...